Semangat beraktivitas semuanya jika ada penulisan yang salah coment j yak, biar makin jago nulis guanya ^_^
__________________________________________
Taehee kini sudah ada di luar ia tengah memakai sepatunya masih dengan genangan air mata di wajahnya kesal pada sang suami,
"Oh ya ampun, kenapa semua ini harus terjadi,jika sampai anak ku menikah dengan anak bisu itu aku akan mendatangi dan membakar kediaman Jendral Oh itu! beraninya dia memanfaatkan situasi yang menguntungkan untuk anaknya ,beraninya dia mau menjodohkan para putri ku yang berharga dengan~"
suaranya menjauh dari kediaman itu dan berlalu pergi dengan kesal sambil terus menggerutu marah.
Di samping paviliun itu masih berdiri Jiyeon dan Xixi pelayannya, melihat sedih kepergian ibunya yang menjauh, wajahnya terlihat terbebani dan memikirkan sesuatu ia mencengkeram bajunya terlihat menahan sesuatu.
( ̄︶ ̄)
***
Jiyeon sekarang tengah berada di paviliun adiknya dengan pelayannya Xixi,ia melihat adiknya sibuk mengoles warna pada salah satu gelas keramik yang masih berwarna bata.
"Tyuzu!"sapanya berjalan mendekati adiknya yang tengah duduk dan asik mengoles gelas keramiknya
"Hem..Kaka untuk apa kau datang kemari?"
"Ya ampun lihat wajahmu Tyuzu, seorang putri harusnya tidak kotor seperti ini"Jiyeon ikut duduk di kursi yang ada di dekat adiknya sembari mengeluarkan sehelai sapu tangan bergambar bunga mengusap dengan lembut noda warna di wajah adiknya yang sedang berkonsentrasi itu.
"tidak ada salahnya Kaka, lagi pula ini di kediaman ku, tidak akan ada yang melihat"jelas adiknya menampilkan senyumnya
"tapi tetap saja kau harus tetap bersih" Jiyeon memasukkan kembali sapu tangannya
"Hem kau pasti ke sini untuk bunga tulip ku kan..?,aku yakin"tidak melepas pandangannya pada gelas
"Hem.. sedikit ada benarnya tapi ada yang ingin kutanyakan padamu?"ucap Jiyeon
"apa itu?"
"adakah pria yang menarik hatimu saat ini?"tanya Jiyeon
tyuzu menghentikan gerakannya mengoles warna dan kini pandangannya tertuju pada kakanya.
"pertanyaan apa itu? Lagi pula Kaka tidak perlu.. tau"jawabnya
".... Apa kau belum menemukan orang yang kau sukai saat ini?"Jiyeon membulatkan maniknya
"Kaka ada apa?"Tyuzu membaca ekspresi kakanya yang datar
"Hanya ingin bertanya saja"tutur Jiyeon
Tyuzu menyahut
"lagi pula mau suka dengan siapapun juga kita akan tetap menikah dengan orang pilihan ayah"
Jiyeon tertegun mendengar ucapan adiknya karena memang itu benar
Lanjut Tyuzu menjelaskan
"buku aneh yang kau baca,semua berakhir dengan bahagia bersama orang yang di cintai,ceh..nyatanya kita tidak akan seperti itu bukan?,aku takut aku akan terbawa oleh buku-buku aneh itu dan melihat kenyataan tak sejalan dengan cerita seperti yang ku inginkan aku bisa-bisa akan merasa tertekan dan akan mati cepat pasti heh.. makannya aku benci semua buku yang kau baca kaka"
Jiyeon kini menautkan alisnya
"Heh..kenapa malah membahas buku!, lagi pula kau itu belum di jodohkan, jadi kau masih bisa memilih orang yang kau suka untuk kau nikahi"
"hah..!,apakah kau sedang suka seseorang sekarang makanya kau menanyaiku pertanyaan tadi?, kau mau curhatkan tentang orang yang kau sukai?katakan padaku cepat.. siapa dia apa dia tampan?" Mata Tyuzu berbinar menatap kakanya
Jiyeon menggeleng
"Bu,bukan begitu"mengubah arah duduknya "hanya saja aku penasaran dengan apa yang akan kau lakukan jika saja kau di jodohkan dengan orang yang belum pernah kau lihat atau bisa jadi kau tidak menyukainya"
Tyuzu dengan cepat menjawab
"aku akan kabur dari rumah"
"apa!?"Jiyeon terkejut dengan lontaran adeknya
"iya aku akan lari dari rumah dan pergi selamanya dari sini aku tidak ingin di paksa ayah,inilah yang membedakan ku dengan Kaka, aku tidak akan menerima semuanya begitu saja apalagi menyangkut kebahagiaan hidupku aku sudah bilang padamu kalau kau tidak suka pada si pelajar genit Yunxi itu harusnya kau menolaknya saja meski itu permintaan ayah,tapi kaka tanpa berpikir panjang malah langsung menerima keputusan ayah, lagi-lagi buat kesal saja,eh.. tapi meski begitu jika kau mau kabur ajak aku ya.."ucap Tyuzu dengan raut polosnya.
