Chereads / THE BRILLIANT DIAMOND DYNASTY (OH SEHUN) / Chapter 5 - Chapter 5 "PARK JIYEON"

Chapter 5 - Chapter 5 "PARK JIYEON"

Budayakan vote sebelum membaca,biar aing semangat :v, bacanya enjoy yah.. jangan di skip-skip biar ke bawa sama jalan ceritanya untuk kesalahan dalam penulisan atau kata-kata maaf gak di sengaja ... dengerin lagu dari d.o Criyng out dan lagu marionet puppet dari Jiyeon sambil baca :v

___________________________________________

Kini Jiyeon mendekap adiknya mengelus kepala adiknya penuh kehangatan dan lemah lembut.

"Apa yang kau pikirkan..,tenanglah kau itu sudah menjadi anak yang berbakti pada ayah dan ibu, sudah jangan menangis, perjodohan dengan si babi buntal itu masih bisa di tolak"ujar Jiyeon masih sembari mengelus kepala adiknya

Tyuzu mendongakkan wajahnya setelah mendengar ucapan yang langka dari kakanya

"Babi buntal?" Gumam tyuzu

"ia kau tahu, ayah tidak akan membiarkan mu menikah dengan orang seperti dia kau mengerti?"jelas Jiyeon balas menatap manik sang adik

Mendengar hal itu raut wajah Tyuzu semakin sedih.

"Hiks.. aku lebih khawatir sekarang..kalau begitu Kaka!,aku takut ayah sekarang malah akan menjodohkan mu dengan babi buntal itu!hikss...setelah lepas dari Yunxi kau pasti akan kembali di korbankan olehnya hikss"Tyuzu membalas pelukan kakanya seolah merasa tidak rela

Jiyeon cukup tertegun perkataan adiknya ada benarnya

"Tidak masalah, sudahlah..jangan khawatirkan aku, lagi pula sebelumnya banyak putri-putri yang menolak aku yakin ayah tidak akan menikahkan kita pada babi buntal itu" terus meyakinkan adiknya agar tidak perlu cemas dan bersedih mereka masih berpelukan.

~~~

Awal musim salju

Di pagi hari di kediaman oh Sehun

Hamparan salju putih menyelimuti kediamannya kini Sehun terlihat sedang melamunkan sesuatu.

Kilas balik ingatan Sehun

Seorang wanita mengenakan pakaian yang sedikit membuka bahunya,matanya bulat dengan bibir merah seperti kelopak mawar pipinya selalu merona,kulitnya begitu putih bagai susu wajahnya begitu indah bak lukisan yang hidup, wanita itu terlihat menautkan benang pada jarum yang ia kenakan untuk menyulam kain bergambar phionix di depannya.

aroma mawar menyeruak di ruangan yang terdapat seorang wanita dan pria yang kini duduk berhadap-hadapan tapi dengan jarak yang cukup jauh,sang pria tengah menikmati kudapan, maniknya tak lepas dari kudapan itu, pria itu adalah Sehun dan wanita cantik yang kini bersamanya adalah Irene.

Irene bertutur dengan senyum manisnya

"Dengan penampilanmu yang sekarang wanita manapun pasti bisa kau dapatkan"maniknya tertuju pada sulaman indahnya

"Tapi jika penampilanmu berbanding terbalik, aku jamin kau akan sulit menemukan wanita yang dengan tulus mencintai mu,dan apa kau sudah menemukan wanita idaman mu saat ini tuan es?"dengan suara indahnya Irene bertanya

"Wanita idaman?"ulang Sehun merasa asing dengan kata-kata itu Sehun hanya bergumam pelan dan masih melanjutkan makannya

Irene tertawa anggun melihat ekspresi Sehun

"Aha..hahaha...jadi belum ya..?!,tuan Es belum menyukai seseorang benarkah?,Hem... bagaimana denganku?!,apa kau tidak menyukaiku?tuan es"masih memandang sehun

Sehun menggeleng

"suka" jawabnya tenang masih mengunyah makanan

Mendengar kata-kata singkat dari pria berkulit sama sepertinya itu Irene tersenyum kemudian terlihat menahan tawa rona pipinya semakin memerah menambah cantik wajahnya.

"Benarkah? Seberapa banyak kau suka padaku?" Tanya Irene maniknya terus mengarah pada Sehun yang masih mengunyah makanan dengan wajahnya yang tenang

"Aku tidak tahu"ucap Sehun menggeleng pelan menjawab apa adanya

Wanita itu kini beranjak dari tempat duduknya berjalan dengan anggun mendekati Sehun ia meninggalkan sulamannya, masih dengan senyum manis yang terpatri di wajah cantiknya Irene duduk di samping sehun, meraih tangan Sehun yang hendak menyumpit makanan kemudian ia meletakan sumpit yang ada di tangan Sehun ke atas meja, membuat Sehun manutkan alisnya memandang Irene.

ia mengelus lembut tangan Sehun dengan kedua tangan mulusnya, kemudian menatap lekat-lekat mata Sehun yang kini juga menatapnya dengan wajah yang masih saja datar.

"Sekarang apa jantungmu berdetak dengan cepat sepeti jantung ku?"Irene membawa salah satu tangan Sehun yang ia genggam ke letak jantungnya dengan nada suara yang ia buat menggoda.

Kilasan balik berakhir

Liu membuyarkan lamunannya

"Tuan.. di sini sangat dingin, masuklah aku sudah menyiapkan perapian "

"Aku ingin makan sesuatu sekarang" menoleh pada Liu di belakangnya

"Makan sesuatu,mau makan apa?"tanya Liu berkacak pinggang

"Bola daging"jawab Sehun

Liu beraut heran sekarang

"Bola daging?,....kurasa makanan itu sulit di cari di negeri ini, makanan khas itu hanya ada di negara Sila... apa bisa menemukannya di sini?"dengan ekspresi bingungnya

Sehun menyahut

"Kita coba "sembari melangkah pergi melewati Liu

"Hey tuan kita akan ke luar sekarang?! cuaca saat ini buruk, tidak baik buat kesehatan anda"mengejar tuannya dengan raut cemas dan heran.

