Chereads / Kenapa Aku Sendirian / Chapter 19 - Nero hilang.

Chapter 19 - Nero hilang.

Saat Rira mengejar Nero dia kehilangan jejaknya yang membuat Rira panik dan tidak tahu harus bagaimana. Setelah berjalan cukup jauh dari penginapan Rira bergumam sendiri,

"Apa semuanya akan meninggalkan aku sendirian? kemana Nero pergi? aku sendirian lagi... PADAHAL AKU PUNYA TEMAN!!!" Rira langsung marah tanpa alasan.

Nero mendengar seseorang sedang marah dari bawah pohon tempat dia berteduh dari teriknya matahari yang terus-menerus meningkat suhunya.

Rira yang marah melihat Nero dari kejauhan dan seketika amarahnya lenyap tak tersisa seperti debu yang tertiup angin. Rira berlari dari tempat dia marah menuju tempat Nero.

"RIRAAAAAA!!!" Nero berteriak,

"NEROOOOO..." Rira juga ikut berteriak.

"RIRAAAAA!!! LIPAT EHHH LIHAT DEPAN PAKAI MATAMU LIHAT CEPAT!!!" Nero berusaha menunjukkan Rira sesuatu.

Tapi Rira mengabaikan-nya dan terus berlari tanpa henti. Tapi saat Rira tersandung batu dia pun terjatuh ke dalam lubang magma yang panas.

"Ne–" Rira masuk ke lubang magma,

"Wings, Shield, Speeds." Nero mengeluarkan sepasang sayap, memberikan pelindung kepada Rira meskipun jaraknya cukup jauh, dan menambah kecepatan terbang Nero untuk menangkap Rira.

Nero berhasil menangkap Rira sebelum meleleh karena panasnya magma dan membawa Rira menuju tempat Nero berteduh tadi.

"Terima kasih Nero..." mata Rira berkaca-kaca.

"Kau seharusnya tidak kemari, tempat ini tiba-tiba berubah."

"Nero apa kau masih marah dengan Lyra? menurutku Lyra baik,"

"Dia itu... kau bilang Lyra baik?" Nero mengerutkan dahinya.

"Maaf... aku rasa Lyra melakukan hal buruk pada keluargamu." Rira menundukkan kepalanya.

Nero merasa Rira itu tidak mengetahui apa-apa dan hanya asal bilang "Lyra baik."

tapi, itu hampir benar karena adanya Lyra menyerang kerajaan dan membunuh semua prajurit dan ayahnya di depan matanya.

Nero tidak bisa menyembunyikan identitas dirinya lagi setelah melihat Rira yang tidak tahu soal semua kerajaan dan tragedi yang terjadi 14 tahun yang lalu.

"Rira aku sebenarnya Pangeran kedua dari kerajaan ke delapan." Nero menggatakan siapa sebenarnya dia.

Rira terkejut karena dia bertemu Pangeran dari kerajaan ke delapan, Rira berdiri dan memberi hormat kepada Nero.

Nero tidak keberatan tidak di anggap pangeran karena dia tidak punya tujuan untuk memamerkan gelarnya.

Meskipun begitu, Nero memiliki tujuan selain membawa Rira ke kerajaan tiga. Sebelum Nero meninggalkan kerajaan-nya untuk mencari kakaknya, dia mendengar kabar bahwa kakaknya berada di kerajaan tiga.

Nero bersama Neko mempersiapkan bahan makanan yang sangat banyak untuk di masukkan ke dalam tas sihir milik Nero. Bahan makanan dan beberapa cemilan mereka menyimpan-nya ke dalam tas sihir.

Keesokan harinya, saat matahari pagi mulai terbit Nero dan Neko bersiap menuju ke kerajaan ketiga dengan bekal yang sangat banyak. Mereka berdua menggunakan pakaian biasa supaya mereka tidak di kenali identitasnya.

Mereka berdua mulai melakukan perjalanan-nya meskipun banyak monster dan sering terkena sihir ilusi dari tanaman padang gurun, mereka berdua tidak menyerah.

Sampailah mereka di kerajaan ke empat kota dengan kerajaan bertema air dan angin. Banyak turbin dan kincir angin, ini benar-benar kota yang sangat ramai di kunjungi sebab memiliki barang yang mereka pikir, "Itu adalah pemberian dari sang pencipta."