Jiyeon membulatkan matanya saat mendengar kata-kata adiknya
"....,apa-apan itu! aku tidak akan kabur seperti itu dan percayalah,,aku menyukainya"
Tyuzu menyipitkan maniknya
"Hem.. aku membenci sikapmu yang seperti ini, asal kau tahu ya ..sebaik apapun kau berbohong pad orang lain kau tidak bisa membohongi adik mu ini, tidak akan mempengaruhi ku, kau tidak bisa berbohong karena adik mu ini pintar!, aku yakin kau bilang seperti itu agar tidak ada orang yang merasa terbebani oleh permintaan ayah bukan"wajahnya penuh keyakinan.
"tidak tyuzu"kilah Jiyeon sebenarnya kata-katanya tak sejalan dengan keinginannya
Jiyeon berdiri dari duduknya
"ini sudah malam aku hanya ingin memberikan ini padamu"mengeluarkan sebotol kecil bubuk warna dan meletakkannya di meja
Manik Tyuzu berbinar saat melihat benda yang di keluarkan kakanya itu "wahh...warna biru laut kau mendapatkannya Kaka?"serunya dengan senyuman manis
Jiyeon tersenyum sombong
"mendapatkan warna yang kau bilang langka itu,mudah saja bagiku..,tidurlah jangan terlalu larut dengan gerabah aneh mu itu"setelahnya ia beranjak dari sana.
Tyuzu meraih botol warna itu dan tak terima dengan ucapan kakanya
"Hey.. ini sudah jadi gelas yang indah..bukumu itu yang aneh...".
( ̄︶ ̄)
***
di pagi hari yang cerah
Suara burung beradu merdu terdengar hingga ke dalam sebuah ruangan yang cukup luas terlihat begitu banyak tanaman hidup di dalamnya dan semua bunga bermekaran dengan sempurna di tata rapi dalam ruangan yang sengaja di hiasi dengan tanaman hidup itu terdapat dua gadis cantik di sana Xixi yang sedang menata helayan rambut panjang Jiyeon.
"nona kau ingin memakai pita yang mana?"tanya Xixi melihat pantulan wajah nona mudanya itu di cermin
"yang biasa saja Xixi, oh iya kita akan menemui bangsawan Yunxi jadi siapkan pakaian berpergi ku ya"jawab Jiyeon
"Nona?apa tidak terlalu pagi untuk menjumpainya, dan lagi pula dia akan di nobatkan sebagai sarjana dia pasti sibuk sekarang mempersiapkan penobatannya"
Jiyeon mengerutkan keningnya
"hah..aku tau jalan pikiran pria bodoh itu lihat saja nanti aku pasti benar, dia saat ini bersama dengan teman-temannya yang menyebalkan itu"
"Nona tidak baik jika ada yang mendengar umpatan tadi"tegur Xixi
"aku kesal saja dengan manusia satu itu, aku yakin dia lulus sebagai sarjana pasti karena campur tangan ayahnya, bukan karena kemampuannya sendiri kau lihat sendiri kan dia selalu sibuk dengan wanita-wanita bodoh di luar sana dan selalu saja bermain judi aku selalu melihatnya berkeliaran di kota, jika kelak aku menikah dengannya aku akan mengurungnya dan mengikatnya di rumah" Jiyeon berbicara sambil menggerakkan tangannya seolah sedang mengikat kuat.
