Chereads / THE BRILLIANT DIAMOND DYNASTY (OH SEHUN) / Chapter 3 - Chapter 3 "KEKESALAN"

Chapter 3 - Chapter 3 "KEKESALAN"

Enjoy bacanya ya guys Gomene kalo banyak penulisan yang salah bacanya sambil dengar lagu Korea yak ..biar dapet feelnya :v

Aishiteru Yo minasan :* Jan lupa vote dan coment ya

__________________________________________

"permisi tuan aku terlalu sibuk untuk menanggapi orang seperti anda,di tambah aku tidak akan pernah lagi mengunjungi tempat aneh itu"dengan sekilas senyum sinis dan remehnya Jiyeon pergi dengan Xixi meninggalkan Chanyeol.

"Ahahaha ha ha .. menarik sekali, aku yakin kita akan bertemu lagi"tutur Chanyeol di sisa tawanya 

Chanyeol berseru pada Jiyeon di sana yang semakin menjauh darinya

"HEY NONA !,TAMPAKNYA BESOK SUDAH MUSIM DINGIN JAGA KESEHATAN ANDA..!"

"Nona Jiyeon" gumamnya memperhatikan kepergian Jiyeon dengan senyum yang masih menghiasi wajah tampannya ia tertarik dengan wanita itu.

***

Di sebuah kedai cat yang ada di kota

Jiyeon dan Xixi terlihat memilih-milih warna sesuai keinginan mereka dan beberapa warna telah di masukan ke dalam kotak kayu.

"Hey tuan apa ada warna perak?"tanya Jiyeon pada penjaga toko

"Perak..ya.. oh kelihatannya tersisa satu anda beruntung!, karena bulan ini kami kehabisan warna yang satu itu tunggu sebentar nona aku ambilkan"

Jiyeon mengangguk kemudian kembali fokus memilih warna setelahnya xixi mengajak bicara nonanya

"nona.. pria pemilik kedai judi tadi, dia tampan.. tampaknya ia tertarik dengan nona"

Jiyeon dengan raut jengah

"Aku hampir terkena serangan jantung Xixi, takut salah dengan perhitungan ku tadi, rasa gugup ku bahkan belum hilang,kau ..malah megungkit pria aneh itu" keluhnya pada pelayan cantiknya.

Xixi terkekeh

"hihihi..nona sangat hebat tadi aku kagum~"

Jiyeon menyahut

"bukan hanya hebat, yang terbaik pastinya "sambil merapikan susunan warna

"aku bersyukur semuanya sesuai rencana anda, aku bahkan sudah menyusun rencana jika di detik-detik terakhir Anda salah!aku akan pura-pura pingsan agar anda bisa kabur, rupanya semua itu tidak perlu karena anda memang nonaku yang hebat"Xixi tersenyum ke arah nonanya mengacungkan jempolnya.

(XIXI Pelayan kepercayaan dan kesayangan Jiyeon yang di anggapnya sebagai saudara kandung)

"yah.. semua ini karena buku yang ku pelajari cara memenangkan permainan kartu, buku-buku itu akhirnya bisa membantu ku di dunia nyata"jelas Jiyeon

"tapi nona, pria pemilik kedai judi tadi itu benar-benar terlihat cukup sopan dan tam..pan~!" Mencoba menggoda nonanya

Jiyeon kini menatap jengah xixi memberi peringatan untuk menghentikan pembicaraannya

setelah berlama-lama di toko itu akhirnya mereka keluar, Jiyeon berniat memberikan warna itu pada adiknya Tyuzu, ia yakin adiknya akan sangat senang.

Karena kotak warnanya sangat indah dan langka Jiyeon membelinya dengan harga yang mahal ia habiskan semua uang kemenangan hasil judinya untuk membeli kotak warna yang telah terbungkus kain hitam yang sekarang ia genggam erat.

Setelah beberapa langkah berjalan Jiyeon dan xixi di kejutkan oleh seorang pria yang memekikan namanya.

