Sudah seharian Abian tidak ada kabar, aku mulai khawatir dengannya lalu tiba-tiba ada telfon masuk
"Halo, apa ini dengan istri Abian Aditya?
"Iya benar, maaf ini dari siapa?
"Saya pak Barry, saya ingin menyampaikan sesuatu bahwa Abian mengalami kecelakaan pesawat yang menewaskan semua penumpangnya termasuk Abian. Saya mendapat info ini dari maskapai yang bersangkutan dengan penerbangan Abian"
Aku tidak tau harus bagaimana, aku benar-benar kehilangan arah jika sampai Abian meninggalkanku untuk selama-lamanya
"Saya akan bertanggung jawab, untuk biaya pemakaman dan yang lainnya akan saya yang tanggung karena saya yang menyuruh Abian pergi ke Palembang. Sekali lagi saya minta maaf bu Agatha, selamat siang"
Sekarang aku berada didepan makam orang yang sangat aku cintai di temani oleh orang tuaku dan juga ada orang tua Abian. Davina aku titipkan bersama sepupuku dirumah yang sedang berkunjung ke rumahku
"Bian...kalau tau bakal kayak gini aku gak pernah dan gak akan pernah izinin kamu pergi kemana pun"
"Agatha, relakan kepergian Abian...supaya dia tenang disana"
"Kamu pembohong. KAMU PEMBOHONG ABIAN!! AKU BENCI SAMA KAMUU!!!!" Racau Agatha sambil memukul tanah makam Abian
"KALAU TAU BAKAL KAYAK GINI AKU GAK AKAN IZININ KAMU!!! GAK PERNAH DAN GAK AKAN ABIAN!!!! aku gak bakal izinin kamu...aku mohon kembali..aku butuh kamu, Davina butuh kamu..."
Agatha menangis didepan nisan suaminya, dia butuh sosok pelindung dan yang bisa menerima dia apa adanya. Jika boleh jujur, hanya Abian satu-satunya yang selalu ada untuk Agatha. Disaat lelaki lain menjauh karena alter ego yang dimilikinya, tapi tidak dengan Abian
Kedua orang tua Agatha dan Abian mengajak Agatha untuk pulang tapi Agatha selalu memberontak, lalu tiba-tiba
"Agatha..."
Agatha melihat jelas sosok Abian yang sedang berhadapan dengannya saat ini
"Abian? Abian aku mohon jangan pernah tinggalin aku aku mohon sama kamu Bian aku mohon..." Nada suara Agatha memelan karena sudah terlalu lelah menangis
"Aku memang pergi dari dunia, aku memang gak disamping kamu. Tapi, aku gak akan pernah pergi dari hati kamu Agatha"
"Tapi aku mau kamu selalu disamping aku Bian..."
"Kamu harus percaya sama aku kalau aku akan selalu disamping kamu, di hati kamu. Aku selalu jagain kamu Agatha, aku juga selalu jagain Davina tolong percaya sama aku"
Lalu Agatha tersenyum mendengar apa yang dikatakan Abian dan Agatha sedikit tenang karena bisa bertemu dengan Abian
"Sekarang kamu pulang ya, ikuti apa kata mamah sama papah"
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum mengikuti perintah suamiku yang sudah beda alam denganku
"Tolong jaga Davina untuk aku, Agatha"
"Aku bakal jaga Davina sampai aku bareng sama kamu Bian"
Abian hanya tersenyum lalu tak lama kemudian menghilang dari hadapan Agatha
"Agatha..Agatha..."
Orang tua Agatha dan Abian khawatir melihat Agatha sedang berbicara sendiri
"Agatha..."
"Iya yah, bu kenapa?"
"Kamu tadi lagi ngomong sama siapa Agatha??"
"Sama Abian bu"
Mertuanya itu tersenyum hangat
"Dia sayang sekali sama kamu Agatha"
"Iya bu, aku beruntung dan bangga mempunya suami seperti Abian"
"Yaudah sekarang kita pulang ya Agatha, Davina pasti udah nungguin kamu"
"Iya pah. Bian, aku pamit kamu baik-baik ya disana"
Diam-diam Abian tersenyum hangat melihat istrinya itu. Walaupun mereka sudah beda alam, setidaknya Abian masih bisa melihat istrinya itu