Jiyeon hanya akan bertingkah seperti itu di depan Xixi saja, Jiyeon sosok gadis yang selalu menjaga sikap dan keanggunannya di hadapan semua orang tapi tidak dengan pelayannya Xixi ia akan jadi orang yang berbeda tidak ada aura dingin yang terlihat, senyum dan tawa selalu lepas dari wajah mulusnya saat bersama Xixi, karena hanya pelayan cantiknya itu yang menemaninya di manapun ia berada sejak kecil.
usia xixi lebih tua 1 tahun dari Jiyeon yang sekarang menginjak 18 tahun Jiyeon akan sangat terbuka dengan Xixi ia bisa menunjukan ekspresi-ekspresi yang tidak pernah di lihat orang lain termasuk ibunya ekspresi frustasi,bahagia,malu,bahkan ekspresi sedih ia pernah menunjukan air matanya hanya di depan pelayan setianya itu.
Xixi selalu berpikir nonanya yang cantik itu selalu bersembunyi di balik topeng dingin,angkuh dan terlihat tidak perduli dengan perasaan orang lain,padahal sifat aslinya berbanding terbalik dari semua itu Jiyeon penganut paham, ia orang yang kekanak-kanakan,manja dan orang yang selalu ceria seberat apapun beban pikirannya ia akan selalu tersenyum di hadapan orang yang ia kasihi tidak ingin menunjukkan kesedihannya.
karakter yang jiyeon tanamkan pada dirinya saat dia mengenakan topengnya di dapatnya dari sang Ayah Park Canxu agar orang menilai ia lebih mirip dengan ayahnya, ia mengagumi sosok sang Ayah meski tidak terlalu dekat dengannya.
Mentri Park Canxu tidak pernah menganggap Jiyeon sebagai putrinya karena suatu alasan yang kuat.
Meskipun sikap ayahnya begitu dingin dan acuh pada Jiyeon ia tetap sangat menyayangi dan menghormati ayahnya itu ia akan bersih keras membuat hati ayahnya luluh dan percaya suatu saat nanti Ayahnya akan bangga memiliki Jiyeon sebagai putrinya.
Xixi berujar
"nona, sebenarnya aku agak khawatir anda menikah dengan Tuan Yunxi aku takut anda tidak bahagia karena~"
Jiyeon melihat pantulan Xixi di cermin
"Yak... Xixi ekspresi apa itu, sudah ku bilang aku ini akan selalu bahagia,jangan khawatir.."membulatkan nada bicaranya
"senyumku ini setelah menikah nanti tidak akan hilang dari wajahku kau mengerti" meyakinkan Xixi
"Aku tidak paham kenapa tuan besar menjodohkan anda dengan laki-laki seperti dia, seandainya saja sifat tuan Yunxi tidak genit~"
Jiyeon menyipitkan matanya
"setelah menikah denganku aku jamin dia tidak akan melihat wanita lain dia akan terus tertuju padaku kau taukan pesona park Jiyeon yang kuat membuat laki-laki bertekuk lutut memohon cinta pada park Jiyeon, Ahahaha,,,!" Kata-katanya ia dapat dari buku cerita yang ia baca.
"Nona aku sedang tidak bercanda!"
"Pernikahan ku dengan Yunxi cukup menguntungkan Ayah, dari raut wajah ayah.. dia terlihat senang saat aku tidak menolak untuk di jodohkan "
Lanjut Jiyeon menjelaskan
" terlebih lagi Yunxi anak Menteri dari partai yang cukup berpengaruh di kerajaan dia juga pasti akan menjabat sebagai Menteri nantinya"
Jiyeon berpendapat
"kurasa Ayah ingin memiliki menantu yang menjabat sebagai petinggi di kerajaan, Karena itu bisa membantu ayah dalam politik tidak buruk bukan ?"
Xixi hanya diam seribu bahasa ia terus menyimak kata-kata nona mudanya.
"Dan jika ayah bahagia aku juga bahagia lagi pula tidak ada ruginya menikah dengan seorang anak bangsawan kaya"meyakinkan xixi yang masih berwajah sendu.
"dan juga aku ingin menjadi contoh yang baik buat Tyuzu aku harap dia selalu bahagia dan menemukan pasangan yang dia inginkan aku harap Tyuzu bisa memilih laki-laki yang dia cintai, semoga setelah aku di jodohkan ayah berhenti menjodohkan Putri dengan lelaki yang tidak ia cintai" Jiyeon mencurahkan perasaannya mengatakannya dengan tulus.
Sebenarnya Jiyeon sedikit khawatir setelah mendengar perbincangan ayahnya semalam.