"Hey..!! Nona JIYEON!, TUNGGU AKU ..!!!" pria itu adalah Yunxi kini ia terlihat sudah berpakaian sekarang berlari begitu tergesa-gesa menubruk semua orang yang ia lewati tidak menghiraukan siapapun kecuali seorang wanita yang di tujunya yaitu Jiyeon

"Jiyeon..Nona jiyeon!, tunggu aku!huh..hah..huh" Kini mereka tengah berhadapan Yunxi masih cukup terengah-engah

Dengan raut wajah tidak senang dan datar

"Ada apa ?,kenapa kau mengejarku?!"ketusnya

"kenapa kau meninggalkan ku ?,aku mencari mu tadi"ucap Yunxi

Jiyeon memperhatikan penampilan yunxi yang pakaiannya kini cukup berantakan

"pakaian mu!,berpakaian lah dengan benar kau itu seorang bangsawan"

Yunxi patuh membenarkan pakaiannya sembari berkata "tadi ..aku benar-benar merasa ma~"

Jiyeon memotong

"malu!,ya ..kau pantas mendapatkan rasa malu itu, seorang bangsawan sepertimu sekarang harusnya tidak berada di tempat menjijikkan seperti tadi!"

"Jiyeon..aku tidak bermaksud berada di sana tapi kau tahu teman brengs*k ku itu yang memaksaku bukan-bukan, dia bukan lagi teman ku ini semua berkat mu,kau menyelamatkan ku dan menyadarkan ku~"

Jiyeon dengan jengah kembali memotong

"kurasa sudah cukup berbasa-basinya awalnya aku memang berniat menemui mu hanya untuk membicarakan ini, dengar ini penting untuk ku!"

Yunxi kini serius mendengarkan Jiyeon, maniknya terus memperhatikan wanita yang ada di depannya dengan sumringah.

"Aku dan Anda akan segera di jodohkan dan jika kau masih seperti ini aku akan merasa malu karena calon suamiku tidak bersikap seperti layaknya seorang bangsawan yang terpelajar, jika aku melihat mu lagi berada di sana aku tidak akan memaafkan mu, terlebih lagi bagaimana jika seseorang dari anggota kerajaan mengetahui kau sering berkunjung di sana martabat mu sebagai seorang bangsawan bisa tercemar dengan berita miring kau bisa gagal menjadi menteri!"jelas Jiyeon.

"maafkan aku soal itu, ini terakhir kali kau akan melihat ku di sana,tapi.. saat kau bilang aku akan menjadi calon suami mu,hati ku benar-benar wahh..jantungku, seolah tidak terkendali"tersipu malu terlihat semburat merah di pipi Yunxi ia menekan letak dadanya "dan aku benar-benar menantikan saat kau seutuhnya jadi milik ku"

Jiyeon kembali memotong

"~maafkan aku Yunxi tampaknya kita akan bicara nanti aku lupa ibu ku mungkin mencari ku saat ini, aku sibuk kita mengobrol lagi nanti di lain kesempatan!"memutar bola matanya ia merasa muak.

Jiyeon berniat meninggalkan pria kolot yang di ekori pelayan pribadinya itu, kini mengikuti Jiyeon terus menerus di sampingnya dengan melontarkan banyak pertanyaan ia terlihat ingin tahu banyak tentang Jiyeon.

Jiyeon tergesa-gesa terlihat ingin meninggalkan Yunxi, yang selalu mengikutinya dalam pikirannya.

'Sial bagai mana caranya menjauhi pria bodoh ini dia sangat menempel padaku seperti parasit di tambah wajah bodohnya yang membuatku ingin mencakarnya apa aku kerjai saja dia, ya.. menyuruhnya membeli sesuatu mungkin~'

Jiyeon saat ini berjalan

dengan cepat dan begitu tergesa-gesa sambil melamun sampai.

Brugh!!

Tidak sengaja menubruk seseorang yang ada di depannya mengenakan topi berhelai kain putih.

Jiyeon segera meminta maaf

"Maafkan aku !"