~~~

Di paviliun Tyuzu

"Bagaimana keadaannya?" Canxu dengan wajah sedikit cemas bertanya pada wanita paruh baya berprofesi sebagai tabib

Tabib wanita menjawab dengan sopan

"Sudah mendingan tuan,ia hanya butuh istirahat sekarang demamnya sudah turun setelah meminum tonik yang ku racik,aku bersyukur demamnya tidak bertahan lama"menundukan pandangannya

Canxu mengangguk

"baguslah kalau begitu kau boleh pergi" mempersilahkan tabib itu pergi

Tabib itu meninggalkan Canxu yang tengah ada di paviliun Tyuzu, kini Canxu berniat masuk ke kamar sang putrinya untuk menjumpai anaknya yang sedang sakit.

Terlihat di dalam kamarnya terdapat istrinya yang tengah mengelus lembut kepala tyuzu yang terbaring lemah, melihat keberadaan suaminya di depan pintu kini Tae hee berdiri dari duduknya mendekat dan menarik paksa lengan suaminya untuk membawa suaminya itu keluar dari sana.

kini mereka berada di luar kamar

Tae hee dengan raut cemas

"kau lihat keadaan putri kita?!,dia sampai sakit karena bertemu dengan si oh Sehun itu, apa kau bisa membayangkan bagaimana kalau perjodohan ini tetap dilanjutkan aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada tyuzu kita nantinya"

Canxu dengan cepat menjawab

"Aku menolak tyuzu di jodohkan dengan Sehun tenanglah"

"benarkah? Sungguh?" Tae hee mebulatkan matanya suaminya mengangguk

Tae hee memeluk Canxu

"syukurlah aku menyayangimu suamiku ..Jadi kau sudah membatalkan perjodohan ini..wah aku benar-benar bersyukur"wajahnya ia hadapkan pada suaminya yang lebih tinggi darinya

"Tapi aku tidak bisa membatalkan perjodohannya dengan Jiyeon"jelas Canxu tidak menatap tae-hee

Tae hee melepas pelukannya wajahnya berubah ekspresi "kau bilang apa?!! Dengan jiy~"ekspresi marah

Canxu memotong

"Aku memang tidak bisa memberikan tyuzu pada Sehun, tapi aku sudah membicarakan ini pada Jiyeon dan Jiyeon sudah menerima perjodohan ini"jelasnya dengan raut gundah

"Apa,apa yang kau katakan?!"Tae hee reflek memukul lengan suaminya karena kesal

Canxu menjelaskan

"Zhaou sudah sangat memohon padaku,aku tidak mungkin menolak anaknya untuk jadi menantu?!"

Tae hee tetap tidak terima

"kenapa harus Jiyeon?!,kau memanfaatkan Jiyeon lagi Canxu?!Aku membencimu!"pekiknya kini meninggalkan suaminya yang mematung di tempat menghela nafasnya.