"Hem ya ampun jika saja tuan Park dan nona tyuzu mendengarnya dia pasti akan sangat tersentuh"Xixi mencubit pipi nonanya dengan manja
dalam hati Xixi
'Aku benar -benar khawatir dengan perjodohan ini, nona mudaku tidak pantas mendapatkan laki-laki seperti Tuan Yunxi,seandainya tuan Canxu bisa melihat hati anaknya ini dan lebih dekat dengannya,oh dewa lindungi lah nona mudaku ini'
"Hey.. kau melamun, sudah selesaikan?"tanya Jiyeon, Xixi mengangguk
Jiyeon menepuk tangannya satu kali
"kerja bagus Xixi ku..,ayo kita keluar dari kamar indah ini"
Saat mereka berdua keluar dari kamar Jiyeon sudah mengenakan baju berpergiannya kini ia di kejutkan dengan bunga yang ia kenali di depan pintu ruangan itu bunga tulip berwarna kuning yang di taruh di atas guci yang indah sangat cocok dengan perpaduan bentuk bunga tulip itu.
Jiyeon terkekeh "Tyuzu, sudah ku tebak bunga ini untuk ku!"tak lepas pandanganya pada bunga di genggamnya dengan mata yang berbinar.
"aku harus memberinya hadiah "
( ̄︶ ̄)
~~~
Di kota
Di keramaian Jiyeon dan xixi berjalan berdampingan kini mereka berhenti di salah satu kedai minuman terkenal.
Kedai minuman itu cukup megah awalnya xixi menghalangi Jiyeon untuk masuk tapi ia tetap bersikeras masuk kedalam rumah itu, di dalamnya begitu ramai para wanita mengenakan riasan berat dan tatanan rambut yang berlebihan juga baju yang sedikit terbuka begitu banyak orang di dalamnya suara gaduh beberapa kali terdengar,suara tawa wanita bertebaran, tempatnya sangat luas dan bahkan ada dua lantai.
beberapa orang melirik Jiyeon, mereka merasa asing dengan Jiyeon sekaligus terpanah dengan kecantikan dan pesonanya yang tidak bisa di pungkiri para pria yang ada di sana, mereka tertegun melihat sosok wanita berhidung mancung dan bermata tajam bak Dewi, berjalan tanpa menoleh ke sekelilingnya mengabaikan orang-orang yang memandangnya dari ujung kaki hingga rambutnya.
tertuju pada salah satu meja yang terdapat laki-laki yang di kenalinya terlihat lengan laki-laki itu tengah di glayuti wanita, yaitu Yunxi jiyeon tidak merasa terganggu dengan pemandangan itu, karena dia tidak memiliki perasaan pada Yunxi ia tetap melangkah mendekati Yunxi yang terlihat frustasi dan masam karena kalah bermain judi, beberapa teman-temannya tertawa cukup lepas.
"Selamat pagi tuan-tuan maaf jika aku mengganggu!"sapa Jiyeon
Berhasil mengejutkan Yunxi yang melihat sosok gadis yang di kenalinya membuat Yunxi tertegun tak percaya bahwa putri yang akan di jodohkan dengannya berada di hadapannya saat ini.
"Yak..Jiyeon!Apa yang kau lakukan di sini ?!"ucap Yunxi terkejut sampai berdiri dari duduknya
Yunxi menepis tangan wanita-wanita yang menggelayutinya takut menyinggung perasaan Jiyeon, membuat wanita-wanita itu terlihat kesal dan meninggalkannya.
Teman Yunxi bertanya
"kau mengenali nona cantik ini?"
Yunxi mengangguk"Dia adalah~"
Jiyeon memotong
" Bolehkah aku ikut bermain bersama kalian kelihatannya seru"
Yunxi terheran"nona Jiyeon Apa yang kau katakan?"
Teman Yunxi menyahut
"Tentu saja kau bisa bergabung.. berikan nona ini tempat duduk!"
"Hey.. Jangan bercanda, Jiyeon ku rasa kau tidak seharusnya di sini"keluh Yunxi
"itu yang harusnya Ku katakan padamu tuan Yunxi"dengan ekspresi masih datar mata Jiyeon tertuju pada kartu yang ada di meja kini
"Jika kau mau ikut kau harus menaruh taruhanmu di atas meja nona cantik"jelas teman Yunxi
Jiyeon menaruh dua ikat koin perak di meja judi.