Nero dan Neko tidak mengerti apa yang mereka katakan, setelah menginap sehari di kerajaan empat mereka pergi melanjutkan perjalanan mereka.

Lalu sampailah mereka di depan gerbang kerajaan ketiga. Nero dan Neko di arahkan oleh seorang penyihir untuk menemui Pangeran pertama di dalam kerajaan-nya.

Setelah selesai di arahkan penyihir itu meninggalkan Nero dan Neko. Mereka berdua masuk ke dalam ruangan yang sudah di arahkan oleh penyihir itu.

Nero bertanya kepada Pangeran pertama, tentang keberadaan kakaknya yang hilang karena ada kabar yang bilang kakaknya datang kemari.

Pangeran pertama akan memberi tahu di mana kakaknya berada asalkan dia membawa gadis yang bernama Rira di desa tak bernama.

Pangeran menunjukkan foto Rira di depan Nero dan Neko.

"Bukankah ini..." Nero terkejut karena Lyra masih hidup.

Pangeran pertama menggatakan kepada Nero bahwa Rira pernah membuat kekacauan di desanya. Pangeran ingin Nero membawa Rira hidup atau mati,

Bukan hanya itu Pangeran pertama juga menyuruh Nero dan Neko untuk mencari informasi tentang Rira di desa itu, karena Rira diperkirakan sebagai reinkarnasi Lyra atau lebih tepatnya masih menjadi ancaman bagi semua kerajaan.

Meskipun sudah diciptakan kembali atau dihidupkan kembali karena bumi maafkannya atau Dewa memaafkannya atas perbuatannya.

Tapi tidak untuk seluruh umat manusia yang ada di dunia ini karena Lyra telah menghancurkan tempat tinggal mereka atau tempat mereka untuk pulang dan Lyra juga merenggut sesuatu yang berharga bagi mereka semuanya.

Tidak bisa menerima jika bumi menciptakannya kembali atau Dewa membangkitkannya kembali setelah apa yang ia lakukan itu tidak dapat dimaafkan dan Nero mengerti misi yang akan mereka jalankan yaitu mereka harus pergi ke desa yang tak bernama itu atau desa Rira untuk mencari informasi tentang Rira dan Lyra.

Perjalanan menuju desa tidaklah gampang karena tempat itu seperti sedang dijaga karena banyak monster yang berkeliaran di jalan-jalan yang akan menuju ke tempat desa Rira, meskipun sulit itu bukanlah masalah karena Nero membulatkan tekadnya...

Untuk bisa menemukan kakaknya, Nero rela melakukan apa yang di perintahkan oleh Pangeran pertama. Neko hanya diam dan menuruti apa yang Nero inginkan,

Mereka berdua melakukan perjalanan lagi untuk mencari Rira di desa tak bernama. Namun, di sana hampir tidak ada jalan yang bisa di lewati untuk menuju ke desa tak bernama.

Lalu, Neko istirahat di bawah pohon sedangkan Nero berjalan-jalan di padang rumput, dengan sangat terkejut Nero menemukan Rira yang sedang berdiri di padang rumput sendirian.

"RIRAAAA...." Nero berlari sambil memanggil Rira.

Nero saat itu masih ingat pertemuan pertamanya dengan Rira dan sekarang mereka sedang berteduh bersama.

Saat mereka berdua berteduh bersama, muncul monster yang berasal dari magma tempat Rira terjatuh. Monster itu berukuran besar dan berbentuk manusia tapi di lapisi banyak magma.

"Lancer..." Nero mengeluarkan tombaknya.

"Apa kau akan melawan monster itu?" Lyra memegangi tangan kanan Nero.

"Duduklah!" Nero menyuruh Rira duduk dan tidak perlu bertarung.

Nero melepaskan tangan Rira darinya dan berjalan menuju monster itu. Nero berputar sekali dan angin dari hembusan tombak Nero membentuk Tornado.

Rira yang dari kejauhan melihat Nero membuat Tornado tidak bisa tinggal diam, Rira mengeluarkan sihir Air yang pernah dia baca di buku. Air itu Rira tembakkan ke arah Tornado Nero.

Tapi saat Air Rira hampir sampai di tempat sasaran Airnya menguap karena suhu panas dari monster itu dan dari teriknya matahari.

"Apa itu sia-sia? yang penting memberikan bantuan."