Jiyeon dan pria itu sama-sama menjatuhkan kotak berkain hitam kini mereka mengambil masing-masing dari kotak itu

"nona kau tidak apa-apa?"cemas Xixi pada nonanya

Jiyeon menggeleng

"tidak aku tidak apa-apa!"Membersihkan kotaknya yang tersentuh tanah kering "maafkan aku,aku tidak sengaja" Jiyeon memperhatikan kedua orang asing di hadapannya.

Yunxi yang berada di belakang jiyeon dengan ekspresi tidak suka menyalahkan orang asing yang ada di hadapannya dengan berapi-api,

"orang ini pasti sengaja menabrak mu Jiyeon!untuk apa kau minta maaf, harusnya orang-orang aneh ini yang minta maaf pada mu duluan?!"serunya

Pria yang di tabraknya mengenakan topi berhelai kain putih menutupi seluruh wajahnya adalah OH Sehun dan pria di belakangnya mengenakan topi kain hitam adalah Liu pengawalnya.

Liu merasa terganggu dan tidak terima dengan perkataan Yunxi yang tidak sopan pada tuan mudanya sampai harus ia tunjuk-tunjuk dengan jarinya.

Liu menantang Yunxi

"hey tuan!!, kau menuduh tuan mudaku sembarangan!,tuan mudaku tidak bersalah wanita inilah yang terlebih dulu menabraknya !" menunjuk Jiyeon.

Yunxi berang merasa di tantang

"hey jaga tingkahmu orang aneh!!, singkirkan tangan kotormu itu, dia adalah seorang bangasawan!,dasar orang rendahan!, Kalian pasti penipu! Aku yakin sekali kalian penipu yang datang dari negeri seberangkan! pakaian kalian mengenakan topi penutup wajah! sudah pasti kalian penipu ingin mengambil keuntungan!"

Liu terkejut dan tidak terima dengan apa yang di tuduhkan Yunxi kepadanya dan tuan mudanya kini terlihat emosi.

"APa!?"membuka kain yang menutupi topinya dan menampilkan wajahnya yang tampan

para wanita dan orang-orang yang ada di sana mereka terkagum melihat wajah Liu yang menawan menandingi wajah Yunxi.

"hey... tunggu ..tunggu KAU pria yang tadi bukan?! pria yang tidak sopan menabrak kami tanpa meminta maaf!"kini Liu menunjuk Yunxi dengan nada menahan emosi

Sehun masih dengan kebisuannya mengamati perhelatan itu dari balik topinya.

Yunxi mengerjap kesal

"wah.. benar-benar gila kini ia malah menuduhku menabraknya sial!!!" tidak terima di tuduh

Jiyeon kini memijat keningnya dengan jari lentiknya, ia merasa terganggu dengan pertengkaran Yunxi dan orang asing.

"sudah hentikanlah, aku yang bersalah, tidak sengaja menabrak pria yang kau panggil tuan itu, sudahlah tuan Yunxi jangan memperpanjang masalah sepele ini, dan maafkan aku, aku tadi terburu-buru jadi tidak melihat ada orang di depan ku, anda tidak apa-apakan tuan?" Bertanya pada Sehun dan tidak ada respon darinya.

Dalam hati Jiyeon

'orang ini, manusia bukan sih?,bukanya menjawab, ayolah bilang sesuatu atau mengangguk katakan tidak, agar masalah ini cepat selesai hah...sudah sih jika seperti ini pasti si Yunxi bakal makin bertindak macam-macam melihat kelakuan orang ini'.

"Hey bodoh!!!,apa kau tuli!!!, Dia menanyakanmu kau bisu ya!?" sungut Yunxi pada Sehun yang masih diam

"benarkan dugaanku"gumam Jiyeon memutar bola matanya.

Liu benar-benar hilang kesabaran kini karena Yunxi sudah berani mengatai tuan mudanya, ia mencengkram baju Yunxi dan tubuh yunxi cukup terangkat, kini suasana menjadi gaduh.

Yunxi berang

"berani sekali KAU, AKU SEORANG BANGSAWAN SIAL*N!!"