"kau tidak ikut bermain tuan Yunxi?"tanya Jiyeon pada Yunxi
Teman Yunxilah yang menjawab
"dia sudah kehabisannya uang ahaha"
"payah .. sekali !"ucap Jiyeon di dengar Yunxi
" Aku tidak beruntung saat ini,wah kau meremehkan ku nona Jiy?!"ia merasa tidak terima di remehkan
"Ayo mulai!"Teman Yunxi begitu semangat

(HAN YUNXI anak salah satu penjabat kerajaan pelajar yang baru saja lulus dalam ujian kenegaraan saat ini menjadi calon Sarjana)
permainan di mulai dengan kartu yang di bagikan ke masing-masing orang yang bertaruh semua tampak mulai serius menukar dan mengera-ngera kartu yang ada di meja menyusun angka pada kartu itu yang akan memberi mereka keberuntungan untuk memenangkan perjudian itu.
beberapa orang meletakan kartu mereka dengan yakin ,dan Jiyeon meletakkannya juga tapi sayangnya Jiyeon kalah telak tampaknya salah perhitungan teman Yunxi yang memenangkan pertaruhan itu.
"yak jiyeon aku sudah memperingatkan mu!,dan tampaknya kau sama tidak beruntungnya denganku"Yunxi tersenyum mengejek
Tapi jiyeon masih bertahan dengan raut wajah datarnya, beberapa pria dan wanita penghibur di sana mentertawakan Jiyeon dengan ekspresi mengejek sudah dua kali Jiyeon kalah meski hampir menang tapi lagi-lagi teman Yunxi yang memenangkan pertaruhan itu di akhir.
"ayo lakukan lagi!"ujar Jiyeon semangat
Yunxi terlihat heran"Hentikanlah kau hampir kehabisan semua uang yang kau bawa!"
Jiyeon tidak memperdulikan peringatan Yunxi
" ini sisa uang yang kupunya, dan aku akan mempertaruhkan baju yang ku kenakan sebagai barang yang akan ku pertaruhkan"jelas Jiyeon yakin
Yunxi dan yang lainya terkejut mendengar pernyataan Jiyeon yang kelewat enteng itu.
Beberapa orang yang mendengarpun tertarik dengan taruhan yang terjadi beberapa orang membicarakan mereka kini.
"A..apa.. kau sudah gila ayo pergi dari sini !"Yunxi berniat meraih tangan Jiyeon untuk membawanya pergi
" Aku hampir menang tadi kurasa kali ini aku akan beruntung"ucap Jiyeon menepis tangan Yunxi
"yak ...Jiyeon kau kalah telak tadi!"Yunxi mencoba menyadarkan Jiyeon dari pertaruhan gilanya
Teman Yunxi bertepuk tangan dan tertawa"menarik sekali hahaha..,kalau begitu aku bertaruh semua uang ku dan aku juga akan bertaruh baju yang ku pakai"
Orang Yang duduk di situ tertarik dan juga ikut bertaruh sama seperti Jiyeon
"kalau begitu aku juga ikut bertaruh! Dengan pakaian yang ku kenakan ini !"Yunxi malah jadi ikut-ikutan bermain karena taruhannya baju yang ia pakai ia jadi bersemangat dan kembali duduk untuk kembali ikut bermain
Orang-orang yang ada di sana bergunjing "wah.. siapa sebenarnya gadis itu sombong sekali dia,percuma cantik tapi bodoh ingin jatuh dan masuk kedalam lubang yang sama!"
Di sahut oleh orang lain
"Benar-benar tapi tidak masalah jika dia kalah dia akan membuka bajunya hahaha sebuah pemandangan bagus bukan?"
beberapa orang tertarik dan mulai mengerumuni meja Jiyeon dan yang lainnya
Seseorang pria tampan di kelilingi oleh beberapa penghibur cantik memperhatikan Jiyeon dengan intens dia cukup tertarik dengan gadis bermata tajam yang sekarang tengah di kelilingi beberapa orang itu.
"siapa dia?,apa dia sering datang kesini?"
Tanyanya pada salah satu wanita penghibur yang menggelayuti lengannya untuk menemaninya minum.