***

Sore hari di kediaman Sehun

"Bagaimana pendapat mu tentang tyuzu? Apa kau menyukainya?"Zhao bertanya sembari menyumpit makanan

".....!"Sehun tidak menjawab ia hanya memutar-mutar gelas teh dengan jarinya

Zhaou melanjutkan kata-katanya

" Canxu ayah tyuzu mendatangi ku pagi tadi dia mengatakan bahwa putri pertamanya.. Jiyeon yang harusnya lebih dulu menikah, dan katanya perjodohan putri pertamanya dengan salah satu putra Menteri Han di urungkan, jadi ...dari pada menjodohkan mu dengan tyuzu ia ingin..agar lebih dulu menikahkan putri pertamanya itu denganmu, apa kau tidak keberatan Sehun?tapi jika kau suka tyuzu, aku akan coba membicarakan lagi pada Chanxu" raut wajahnya serius

Sehun menjawab

"Tidak perlu ayah, aku akan bertemu dengan putri pertamanya itu"jelasnya

Zhaou tersenyum

"Baguslah kalau kau tidak keberatan besok akan ku katakan pada Canxu, tenang...rupa kakanya itu... tidak kalah cantik dari tyuzu wajahnya seperti boneka dengan mata besarnya".

~~

Masih di paviliun Sehun setelah ayahnya meninggalkan kediaman itu.

"sudah ku duga, aku benar nona tyuzu menolaknya~"Liu mengelus dagunya

"tapi ayah tyuzu malah mencoba menjodohkan aku dengan anak pertamanya"raut wajah Sehun serius

"Apa?" Liu membulatkan maniknya

"Sebelumnya putri pertamanya itu sudah di jodohkan dengan anak menteri lain tapi perjodohanya batal dan sekarang ia berniat menjodohkannya dengan ku "

"Wah tuan.. jangan-jangan anak pertamanya itu apa dia berpenampilan buruk?, seperti Chedol versi wanitanya?"wajah liu serius "wah kalau seperti itu,apa kau akan menerima perjodohan ini tuan?"menatap tuan mudanya

"tidak masalah"Jawab Sehun enteng

melihat ekspresi Liu membuatnya sedikit tersenyum samar kini

"Benarkah?! Tapi aku yang merasa tidak rela jika tuan ku yang tampan akan menikah dengan wanita versi Chedol...."terperangah memikirkan sesuatu "wah.. kini aku bisa merasakan perasaan para pelayan putri itu pantas mereka begitu terkejut saat melihat Chedol, karena mereka tidak rela Jika nonanya menikahi orang seperti Chedol "ujar Liu yakin

Sehun masih tersenyum samar

"Sebegitunya kau mengkhawatirkan ku Liu?!, tenanglah Ayahku selalu mencarikanku pasangan dengan gadis berlatar belakang baik kau lihat sendiri bukan? selama ini rupa dan etika mereka tidak ada yang buruk"jelas Sehun tenang

"Benar ...sih...tapi aku hanya sedikit khawatir tuan bisa sajakan itu terjadi "Liu terlihat melamun kini.

***

Di suatu pagi yang dingin

Jiyeon mengenakan pakaian hangat berjalan menuju pintu gerbang kediamannya langkahnya terhenti saat adiknya memanggilnya.

"Kakak!,ku mohon jangan pergi!"lirih tyuzu

"Kau masih sakit apa yang kau lakukan,di luar begitu dingin masuklah "cemas Jiyeon

"Aku tidak akan masuk sampai kaka membatalkan niat Kaka untuk pergi bertemu oh Sehun itu!!" sambil menggeleng menahan kakanya

"Tyuzu jangan seperti anak kecil, mereka sudah menunggu terlalu lama" sahut Jiyeon menunjuk beberapa orang yang berdiri di samping tandu

Tyuzu bergeleng

"Aku tidak perduli!"

"Tenanglah jika sampai aku menikah dengan Sehun akan ku buat dia cepat mati"bisik Jiyeon di telinga tyuzu

Tyuzu tercenung"....!"

Jiyeon menangkup pipi adiknya

"Sudah tenanglah jangan khawatirkan kakamu ini, masuklah !"Setelahnya memeluk adiknya sambil tersenyum manis

Jiyeon akhirnya benar-benar pergi ke tempat kediaman Oh di temani Xixi.

