Keesokan harinya, Raja dan Ratu tidak tahu harus berbuat apa supaya rakyatnya dan anaknya bisa sembuh dari penyakit mereka.
Raja memberikan perintah untuk mencari obat yang bisa menyembuhkan ketiga anaknya. Rakyat yang sedang berduka karena ke pergian keluarga atau orang yang sangat berharga, menolak perintah raja untuk mencari obat untuk putra dan putri mahkota.
Raja yang mendengar bahwa rakyatnya tidak mau menerima perintah darinya, dengan geram Raja akan menghukum mereka tanpa belas kasihan.
Prajurit yang memberi tahu soal tanggapan rakyatnya kepada Raja di suruh oleh Ratu untuk memberikan beberapa makanan yang tersedia di kerajaan tapi dengan syarat untuk tidak memberi tahu Raja kalau dia yang memberikan makanan.
Dengan menundukkan kepalanya dia bersedia melakukan apa yang Ratu perintahkan. Di dalam kerajaan begitu sepi semenjak Lius, Nero, dan Neri sakit.
Ratu pergi menuju ke ruangan tempat ketiga anaknya sakit. Lima orang pengguna sihir penyembuh sedang merawat keadaan Neri yang semakin memburuk per menitnya.
Lius dan Nero sedang tidur untuk mengistirahatkan kondisi mereka berdua yang semakin membaik. Seorang ahli sihir masuk ke dalam ruangan untuk memeriksa kondisi mereka bertiga.
Lius semakin membaik tapi simbol bunga Selsa yang berada di dahinya tidak bisa hilang meskipun menggunakan sihir pelepas segel terkuat sekalipun.Karena Lius sedang di kutuk oleh bunga Selsa.
Ahli sihir itu pun memeriksa Nero dengan sedikit tertawa. Kondisi demam Nero sudah turun drastis hanya dalam lima menit, ahli sihir itu pun langsung terkejut saat melihat telapak tangan Nero.
"Apa ada sesuatu di tangan Nero?" Ratu bertanya kepada ahli sihir itu.
"Ti-tidak ada apa-apa, Yang mulia." ahli sihir itu pun pergi memeriksa Neri.
Kondisi Neri tidak bisa di tolong lagi, sihir dari ahli sihir itu tidak bisa menyembuhkan Neri. Tidak lama lagi Neri akan pergi ke tempat lain.
Ratu segera pergi ke ruangan Raja tentang apa yang sebenarnya terjadi karena sebelumnya hal ini tidak pernah terjadi.
Setelah sampai, Ratu masuk ke ruangan Raja..
Ratu bertanya kepada Raja di dalam kamarnya dan terlihat Raja sangat gelisah dan tidak bisa berhenti berjalan memutari meja kecil di tengah-tengah kamar.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Ratu masuk ke kamar dan menutup pintu kamar supaya tidak ada yang tahu tentang pembicaraan mereka berdua.
"Aku menggunakan bunga Selsa untuk menyembuhkan-mu saat kita berada di padang bunga dan padang runput yang kita kunjungi kemarin." Raja berhenti berjalan.
"Benar, tiba-tiba waktu itu aku jatuh sakit. Apa yang terjadi setelahnya? apa kau memetik..." Ratu curiga bahwa Raja memetik bunga itu dari padang bunga.
Raja marah dan bilang bahwa dia menemukan bunga Selsa dari seorang pengembara yang datang dari tempat yang sangat jauh dengan baik hati pengembara itu memberikan bunga Selsa kepada Raja.
Tapi, Ratu membantah karena Raja terlihat berbohong dan menyembunyikan sesuatu darinya. Tadi Raja tidak menyebutkan alasan kenapa pengembara itu memberikan bunga yang langka itu secara gratis.
Raja yang melihat Ratu yang mencurigainya, akhirnya ia terbawa amarah dan menampar pipi kanan Ratu dengan tangan kanan-nya karena Ratu tidak percaya kepadanya.
Ratu bersujud di hadapan Raja supaya menggatakan yang sebenarnya atau yang sesungguhnya terjadi. Tapi, Raja menendang Ratu tepat di kepalanya dengan menggunakan kaki kiri.
Kembali ke tempat Nero bercerita...