Pelayanan yunxi yang ada di sana mencoba membantu tuan mudanya itu ia mendorong tubuh Liu untuk segera melepaskan tuan mudanya yang terlihat tak berdaya, Liu mencampakkan tubuh Yunxi membuatnya oleng dan menabrak tubuh Jiyeon di belakangnya sampai ikut terjatuh.

Xixi terpekik cemas "NONA!" Dan segera membantu Jiyeon untuk berdiri.

"ji jiyeon ?!"berniat membantunya berdiri tapi Jiyeon menepis bantuan Yunxi "pria ini si*lan kau!!"emosi Yunxi semakin meluap untuk Liu dan Sehun

Yunxi beranjak berniat memukul Liu ,liupun bersiap menerima serangannya dan juga berniat memukul Yunxi karena kepalan tangan yang sudah di siapkan.

tapi Sehun sigap dan menghadang mereka dengan gerakan mengunci, Sehun menangkap kepalan tangan yunxi dengan tangan kanannya dan bahunya yang lebar menahan tubuh Liu, satu kaki nya sedikit mencegat pergerakan yunxi yang melesat ke arah mereka dengan cepat membuatnya jatuh dengan sendirinya mencium tanah.

Liu seakan mengerti perbuatannya telah mengganggu tuan mudanya itu segera sadar dari amarahnya dan segera menunduk meminta maaf pada Sehun.

"tuan muda kau tidak apa-apa, maafkan aku pria ini harus di beri pelajaran tuan!"cemas liu, Sehun masih terdiam tak menjawab

Yunxi kini di bantu pelayan gendutnya untuk bangkit, dengan emosi yang makin meluap ia bangun dari duduknya dan masih ingin menyerang.

"Berani-beraninya kalian menyerang para bangsawan!,kalian tidak akan lolos dari hukuman!"pekiknya

Tapi pekikan dari Jiyeon kini menjadi perhatian mereka, membuyarkan emosi Yunxi.

"Hentikan YUNXI!"wajah Jiyeon terlihat kesal dan ia terlihat sangat marah, kemarahan itu terlihat karena Jiyeon tidak memberikan embelan 'tuan' pada Yunxi.

Yunxi dengan nada lembut dan gugup"Ji..jiyeon mereka telah melukai mu kenapa kau malah terlihat marah pada ku?".

"........!"tatapan Jiyeon semakin menajam pada yunxi aura Jiyeon sangat berbeda dari sebelumnya yunxi tanpa sengaja menelan ludahnya kasar karena mendapat tatapan tajam mengintimidasi dari Jiyeon membuat Yunxi terdiam di tempat.

Jiyeon kini mendekati Sehun dan Liu, Liu melindungi Sehun dengan tubuhnya dari Jiyeon, masih dengan tatapan tajamnya bahkan memandang dua pria asing di hadapannya.

"sebaiknya kalian lupakan saja kejadian ini!, Aku sudah mengaku bersalah dan sudah minta maaf, aku merasa kalian bukan lah penduduk asli kota ini aku bisa melihatnya dari cara berpakaian dan topi yang kalian kenakan, aku peringatakan sebaiknya jangan mencari masalah pada para bangsawan seperti kami jika kalian tidak ingin mendapat hukuman yang berat, hukum di negeri ini bisa membawa kalian pada kematian yang tidak kalian inginkan!"dengan raut dinginnya.

Kini Liu terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi Sehun menepuk bahu Liu menandakannya untuk mengurungkan niatnya dan menghentikan kekacauan yang terjadi.

kini Jiyeon yang di ikuti Xixi berlalu pergi dia cukup malu karena telah menjadi bahan tonton semua orang di sana saat ia terjatuh tadi'sial..kenapa ini harus terjadi kepadaku'.

"kali ini kalian bisa selamat awas jika aku bertemu kalian lagi nanti! Sebaiknya tinggalkan kota ini segera, jika bukan karena istriku itu !aku sudah akan memotong tangan kalian berdua!" Yunxi menunjuk dan terus menantang Liu dan Sehun yang terdiam di tempat dan yunxi berlalu pergi mengejar Jiyeon.