"Kaka..."Tyuzu memandang tidak rela tandu yang membawa kakanya pergi menuju rumah Sehun.

~~~

Seperti biasa Chedol kini bersiap-siap berpura-pura menjadi Sehun palsu ia mengenakan baju yang cukup tebal membuat tubuhnya semakin besar.

Liu kini tengah menunggu seseorang di depan pintu gerbang kediaman Oh, setelahnya ia melihat tandu yang ia tunggu akhirnya tiba dan semakin mendekat.

Setelah tandu itu sampai keluarlah Jiyeon dengan anggun di bantu Xixi melihat rupa Jiyeon Liu cukup terkejut tentu ia mengenali siapa Jiyeon.

'bukannya dia wanita yang di kota waktu itu,tidak.. dia pengawal nona tyuzu kemarin!'

"se...selamat datang nona,selamat datang di kediaman tuan besar OH" menunduk memberi hormat sambil tersenyum canggung dan bingung pada Jiyeon

Saat xixi melihat wajah Liu, Xixi dapat mengenalinya.

'bukannya dia penipu yang mencuri kotak warna nona Jiyeon!'batinnya.

Jiyeon melihat ekspresi Liu yang terus mengamati wajahnya mematung terlihat berpikir sesuatu membuatnya tidak nyaman dengan tatapan itu.

" Ada apa kau terlihat begitu terkejut,kau pengawal tuan Sehun bukan ?"ucap Jiyeon ketus

"benar nona, hanya saja aku seperti pernah melihat anda ~"menerka-nerka

'oh iya saat aku berpura-pura menjadi pengawal dia ada di sana'pikir jiyeon

Jiyeon mencoba mengalihkan

"Tapi aku tidak mengenal mu mungkin kau salah orang !" ketusnya

"benarkah..~"gumam Liu

Jiyeon dengan cepat

"Langsung saja antar aku untuk bertemu tuan mu itu sekarang!"

"Apa?!,ah.. iya maafkan aku nona ikuti aku..."menautkan alisnya kini Liu menuntun Jiyeon masuk ke dalam kediaman oh

Xixi terus menatap lekat Liu di belakangnya dengan tatapan tidak senang.

( •̀ᴗ-)

~~~

Xixi mengamati dari ujung kaki hingga kepala sosok Chedol si Sehun palsu seketika.

Dbrugh!

Ia terduduk di lantai tidak bisa menahan keterkejutannya karena baru pertama kali melihat Sehun bangsawan yang akan di jodohkan dengan nonanya.

Jiyeon terkejut sekaligus khawatir

"Ada apa dengan mu xixi?"pekik Jiyeon cemas menoleh pada Xixi

"Nona ...kepala ku.."lirih xixi kepalanya merasa pusing ia begitu terkejut

"Tampaknya kau sedang tidak sehat!,bisa tolong bawa xixi ke ruangan yang lebih hangat?"pinta Jiyeon pada Liu dengan nada sedikit melembut

"baiklah aku akan menyuruh para pelayan kami mengantar pelayan anda untuk beristirahat" ujar liu

Xixi kini di bantu dua pelayan wanita untuk berdiri setelah itu di tuntun pergi,tapi Xixi seolah tidak rela meninggalkan nonanya dengan pria gendut di hadapannya.

"Nona..."lirihnya tapi kepalanya benar-benar berat saat ini ia tak berdaya

Setelahnya Jiyeon masih berhadapkan dengan Chedol si sehun palsu ia memberi hormat dengan anggun.

"Selamat pagi tuan Sehun, semoga anda selalu baik-baik saja saya adalah Park Jiyeon putri pertama Menteri Park Chanxu senang bertemu dengan anda"menyunggingkan senyumnya

Chedol cukup gugup melihat tatapan tajam sesaat milik Jiyeon.

"S..sa..~" Chedol terbata-bata

Jiyeon dengan cepat memotong

"Saya tau anda bisu tidak perlu memaksakan diri untuk berbicara!" ketusnya

".....?"Chedol terdiam

Liu cukup terperangah melihat Jiyeon bersikap formal saat melihat Chedol tidak seperti putri yang lainnya dia tampak biasa-biasa saja bahkan bisa menerimanya, kecurigaannya semakin bertambah kuat tentang Jiyeon.

"Aku sudah menyiapkan hadiah khusus untuk anda,ku dengar dari Ayah anda bahwa anda sangat suka membaca"memberikan pada Chedol sebuah buku yang cukup tebal

"saya harap anda menyukainya dan membacanya hingga selesai" Jiyeon tersenyum licik

Chedol melirik buku yang ada di tangannya Chedol bahkan tidak bisa membaca judul buku itu ia hanya melihat sekilas kemudian menggangguk dan ia menyerahkan buku itu pada Liu.

