"Apa kau mau membantuku untuk menuntaskannya, sayang?" Suaranya sangat serak. Afka sudah sangat bergairah saat ini. Matanya mengobarkan hasrat yang melambung tinggi pada gadis yang tengah menelan ludahnya susah payah.
Dia ragu. Ghirel ingin, namun ragu.
"Menuntaskan bagaimana? Aku sedang datang bulan." Jawab Ghirel. Pipinya sangat memerah, membuat Afka merasa semakin sesak di bawah sana. Ini menyakitinya, tetapi dia tidak akan memaksa Ghirel.
"Kau bisa menggunakan tangan atau mulutmu, sayang." Jawab Afka. Dia akan mencoba sebisanya untuk memanfaatkan rasa penasaran Ghirel. Tak apa, lagipula mereka masih sah dimata hukum.
"Apa boleh? Aku tidak pernah mencobanya." Jawab Ghirel. Dia terlihat tertarik dengan ucapan Afka. Namun, di waktu lain dia juga terlihat sedikit ragu dan ketakutan. Hal itu tentunya membuat Afka semakin merasa gemas dengan tingkah Ghirel.
Bagaimana bisa gadis itu menjadi sangat polos?