Liu masih dengan kekesalannya

"apa-apaan pria menggelikan itu?!,jadi wanita itu istrinya, sungguh tidak beruntung mempunyai suami yang hanya besar mulut saja! dia benar-benar tidak tahu dengan siapa dia berhadapan!, hari ini benar-benar mengesalkan"keluhnya dengan ekspresi Sangat kesal meliputinya.

".....!"sehun hanya masih terdiam.

dalam benaknya kotanya telah di penuhi orang-orang aneh, bahkan saat membeli cat warna ia dan Liu di tuduh ingin mencuri karena mengenakan topi, dan saat ia melepas topinya orang-orang terlebih wanita berbagai usia tak lepas memandanginya dengan berbagai macam ekspresi sikap mereka lebih aneh, terlihat beberapa wanita muda mengedipkan mata padanya dengan seringai yang juga aneh, perlakuan itu dia dapat karena wajah tampannya tapi Sehun mengabaikan dan sama sekali tak memperdulikan.

( ̄︶ ̄)

~~

Di kediaman oh Sehun

"Hah... Ya ampun hari ini benar-benar menakutkan berjalan di kota, banyak orang-orang mengerikan,untung saja tuan menghentikan ku untuk tidak menghabisi pria konyol tadi, apakah pria tadi benar-benar seorang bangsawan dia lebih seperti seorang penipu,aku ingin sekali memberinya pelajaran mulutnya itu benar-benar lancang!"

Berbicara dengan tuannya yang kini meletakan kotak berkain hitam yang tengah ia buka.

Saat Sehun membuka kain penutup kotak warnanya ia terkejut karena isinya berbeda dari yang ia beli di toko sebelumnya.

Menyadari kalau ada yang salah dengan kotak warna milik tuannya Liu bertanya

"Apa tertukar?"

Sehun hanya mengangguk.

Liu menautkan alisnya

"Wah kalo tidak salah sekilas ku ingat istri si pria bodoh itu tadi membawa barang yang mirip dengan milik tuan kurasa tertukar dengan miliknya!"

Sehun hanya menghela nafasnya dan dia menggeser kotak warna itu dengan malas, ya tentu masih dengan diamnya .

**

Di lain tempat di kediaman Jiyeon

Xixi mendekat dengan raut wajah marah

"Wah kurasa benar ..apa yang di katakan tuan Yunxi dua orang tadi adalah penipu, kotak warna nonakan sangat mahal kurasa kita telah di ikuti dan di perhatikan dari tadi mereka pasti mengincar kotak mahal nona dan sengaja menukarnya dengan kotak warna biasa ini, saat anda lengah"

Jiyeon terduduk menekan keningnya memandang frustasi kotak yang sudah tidak terbungkus kain hitam itu.

"sial..hari ini benar-benar mengesalkan, ini semua karena bertemu dengan Yunxi bodoh itu coba saja ia tidak mengikuti ku terus menerus seperti seekor anjing pasti aku tidak akan kehilangan hadiah berharga untuk tyuzu!''sesal jiyeon

Xixi bergumam

"Hah padahal wajahnya tampan tapi sayang sekali dia seorang penipu!"ia Memikirkan Liu.

***

Kembali ke kediaman Sehun

Kini terlihat Sehun tengah asik mengoles warna pada batu yang di berikan xingchul kemarin, goresan-goresan terlihat melekat pada batu itu.

Liu yang memperhatikan

"wah sekarang aku tampaknya sudah mengetahui niatmu, kau berniat melukis batu itu?,tapi apa yang akan kau lukis tuan?"

tuan mudanya yang tak bergeming sama sekali mengabaikan pertanyaan demi pertanyaan yang Liu lontarkan padanya.

Beberapa jam kemudian.

(Beberapa Batu yang di lukis oleh Sehun menyerupai hewan)

Para pelayan yang berada di sekitar Sehun memandang kagum dan takjub terlebih Liu.