Liu melirik judul buku itu , sedikit terkejut dan menahan tawa

'Cara menguruskan tubuh gemuk dalam semalam'.

kali ini dia benar-benar yakin sekali Jiyeon adalah pengawal tyuzu yang kemarin karena pernah melihat rupa Chedol sebelumnya makanya dia bisa menyiapkan hadiah buku itu untuk chedol, tapi yang membuatnya penasaran dengan Jiyeon apa tujuan Jiyeon sebenarnya, kemarin dia memperkenalkan diri sebagai pengawal tyuzu dan sekarang memperkenalkan diri sebagai Kaka tyuzu benar-benar membuatnya bingung.

"Maaf nona karena pertemuan ini begitu tiba-tiba kami belum sempat menyiapkan hadiah untuk anda, kalau bolah tuan ku tahu apa yang anda sukai?"tanya Liu sopan

Jiyeon menjawab dengan nada angkuhnya

"Aku suka hadiah yang mewah..dan bernilai tinggi,juga langka"

Liu tersenyum kecil

"Ah..begitu kami akan segera siapkan hadiah yang anda minta"

Dalam benaknya

'Setelah memberikan buku murahan itu dia malah mau di beri hadiah mewah,jadi menikahi tuan mudaku untuk meraup hartanya ya' tersenyum miring setelahnya raut wajah tidak suka ia tunjukan untuk Jiyeon.

~~

Setelah beberapa saat Jiyeon dan Chedol kini duduk berhadap-hadapan di meja makan mereka tidak berada di luar seperti saat Chedol makan bersama Tyuzu karena sekarang sedang musim salju acara makan itu dilakukan di dalam ruangan yang hangat.

terlihat beberapa pelayan menyajikan makanan dan kudapan di atas meja, setelahnya Chedol terlihat begitu bersemangat ingin menyumpit makanan yang ada di depannya setelah sumpit Chedol hampir sampai pada makanan yang di tujunya sumpit Jiyeonlah yang lebih dulu meraih makanan itu, membuat Chedol cukup terganggu dan kini Chedol ingin menyumpit makanan yang lainya lagi-lagi Jiyeon melakukan hal yang sama.

semua makanan yang di inginkan Chedol sekarang berada pada mangkuk Jiyeon, Jiyeon menyunggingkan senyumnya pada Chedol saat Chedol memandang tak senang, Jiyeon melahap makanan itu dengan senyum puas Chedol hanya memandang datar dan tak bersemangat karena jiyeon melahap habis semua makanan kesukaannya.

Melihat Jiyeon cukup banyak makan dengan anggun membuat Chedol dan Liu ternganga.

'Apa dia benar seorang putri? dia makan seperti Chedol'pikir liu

Setelah usai makan

"Wah..makanan ini lumayan enak" masih dengan senyuman dingin

Chedol wajahnya datar dengan ekspresi tidak suka mendengar ucapan Jiyeon Chedol hanya makan nasi dalam mangkuknya dengan malas.

Rupanya Sehun sedari tadi memperhatikan interaksi Jiyeon dengan Chedol dari ruang rahasia di balik jendela tertutup kain hingga kini ia berada di balik dinding ukiran kayu memandang dengan jelas wajah Jiyeon dari tempat persembunyiannya itu dengan wajah tenang sembari menautkan tangannya ke belakang, tidak ada yang mengetahui keberadaan Sehun saat ini, dari posisinya terus ia mengamati pertemuan itu dari balik celah-celah ukiran kayu,menyimak interaksi yang cukup menyita perhatiannya, melihat sikap Jiyeon Sehun jadi cukup penasaran dengan Kaka Tyuzu ini.

Setelah selesai makan Jiyeon terus memperhatikan Chaedol setelah itu beralih pada Liu merasa terus di pandangi dengan sorotan mata aneh akhirnya liu membuka suara.

"Ada apa nona kelihatannya anda berpikir sesuatu,apa ada yang membuat anda terganggu?"dengan wajah polos Liu bertanya

Jiyeon mengangguk

"Yah.. apa begitu terlihat?"Setelahnya mengangkat sebelah alisnya

Liu mengangguk,Jiyeon mendengus kemudian melanjutkan kata-katanya

"aku hanya merasa heran kenapa rupa pengalawal lebih menarik dari pada rupa tuannya"ucapnya enteng

"Apa!"Liu yang mendengarnya sangat terkejut dengan keterbukaan Jiyeon dengan ekspresi kelewat tenang membuat semburat merah di pipi liu

Lanjut Jiyeon berterus terang

"Ya ..rupamu lebih cocok menjadi bangsawan, dari pada rupa tuanmu ini!"