Wanita penghibur yang ada di sampingnya menjawab
"aku tidak tahu tuan Chanyeol, aku juga baru melihatnya tapi dari cara berpakaiannya dia sepertinya orang kaya, dan kalau pria-pria itu aku kenal mereka sering berkunjung mereka Anak salah satu menteri"berbisik di telinga Chanyeol

(HAN CHANYEOL salah satu sarjana kaya yang telah lulus dengan nilai baik,dan akan segera menjabat sebagai salah satu Menteri ia adalah Sarjana undangan Raja mendiang Ayahnya mantan Menteri yang mengurus keuangan kerajaan)
" Begitu.. aku jadi penasaran apa dia akan menang kali ini?" Chanyeol beranjak dari tempat duduknya
"Permisi nona-nona " channyeol meninggalkan para wanita penghibur itu,ia naik ke lantai dua untuk menyaksikan lebih jelas dari atas sana dengan teropongnya yang ia keluarkan dari saku bajunya, pandangannya tak lepas dari Jiyeon yang dengan serius pada kartu-kartunya.
>.<
Dua orang pria menaruh kartunya dengan percaya diri kemudian yunxi lalu di ikuti Jiyeon.
"kau tidak mau menaruh kartumu terlebih dahulu tuan?"Jiyeon bertanya pada teman Yunxi
Teman Yunxi menjawab
"Kau duluan nona!"tersenyum memandang jiyeon
"kartuku Unggul!"ujar Jiyeon masih dengan dinginnya
Orang-orang yang ada di sana berujar
"wah ..benar kartunya mengalahkan angka Yunxi yang tadinya unggul"
Wajah Yunxi melesu dia tampak tak bersemangat lagi ia kalah, tapi kini ia tertarik pada kartu temannya.
Teman Yunxi penuh percaya diri meletakan kartunya
"Tunggu.. nona kali ini sepertinya hariku yang paling beruntung,AhahahaHA!"
Ternyata kartunya mengungguli angka kartu Jiyeon ia kembali menang membuat semua orang yang menyaksikan membicarakannya
"Hey nona aku sedikit kecewa wajahmu tidak cemas sama sekali aku kagum wajahmu itu masih berekspresi sama!,ahahaha aku suka itu, lakukanlah" jelasnya teman Yunxi masih dengan tawanya.
Yunxi kini yang terlihat tidak terima
"Tidak!!, Apa yang kau katakan Mui!, Kau tidak tahu dia siapa!aku tidak akan membiarkan Jiyeon melepas pakaiannya!"gelisahnya
"kenapa kau diam saja nona?ayolah lakukan pertaruhan yang kau bilang tadi, apa kau lupa?"sahut Mui
"hentikan !"cegah Yunxi
"tenanglah sedikit tuan-tuan dan nona-nona, yunxi aku tidak tahu mengapa kau bisa berteman dengan pria licik ini!"tutur Jiyeon menatap mui
"apa maksud mu! beraninya kau menyebut ku seperti itu lakukanlah taruhan kita tadi,cepat!,atau aku yang akan membantu melepaskan pakaian mu itu!"marahnya
Jiyeon menyipitkan maniknya masih dengan berujar tenang
"Hah..mengakulah kalau kau berbuat curang sedari tadi!"
"A..apa..!,wah.. kalian dengar itu hey nona bajuku tadi sudah mereka geledah dan mereka mengatakan hal yang sama seperti mu ,aku tidak pernah curang ,wah orang beruntung seperti aku harus terus bersabar saat di fitnah, kalau benar aku berbuat curang apa kau punya buktinya!?"MUI terlihat tersulut emosi menekan pundaknya sendiri.
Kini semua orang membicarakan Jiyeon dengan tatapan tidak senang dan menyalahkannya.
Jiyeon berdiri dari duduknya "Tentu saja aku punya bukti!"
"Apa?"MUI terkejut
"Kau menyembunyikan kartu di balik alas meja judi ini!"jelas Jiyeon dengan tatapa tajam tertuju pada Mui
Mui terbelalak kaget
"M..mana.. mungkin aku, menyembunyikan nya..!"Sedikit terguncang raut wajahnya berubah panik dan ia terlihat sedikit gugup
"coba ku periksa!!"ucap Yunxi beranjak untuk memeriksa meja Mui
"hey..hey mana mungkin Yunxi "MUI mencoba menghalangi Yunxi
"Kenapa kau panik tuan?"kini Jiyeon tersenyum sinis
Yunxi membuka alas meja judi itu
tapi sayangnya tidak menemukan apapun
"Kalian lihat, lihat itu ! tidak ada apapun di sana!,Ahahahaha hahahaha ha ha ha !"Mui tertawa penuh kemenangan memegang perutnya Jiyeon masih dengan raut wajah yang sama melihat ekspresi tawa dari Mui
"Dasar wanita ini..!"menyeka air matanya
"setelah salah wajahnya masih saja datar, baiklah aku akan membantu mu melepaskan bajumu itu!" Mui berniat mendekati Jiyeon
perkataan Jiyeon menghentikan langkah Mui
"Aku belum selesai tuan Mui!, Tuan Yunxi coba kau periksa sela meja itu kau melihat sesuatu?" masih dengan ekspresi dinginnya.