"Wah..tuan sungguh ..sungguh aku harusnya tidak  kaget dengan keahlian mu kau selalu memberikan ku kejutan yang tak terduga, batu-batuan ini benar-benar terlihat hidup, dan mirip sekali dengan hewan asli!"

Ekspresi kagum tak lepas dari wajahnya terlihat Sehun mencuci tangannya di dalam mangkuk berisi air dan mengeringkan tangannya dengan sapu tangan yang telah di sediakan.

para pelayannya melihat lebih dekat hasil karya tuan mudanya terlihat batu-batuan menyerupai bentuk hewan itu dengan rasa takjub mereka ber "wahh" ria karena terkagum-kagum di hadapan mereka kini sudah terletak beberapa replika hewan yang begitu lucu dan sangat mirip ingin rasanya mereka memilikinya mereka telah melihat sesuatu yang sangat langka dan bernilai seni tinggi.

"Sungguh luar biasa!"itulah kata-kata yang mereka ucapkan terus menerus saat melihatnya.

**

Di area kebun

"Wahhh!!"semua yang ada di sana terbelalak kaget manik mereka telah di manjakan dengan benda yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya

"Ini untuk mu juallah xingchul!"Liu memberikan batuan yang sudah di lukis itu pada Xingchul

Xingchul memandang takjub "Apa ini benar-benar batu yang aku kumpulkan semalam kakak?"sambil memutar-mutar batu berbentuk hewan itu mengamatinya.

Liu mengangguk dengan senyumnya

"tentu saja!,ya..kau akan sulit percaya jika kau tidak melihatnya secara langsung saat tuan muda kita mengoleskan sihirnya pada batu ini, keajaiban itu lalu muncul,berbagilah dengan teman mu  xingchul !"mengusak rambut bocah yang tak lepas pandangannya pada benda yang ada di tangannya.

Kini banyak yang mengerumuni Liu dan xingchul untuk melihat lebih dekat benda unik buatan Sehun

Xingchul sangat senang

"aku tidak ingin menjualnya aku akan menyimpannya ini lebih menarik dari pada mainan yang sebelumnya aku inginkan!"

"terserah mu saja!"Liu mengangkat bahunya

Seorang anak perempuan mendekati Xingchul

"xingchul aku ingin membelinya"

Wanita dewasa yang ada di sana juga ikut menawar

"Hey xinchul jual padaku, aku akan memberimu 20 koin!"

Begitulah kegaduhan di sekeliling Xingchul terjadi

Liu beranjak dari sana meninggalkan keramaian itu dengan senyum puasnya.

"Hah..tuan muda ku yang ajaib" gumamnya,

Ia berniat kembali ke kekediaman tuan mudanya itu.

**

Di paviliun Sehun

Terdapat ayah dan anak sedang duduk menikmati kudapan dan teh, berbincang hangat tapi terlihat yang lebih banyak bicara adalah pria paruh baya berbadan tegap yaitu Zhao yang sedang mengobrol dengan anak bungsunya Oh Sehun.

"Ya jadi pada intinya,besok kau akan kembali menemui putri salah satu teman ayah,tidak dia sahabat ayah, ayah mohon jangan buat kecewa ayah kali ini buat dia menyukaimu, coba ubah sifat dingin mu ini!,ku mohon anak ku, wajah kakumu itu buatlah sedikit lebih ceria cobalah untuk tersenyum di depan tyuzu nanti"dengan serius

"......" Sehun dengan wajah datar tanpa bergeming

"Ayah akan tetap mengawasi mu ayah akan kembali menyuruh chedol untuk menemani mu bertemu Tyuzu, wajahnya sangat cantik ayah yakin kau akan langsung suka padanya saat bertemu dengannya oh iya, ayah dengar dia suka dengan kerajinan tembikar berikan dia hadiah yang memiliki seni ke indahan itu, ayah mempercayakan mu untuk memberikannya sesuatu yang ia suka"menyedu kembali tehnya kini

Sehun masih dengan diamnya.