Kini menatap lekat chaedol yang wajahnya tidak senang dengan ucapan Jiyeon

"apa anda tuan, tidak ingin memiliki tubuh atau rupa yang bagus seperti pengawalmu ini?"Jiyeon menautkan alisnya

Chedol hanya mengerjabkan maniknya tidak senang

Liu tersedak ludahnya sendiri ia terbatuk-batuk.

"Jika rupa pengawal setiamu lebih tampan bisa sajakan kelak istrimu berselingkuh dengan pengawalmu ?"jelasnya masih dengan nada tenang

"Apa!" Suaranya tercekat Wajah Liu memerah mendengar keterbukaan Jiyeon tentang dirinya ia terus tersedak wajahnya memanas karena ucapan Jiyeon barusan

Liu tak sadar mengambil gelas berisi air di dekat chedol dengan cepat menegaknya, entah sudah berapa kali ia mengucapkan kalimat 'Apa' setelah mendengarkan kata-kata yang keluar dari bibirJiyeon sekarang ia berusaha untuk kembali tenang.

Jiyeon masih tetap melanjutkan kata-katanya

"Jadi jika kelak kita menikah kau !,harus berusaha kurus dalam sebulan ini atau... aku tidak akan membiarkan anda makan sesuap nasipun ketika kita sudah menikah nanti!!"Jiyeon memberi perintah sambil meraih pipi Chedol dan mencubitnya gemas,

Chedol cukup terkejut dengan apa yang dilakukan gadis cantik berwajah dingin itu pada pipinya, cubitan di pipinya cukup terasa sakit membuatnya meringis kemudian Jiyeon melepas cubitannya

"Saya tahu anda tidak akan bisa menolak perjodohan ini, jadi saya sudah putuskan untuk menerima perjodohan ini juga, selain saya siapa lagi yang akan menerima anda pikirkan itu!"ujarnya sombong

"Dan anda berhati-hatilah dengan saya, saya bukan putri atau gadis sembarangan seperti yang lainnya jika anda macam-macam dengan saya, saya jamin anda akan menyesal jika membuat masalah dengan saya"Peringkatnya kini berdiri ddari duduknya dengan senyuman angkuh, maniknya menatap lekat chedol yang pipinya memerah.

"Saya harus melihat ke adaan pelayan saya saya cukup khawatir dengannya"

"nona saya baik-baik saja saya di sini"Sahut Xixi di belakangnya

"Ah baguslah..kalau begitu aku ingin mengakhiri pertemuan kita.., kali ini akan ku beritahu ayahku jamuan anda begitu menyenangkan, dan saya di sambut sangat hangat dan anda ..sangat menyukai saya"jelas Jiyeon dengan senyum sinisnya

Chedol kini terbatuk pipinya masih memerah entah itu karena cubitan atau karena hal lain.

Jiyeon masih melanjutkan kata-katanya

"dan anda!"melihat Liu "tidak perlu mengantar saya permisi !"memberi hormat dengan anggun dengan cepat Jiyeon menghilangkan senyumnya di ganti dengan raut datar yang dingin tapi mempesona dengan tatapan tajamnya ia bersama Xixi meninggalkan kediaman itu

Liu dan Chaedol mematung masih memandangi kepergian Jiyeon.

"Apa -apaan itu tadi?!"gumam Liu membulatkan matanya tak percaya

Raut wajah Chedol memerah pertama kali buatnya sedekat itu dengan wanita, bahkan ia di sentuh wanita cantik hampir membuat jantungnya copot.

Sehun ia masih berada di posisinya, menautkan alisnya mendengar dan melihat semua yang Jiyeon katakan dan lakukan.

**

Kini Jiyeon pulang tidak dengan tandu ia lebih memilih berjalan santai bersama Xixi.

"bagaimana tadi kau mendengar semuanya tidak?,lihat wajah para pria bodoh itu tadi.."Jiyeon menyunggingkan senyumnya sekilas merasa puas

Xixi masih terdiam dengan wajah sendu,

Jiyeon bingung dengan raut wajah pelayan setianya itu langkahnya ia hentikan dan kini menghadap Xixi

"ada apa xixi ada apa dengan mu,oh.. iya kau sedang sakit ya?"cemasnya

"Iya hatiku sakit nona..hiks" tangisan Xixi pecah tak berani memandang jiyeon

Jiyeon bingung

"sakit hati?! sepertinya kemarin dan pagi tadi kau baik-baik saja,tapi setelah melihat oh Sehun itu tingkah mu jadi aneh dan sekarang kau bilang kau sakit hati..?"