Yunxi tidak menyadarinya tapi salah satu pengunjung di situ menarik kartu yang menonjol di sela meja warna belakang kartu itu sama dengan warna meja jadi sedikit ada ilusi optik seolah terlihat tidak ada kartu yang tersusun di sana, setelah di perhatikan dengan cermat benar-benar ada beberapa kartu yang tersusun di sela meja.
" Wah... benar ada kartu di sini!" Pekik orang itu.
"Wah MUI apa ini !!" Yunxi terbelalak kaget dan menunjukan kartu yang habis ia tarik dari sela meja ia tidak menyangka
Mui kini cemas berniat berkilah
"A..aku tidak.. !"
Jiyeon dengan seringai liciknya
"Ingin menyangkalnya tuan?!, kelihatannya.. kau sudah lama menaruh kartu itu di sana, dan kau mengingat setiap nomor dari kartu yang kau sembunyikan dengan angka yang besar, tampaknya itu yang membuatmu selalu menang!"dengan ekspresi yakin menjelaskan.
" jadi selama ini kau mempermainkan ku, teman macam apa kau ini! "kini Yunxi memukul Mui karena merasa begitu di hianati, Mui terjatuh ke lantai seketika keadaan gaduh .
Mui mencoba menahan Yunxi yang marah padanya
" maafkan aku Yunxi aku tidak bermaksud jangan marah ~!"terus ia mencoba menenangkan temannya yang ia tipu selama ini.
Orang-orang di sana kini menyalahkan Mui
"Buat malu laki-laki saja pria ini !"mui yang ketahuan curang tidak berkata apapun lagi ia menggigit bibir bawahnya dengan wajah masam merah padam dan sangat cemas menahan malu.
Jiyeon menghentikan kemarahan Yunxi dengan kata-katanya yang dingin
"Apa yang sedang kalian lakukan?! Apa kalian lupa dengan perjanjian kita tadi tuan-tuan!,lepaskan pakaian kalian sekarang!!, setelahnya ..aku tidak perduli kalian mau berkelahi atau menari di sini".
kini Jiyeon melihat uang koin yang menggunung di hadapannya
"wah..aku benar-benar beruntung ya hari ini,xixi! bawa semua uang ini"
"eoh..tampaknya kau akan kesusahan membawanya karena ini cukup banyak aku ..akan membantu mu membawanya"masih dengan nada tenang Jiyeon bertutur
Jiyeon mendelikkan matanya melihat para laki-laki yang kalah taruhan itu yang juga belum bergerak dan malah mematung memandanginya, melihat itu Jiyeon kesal sekarang.
"Apa yang kalian lakukan ha?!, aku menunggu! buka baju sekarang!!" Mendelik tajam pada Mui dan Yunxi dan kedua pria lainnya
Tentu saja mereka merasa harga diri mereka di permainkan oleh gadis berwajah dingin ini sebenarnya tidak terima tapi mau tidak mau mereka harus melakukannya.
Yunxi memerjapkan matanya
"Aku juga ?!,Jiyeon apa aku juga harus melakukannya?"tanya Yunxi dengan ekspresi lugunya
"tentu saja,bukanya kau kalah!"Jiyeon menyebut dengan tak acuh
Yunxi mukanya memelas
"tapi aku tadi ..sudah membela mu!"
Jiyeon terlihat menunggu
"lakukan lah.. , kesalahan mu sendiri,ikut dalam taruhan ini!" Jelas wanita cantik itu dengan nada tenangnya.
kini Jiyeon meninggalkan tempat yang riuh itu dengan Xixi yang menahan tawa, ia tidak ingin melihat ke empat pria bertelanjang dada menanggung malu, ke empat pria itu termasuknya Yunxi jadi bahan tonton orang-orang di dalamnya mereka begitu di tertawakan mereka benar-benar merasa malu.
*
Jiyeon dan Xixi tersenyum puas kini telah berada di luar tempat tadi sambil membawa tumpukan uang.
Seseorang menghentikan langkah kedua wanita berbeda status itu.