***

Di kediaman Park Canxu di paviliunnya

" Tidak ayah aku,akan mencobanya aku akan menemui anak paman Oh zhaou"yakin Tyuzu

"Hem..., Tidak bukan kau yang harusnya menemui putra zhao tapi Jiyeon lah yang seharusnya pergi"urung ayahnya

Tyuzu tetap bersikeras

"Tidak ayah, Kaka sudah banyak berkorban untuk kepentingan ayah, tidakkah ayah melihat dia selalu menuruti perkataan ayah dia tidak pernah menolak apapun yang ayah perintahkan untuknya!"

dengan ekspresi masam dan frustrasi melihat putrinya yang bersikeras menerima undangan Zhaou.

"Jangan membahas Jiyeon, baiklah terserah mu saja cobalah kau temui dia sekali ....,Hah..kau memang anak ku Tyuzu kau keras kepala, setidaknya sebelum menolak kau memang harus menerima undangan zhao dan bertemu dengan putranya, jika saja ada keajaiban datang, semoga kabar miring tentang Sehun itu tidak benar"ucap Canxu

"semoga saja ayah, putranya oh sehun itu bisa menarik perhatian ku,lagi pula ayah! berhentilah membeda-bedakan ku dengan Kaka ku mohon pada mu lihatlah betapa berbakti ya kakak padamu berhenti membencinya" pinta Tyuzu.

*

Kini Tyuzu tengah berjalan menuju paviliunnya ia terlihat melamunkan sesuatu.

Ingatan tyuzu

Saat ingin memberikan kejutan untuk kakanya meletakan guci buatannya dengan beberapa bunga tulip berwarna kuning yang ia genggam, mengendap-endap dengan hati-hati meletakan guci itu di depan pintu kamar kakanya berniat memberi kejutan.

setelah usai dengan misinya tanpa sengaja Tyuzu mendengar percakapan Jiyeon dengan Xixi di mana jiyeon bertekad untuk membuat Ayahnya mengakui keberadaannya danmenjadi panutan dan contoh yang baik buat Tyuzu dan mendoakan kebahagiaannya, mendengar ketulusan dan harapan sang Kaka membuat Tyuzu tersentuh dan mencoba untuk membuat harapan kakanya itu menjadi nyata dan kali ini ia rela mematuhi ayahnya.

'Kakak aku tidak akan membiarkan mu masuk kedalam lubang penderitaan lagi, sudah cukup buat Ayah selalu saja seenaknya memerintahkan mu untuk menikah dengan siapapun pilihan ayah' pikiran tyuzu untuk kakanya.

"Apa-apaan tadi itu Tyuzu?" Suara yang membuyarkan lamunannya datang dari Jiyeon yang kini menghampirinya

"Kakak?!"Tyuzu menoleh

Kini kakak beradik itu saling berhadapan

"Kau tidak harus menerima undangan itu, aku dengar ayah membatalkan perjodohan ku dengan Yunxi, dan bahkan perjodohan kami belum di resmikan jadi ayah memerintahkan Kaka untuk menemui putra dari paman Zhaou nanti!"jelas Jiyeon pada adiknya.

Tyuzu memasang raut wajah tidak senang

"Apa-apaan kau kak?, aku yang di undang paman zhaou lalu kenapa kau yang datang?!"

"Tyuzu.. apa kau tahu kabar buruk tentang anaknya~"wajah Jiyeon mencemas

Tyuzu dengan cepat memalingkan wajahnya dari Jiyeon

"tentu aku tahu segalanya!, aku bisa menerimanya! jangan bersikap terlalu penurut dengan ayah aku membencinya, dan aku ucapkan selamat untuk mu perjodohan mu dengan Yunxi si genit itu di batalkan !"ucapnya senang

Kini berlalu pergi meninggalkan kakanya yang mematung

Raut wajah Jiyeon terlihat cemas dengan adiknya dalam benaknya ia benar-benar tidak rela adik yang ia cintai di jodohkan dengan orang yang cacat yang menjadi buah bibir para kaum bangsawan.