"sungguh nona aku tidak rela anda menikah dengan tuan sehun,hiks.. hatiku sakit dengan semua kenyataan ini ,anda tidak serasi dengannya" menggelengkan kepalanya menunduk  "dia tidak pantas untuk anda hiks.. ku mohon tolaklah perjodohan ini hiks.. kumohon.."keluh Xixi

Jiyeon memeluk tubuh Xixi mengelus kepalanya dengan lembut,sudah berapa banyak kata 'tolaklah perjodohan ini' terdengar di telinganya dengan raut wajah cemas

"Ayolah jangan menangis, si Sehun itu lagi-lagi membuat orang yang ku sayangi menangis, sudahlah xixi tenanglah keputusan ku sudah bulat aku tidak bisa menolak permintaan ayah"ujarnya lembut

"aku menyesal berdoa pada dewa agar dewa membatalkan perjodohan anda dengan tuan yunxi,setelah doa itu terkabul hiks..sekarang anda malah harus di nikahkan pada orang seperti tuan Sehun..he..hiks " suara Xixi tenggelam dalam pelukan jiyeon

Jiyeon sedikit menahan air matanya ia juga sebenarnya tidak rela di jodohkan dengan pria yang tidak ia cintai lagi-lagi ia harus menelan kepahitan untuk hidupnya saat ayahnya lagi-lagi memerintahkannya untuk menikah dengan orang pilihannya yang tidak ia suka

dan kini merasa masa depannya tidak seperti impianya mendapatkan pangeran dengan kuda putih seperti buku cerita yang sering ia baca dirinya malah kembali terpaksa menerima perjodohannya dengan pria yang lebih buruk dari Yunxi yaitu dengan pria bisu berbadan buntal.

tapi bagaimanapun juga Jiyeon akan tetap menerima semua ini demi ayah dan kebahagiaan keluarganya semua dilakukan demi orang yang di sayanginya sebagai wujud balas budinya telah dibesarkan dengan sangat baik oleh keluarga Park.

**

Di kediam Sehun

Liu berkacak pinggang dengan raut cemas dan serius

"Tampaknya dari kata-kata nona Jiyeon tadi ,ia menerima perjodohan ini tuan,aku benar-benar tidak suka dengan sifat nona itu dia sedikit terlihat licik dan..."mengingat jiyeon menatapnya dengan intens "hah.. kurasa dia wanita yang menggilai harta lihatlah dia bahkan menerima pria seperti Chedol pasti untuk mendapatkan sesuatu yaitu kekayaan aku khawatir dengan anda jika menikahi wanita licik seperti nona itu"

Chedol yang ada di sana kini ikut membuka suara"Tuan kalau perjodohan ini berlanjut aku tidak bisa terus menjadi anda, dan kalau nona Jiyeon mengatakan pada tuan zhaou aku berpura-pura menjadi anda selama ini sudah pasti kepalaku hilang"

Sehun menyimak dengan guratan sedikit cemas,

Chedol melanjutkan kecemasannya

"pertemuan selanjutnya aku yakin jika dia melanjutkan perjodohanya itu pasti di dampingi tuan besar zhao bagaimana ..ini tuan tampaknya nona itu cukup berbahaya sudah di pastikan aku akan kehilangan nyawaku kalau tuan zhaou tau aku selama ini berpura-pura menjadi anda~ !"wajahnya sangat cemas berlinang air mata

"Tenanglah tidak akan terjadi apapun padamu aku akan memastikannya aku sudah berjanji aku tidak akan mengingkarinya"Sehun berusaha menenangkan Chedol menepuk bahunya pelan

'benar aku tidak bisa menolak perjodohan ini,tapi wanita itu dia aneh sekali apa benar dia menerima perjodohan ini karena harta dan kemewahan?' raut wajah Sehun cukup serius.

***

Di kantor istana

Suara tawa terdengar dari sebuah ruangan suara tawa itu berasal dari Zhaou dan Canxu.