"hey nona, bukannya kau juga curang tadi!"
Jiyeon tak berekspresi melihat heran dengan orang asing yang ada di hadapannya, Xixi merasa orang tersebut telah mengganggu nonanya
"Hey tuan jangan asal tuduh pada nona ku!"Sungut Xixi
Orang asing itu adalah Chanyeol.
"Jujur saja,Aku akui cukup kagum dengan keberanian mu menantang mereka, benar-benar di luar dugaan semua orang kau juga berhasil tau trik orang yang berbuat curang itu luar biasa, padahal kau juga menyembunyikan kartu di balik lengan baju mu " ucap Chanyeol tersenyum manis
" Hey tuan!!,ka.. kau tuduhan macam apa itu!"gugup Xixi
Jiyeon kini membuka suaranya
"Aku tidak mengenal anda tuan permisi, ayo kita pergi xixi" mereka berniat melangkah pergi
Chanyeol masih dengan posisinya melanjutkan perkataannya dengan senyum manis di wajahnya.
"kau sengaja kalah di permainan pertama dan ke dua, agar tidak ada orang yang curiga padamu, kemudian kau berani memberikan taruhan besar yang menyangkut harga diri mu, ceh.. karena kau yakin lawan mu akan kembali menang dengan kecurangnya, tapi kau tidak jauh beda bukan dengan pria tadi?,sama-sama licik menyembunyikan kartu bernomor tinggi sepertinya kau memang sudah merencanakan semuanya sebelum masuk ke tempat ini... aku benarkan?"dengan yakin Chanyeol menjelaskan masih menatap Jiyeon di hadapannya.
Jiyeon menghentikan langkahnya membuat Xixi membalikkan tubuhnya untuk menegur Chanyeol yang mengusik mereka
"hey tuan ~"
Jiyeon memotong ucapan Xixi
" Jika itu benar lalu apa masalahnya dengan mu?"masih dengan dinginnya kini ikut membalikkan tubuhnya menghadap Chanyeol
"hanya memastikan saja bahwa aku benar!"sahut Chanyeol tenang menaikan salah satu alisnya
Jiyeon menjelaskan
"Aku curang atau tidak, itu bukan urusan anda, lagi pula jika lawanmu sebelumnya mengalahkan mu dengan cara yang curang kau harus mengalahkannya dengan cara yang sama aku tidak salah bukan? Karena dalam permainan itu kita harus pandai-pandai menggunakan trik jangan hanya mengandalkan keberuntungan saja, mereka saja yang terlalu bodoh tidak menyadarinya dan ..karena kau menyadarinya selamat tuan,anda orang yang pintar"
Chanyeol tertawa mendengar ucapan Jiyeon
"Ahahahaaa..!, tempat tadi adalah milik ku, kau bebas berkunjung kapanpun kau mau aku akan mentraktir mu minuman !"sekarang tersenyum memamerkan lesung pipinya ia cukup tertarik dengan Jiyeon.
Jiyeon merasa harus menghindari orang seperti Chanyeol
"permisi tuan aku terlalu sibuk untuk menanggapi orang seperti anda, di tambah aku tidak akan pernah lagi mengunjungi tempat aneh itu"dengan sekilas senyum remeh ia meninggalkan Chanyeol pergi bersama Xixi

(Park Jiyeon, salah satu putri keluarga Park,gadis Cantik dan cerdik, cukup dikenal sebagai putri yang sombong,angkuh, jahat dan licik karena ekspresi wajah dan manik tajamnya, Jiyeon sangat mencintai keluarganya)
"Ahahaha ha ha .. menarik sekali, aku yakin kita akan bertemu lagi"tutur Chanyeol di sisa tawanya
Chanyeol berseru pada Jiyeon di sana yang semakin menjauh darinya
"HEY NONA !,TAMPAKNYA BESOK SUDAH MUSIM DINGIN JAGA KESEHATAN ANDA..!"
"Nona Jiyeon" gumamnya memperhatikan kepergian Jiyeon.
TBC
________________________________________
Wah guys nanti di next chapter jiyeon bakal ketemu Sehun wkwk jadi pantengin terus yak tadinya mau buat ketemu di chapter ini cuma gua buru-buru ada yang mau di kerjakan :')
Semoga kalian suka dengan cerita gua yang satu ini, beri gua semangat yak jangan lupa votenya biar bisa lanjutin ceritanya
^_^