" Tyuzu.. tumben sekali dia begitu?" gumam Jiyeon khawatir.

( ̄︶ ̄)

***

Ke esokannya di pagi hari yang cukup dingin

Tyuzu menaiki tandu dari kediaman Zhao untuk mengantarkan Tyuzu ke kediaman jendral besar OH Zhao bertemu Sehun.

Tanpa di ketahui Tyuzu, dari jauh Jiyeon dan xixi sudah memakai pakaian samaran mereka diam-diam mengikuti tandu yang dinaiki adiknya.

keduanya menyamar mengenakan celana dan rambut yang di ikat berniat mengawasi adiknya itu dari kejauhan.

Setelah beberapa lama tandu Tyuzu telah sampai berada di depan sebuah tempat dengan tembok batu yang tinggi menutupi kediaman oh zhaou itu, beberapa orang menjaga pintu kediaman oh zhaou dengan ketat tampaknya tidak sembarang orang yang bisa masuk, kini Jiyeon dan xixi kehilangan Tyuzu.

"sial bagaimana sekarang!" Gumam Jiyeon

"kita tunggu di sini saja nona!"tutur Xixi

Jiyeon menggeleng

"tidak aku tidak bisa diam saja di sini aku, aku benar-benar harus melakukan sesuatu, yah... Aku akan masuk diam-diam"

Mengangguk untuk idenya sendiri

"Apa?!!! tapi bagaimana kalau ketahuan, dan bagaimana nanti bila tertangkap?"khawatir Xixi

Jiyeon mengibaskan tangannya singkat

"Tidak akan!, percayakan saja padaku, kau lagi-lagi meragukan ku xixi ayo ikuti aku!"

Kini Jiyeon dan Xixi sudah berada di gang sepi tertutupi semak belukar masih di sekitar kediaman keluarga Oh

" yah.. cukup sepi bukan?"yakin Jiyeon mengawasi sekitar

Xixi mengernyit cemas"Kurasa ini ide buruk nona, pagarnya cukup tinggi!"

"sudah ikuti saja aku, kemarilah bantu aku naik pagar batu ini!"Jiyeon mendekatkan dirinya pada tembok tinggi

"nona ku mohon kita tunggu saja, aku sekarang lebih khawatir pada niatmu di banding dengan nona tyuzu"wajahnya masam

"Sudah turuti saja aku!"

Kini Jiyeon menaiki tubuh ramping xixi, xixi tampak kesakitan saat bahunya di injak Jiyeon

"ya ampun Xixi maafkan aku tapi jangan bersuara!"cemasnya

Kini Jiyeon berhasil naik ke atas pagar batu itu, dia kelihatan sangat senang seolah naik wahana.

"aku berhasil xixi !"bisik Jiyeon dari atas sana ke arah xixi yang ia tinggalkan di bawah

Xixi wajahnya bertambah cemas

"nona bagaimana cara aku naik?!"bisiknya

"Kau tunggu saja di situ ya..!!" Meninggalkan xixi Jiyeon loncat masuk ke dalam kediam jendral oh itu membuat xixi teramat khawatir dengan kenekatan nona mudanya itu

"NonA!" Pekiknya kecil sengaja menahan volume suaranya agar tidak terdengar oleh yang lain

Brugh !!

Kaki dan pantatnya sukses mendarat di tanah, Jiyeon Sedikit meringis menahan sakit karena bokongnya yang mencium tanah yang keras.

"aduh sial ...!,sakit juga! tinggi juga pagarnya sial!" Gumamnya pelan meringis mengelus-elus bokongnya agar mengurangi perihnya, kini ia kembali menjalankan aksinya untuk mencari adiknya mengendap-endap berniat menyusuri kediaman itu tanpa di ketahui orang yang ada disana guna mencari keberadaan adiknya yang ia khawatirkan sekarang.

TBC

______________________________________

Pantengin terus guys takdir sedang di permainkan di sini wkwk :v ngemeng-ngemeng bakal ada kejadian seru di next chapter