"Lalu apa yang terjadi?" Rira sedang duduk di pangkuan Nero.
"Aku akan melanjutkan cerita ini di lain waktu karena ini sudah sore, nanti aku di bunuh Lyra siapa yang tanggung jawab?" Nero berdiri dan berjalan menuju ke penginapan.
Rira jatuh dari pangkuan Nero, dengan wajah kesal Rira berdiri dan membersihkan bajunya karena terkena debu.
Nero berbalik badan dan melambaikan tangan kirinya. Rira bergegas menuju ke Nero yang sedang berjalan mundur.
Setelah sampai, Nero kembali berjalan ke depan di temani Rira di sampingnya dengan ekspresi wajah Rira yang terlihat sedih.
"Nero...aku tidak tahu apa yang terjadi...tapi aku merasa hal itu pernah terjadi di suatu tempat?" Rira menatap jalan seperti ingin menghancurkan siapa pun yang menghalangi jalan-nya.
Nero hanya bisa diam setelah apa yang barusan di katakan Rira. Nero berpikir bahwa Rira mungkin akan berubah menjadi Rira yang jahat karena Rira merupakan reinkarnasi Lyra yang jahat.
Karena cara berbicara Rira barusan seperti pemburu bayaran yang haus akan pertarungan. Tapi itu masih belum ada bukti bahwa Rira akan menjadi Lyra yang jahat.
Setelah sampai di penginapan, mereka berdua masuk ke dalam dan melihat Katanci dan Lyra sedang menyandera orang-orang yang berada di dalam penginapan.
Rira hanya bisa diam dengan wajah yang sangat terkejut sama seperti Nero yang terdiam karena tidak tahu hal ini akan terjadi.
Nero menggeleng-gelengkan kepalanya dan berjalan mendekati Lyra. Katanci bertanya kepada Nero, "Apa Lavas muncul tadi aku merasakan sihir panas di dekat sini?"
"Apa Rira terluka Nero atau kau menyentuhnya?" Lyra menatap Nero sambil menodongkan pisau yang ada di tangan kirinya.
"Aku baik-baik saja." Rira tersenyum.
Lyra merasa lega dan Katanci terus menatap mata kanan Rira karena warna mata kanan-nya terlihat sedikit pudar.
"Rira...apa dia reinkarnasimu?" Nero menatap Lyra dengan wajah tenang.
"Hal itu tidak penting!" Lyra menyangkal pertanyaan Nero.
"Rira...APA DIA BENAR-BENAR REINKARNASIMU?" Nero bertanya dengan nada tinggi.
"Apa karena dia mirip denganku, jadi kau menyimpulkan dia reinkarnasiku?" Lyra menurunkan pisaunya.
Lyra terlihat sedikit emosi dan sedikit bingung karena Nero bertanya dengan nada tinggi, hal itu membuat Lyra sedikit emosi tapi dia tidak bisa melakukan apa pun di hadapan Rira.
Sedangkan Nero sangat ingin tahu tentang mereka berdua selain wajahnya yang mirip sihir mereka berdua terasa sama tapi tidak sepenuhnya mirip.
Artinya, kekuatan Lyra itu sangat besar tanpa perlu menggunakan sihir. Fisik Lyra jauh lebih kuat di banding dengan sihirnya,
Sedangkan Rira sangat lemah dalam kekuatan fisik tapi sihir yang di keluarkan atau di gunakan oleh Rira itu sama seperti milik Lyra hanya saja sihir Rira lebih kuat di banding Lyra.
Yang Nero pikiran adalah mereka berdua pasti orang yang sama mungkin bisa di sebut bahwa Rira reinkarnasi dari Lyra. dan yang menjadi permasalahannya yaitu jumlah kekuatan mereka berdua yang berbeda.
Rira tidak tahu yang harus di lakukannya saat berada di suasana seperti ini. Katanci tidak melakukan apa pun dan hanya mengamati Lyra dan Nero.
"Kalian tenanglah!! jika berkelahi atau berdebat yang terkena imbasnya kalian sendiri!" Rira mencoba membuat Nero dan Lyra tenang dengan cara yang normal.
"Tidak...Rira bukan reinkarnasiku?"