"Aku benar-benar tenang sekarang kalau putrimu Jiyeon itu menerima perjodohan ini, aku yakin dia akan akan bahagia bersama Sehun ahahaha"ucap Zhao dengan sumringahnya

Canxu dengan senyumnya menjawab

"Yah... Jiyeon memang harus segera menikah kurasa usianya sekarang sudah cukup umur untuk menikah"

"kalau begitu kita harus cepat meresmikan perjodohan ini lusa datanglah ke kediaman ku untuk kembali membicarakan kapan pernikahan akan segera dilakukan "Zhao tampak sangat bersemangat

Canxu hanya mengangguk ria.

***

Petangnya di kediaman OH Zhaou

"Ayah akan mengirim surat agar ibumu segera pulang, ia terlalu lama bersama nenekmu di sana, ah.. iya Sehun, bagaimana dengan Jiyeon kau menyukainya bukan? tampaknya Jiyeon juga menyukaimu, Canxu bahkan ingin segera menikahkan Jiyeon dengan mu segera aha..haha"Zhao menyesap tehnya sembari tersenyum senang

"Jiyeon itu terlihat cukup mirip denganmu saat aku ke sana ia membawa buku dan beberapa kertas kurasa dia juga suka menulis, jadi kalian akan jadi pasangan yang sangat cocok aku bersyukur bisa berbesanan dengan Canxu aku menyesal kenapa baru sekarang terpikirkan"lanjutnya

Sehun hanya diam dengan raut tenang seperti biasa ia hanya menyimak cerita ayahnya.

Zhaou memberi nasehat

"kelak jika sudah menikah bahagiakan istrimu, buat dia bangga memiliki mu,dan ku harap aura pendiammu ini segera hilang tapi ayah ingat dulu sebelum ayah bertemu dengan ibumu ayah di takuti banyak orang tidak ada yang berani mengajak ayah bicara, hanya orang-orang tertentu saja, ya hanya pada ibumu itulah ayah bisa tertawa lepas berbicara banyak seperti sekarang ahaha..ayah sungguh merindukan ibumu ayah yakin ibumu akan sangat senang mendengar kau akan segera menikah dengan calon pilihan ayah"

Sehun hanya tersenyum kecil mendengar curhatan Ayahnya.

**

Di kediaman chanxu

Terdengar kegaduhan terjadi di kediaman Canxu karena istrinya terlihat membawa pakaian yang sudah di bungkus berniat untuk pergi dari rumah.

Tae hee dengan linangan air mata

"Ya ..aku sudah tidak tahan dengan sikapmu itu..!!"pekiknya ia berniat melangkah pergi tapi tyuzu memeluk dan menahan ibunya dengan linangan air mata juga sambil terisak

"Ibu....ku mohon jangan pergi..hikss"

Canxu hanya diam di tempat wajahnya ia buang ke arah lain.

"Ibu ..apa yang ibu lakukan ?" Suara jiyeon mengalihkan pandangan mereka Jiyeon baru datang bersama Xixi

"Putriku.. jiyeon hikss "Tae hee berhamburan memeluknya

"Ibu ada apa dengan mu?"wajah Jiyeon mencemas menatap ibunya

"Malang sekali nasib mu nak..!kau tidak perlu menuruti kemauan Canxu lagi... kau pantas bahagia, kau pantas memilih dengan siapa kau akan menikah ...dan tidak perlu bertemu lagi dengan putra zhaou itu sekarang"kata-kata Tae hee terdengar pilu

Jiyeon menjawab dengan lembut

"ibu... Jangan menangis bu,ibu membuatku sedih, tenanglah ibu..aku tidak apa-apa sungguh, keputusan ku untuk menikahi putra paman zhaou sudah bulat" matanya kini membendung air mata suaranya cukup terdengar serak

"kakak...hikss "Tyuzu juga berhamburan memeluk ibu dan kakanya

Canxu memberang

"KEPUTUSAN SUDAH MUTLAK TIDAK AKAN BERUBAH!!, JIKA KAU INGIN PERGI DARI SINI PERGILAH TAPI ITU TIDAK AKAN MENGUBAH APAPUN JIYEON TETAP AKAN MENIKAH DENGAN SEHUN!"bentaknya dengan kuat kemudian meninggalkan tempat itu dengan wajah kesal

Taehee makin menguatkan tangisnya yang berada di pelukan Jiyeon dan Tyuzu putrinya.

'Sehun... Aku tidak akan memaafkan mu kau sudah buat keluarga ku seperti ini, semua ini aku akan membalasnya..' sorot mata Jiyeon begitu berapi-api.

TBC

__________________________________________

Yaak.. makasih untuk votenya sebelumnya, di chapter berikutnya Jiyeon dan xixi akan di kejutkan dengan rupa Sehun yang asli jadi pantengin terus guys :v