Chereads / I Will Remember You / Chapter 2 - 1. DIA MENYEBALKAN

Chapter 2 - 1. DIA MENYEBALKAN

Aku yakin sekali semua ini adalah ulahnya. Saat aku baru duduk di kursiku, tiba-tiba saja aku merasa ada suatu hal basah di atas kursiku. Sepertinya, rokku sudah basah kuyup.

"Ngompol, Neng?" cetus Davin sambil cengengesan. Benar, kan? Dia nggak mungkin ketawa ngakak seperti itu kalau semua ini terjadi bukan karenanya. Dasar si biang kerok.

"Pasti lo, kan?!" tanyaku dengan nada tak santai.

Davin menautkan kedua alisnya. Tangannya ditempelkan ke dagu seolah berpikir. Sangat memuakkan. Padahal aku yakin setengah mati kalau semua ini memang salahnya.

"Hmm, gue lagi dituduh, nih, ceritanya?" ucap Davin seketika membuatku ingin segera menerkamnya dan menelannya hidup-hidup.

"Kurang kerjaan banget, sih, lo!" pekikku sambil menatapnya tajam-tajam.

Bukannya minta maaf, Davin cengengesan lagi. Dalam hati ingin menjitak kepalanya. Sayangnya, tubuhnya terlalu jangkung untuk digapai orang sependekku. Alhasil, aku hanya bisa melayangkan tatapan tajam tanpa melakukan serangan fisik untuknya.

"Minta maaf nggak lo?!" emosiku sudah tersulut. Aku memaksa Davin untuk minta maaf padaku. Meskipun aku tau, hanya 50% kemungkinan Davin akan mengaku kemudian meminta maaf padaku.

"Nggak ah," Davin mengangkat bahunya. "Lagian bukan salah gue."

Aku menatapnya tak percaya.

"Heh, lo pikir gue nggak tau, kalau gue kena masalah, itu semua pasti karena lo? Hah?!" aku menyemburnya dengan nada tinggi.

"Yaudah salah gue. Terus, mau lo gimana? Pengin gue cuciin roknya?" alis Davin terangkat sebelah. "Lepas gih."

"Lepas? Apanya dilepas?" aku bertanya dengan wajah sebego-begonya orang bego.

"Roknya. Kan mau gue cuciin." tangkas Davin dengan raut santai.

Tanpa pikir panjang, aku segera melayangkan tamparan di pipi kanannya.

PRAK!

Lalu berlalu pergi dari hadapannya.

Sementara aku pergi keluar kelas, aku mendapati Della baru saja tiba di kelas. Dia menatap kepergianku dengan bingung.

***

"Tuh, kan!" Della heboh sendiri usai kuceritakan tentang kejadian menyebalkanku tadi dengan Davin. "Dari awal gue juga udah curiga kalau ini semua ulah si biang kerok itu."

Aku menghela nafas kasar. Sementara rok basahku tadi telah terselamatkan berkat jaket kepunyaan Della. Tadinya aku sama sekali nggak berniat untuk menutupi basah di rokku barangkali yang mengenai rokku ini hanya air bening biasa. Tapi rupanya, Davin jauh lebih kurang ajar dari perkiraanku. Dia menumpahkan susu coklat di atas kursiku yang alhasil membuat rok berwarna putih ini beralih menjadi kecoklatan.

"Nggak ngerti gue emaknya ngidam apaan sampai lahir anak sekurang ajar dia." ucapku sambil melahap cilok di kantin.

Della terkekeh mendengar ucapanku. Matanya terlihat berbinar beberapa saat kemudian. Pasti dia melihat...

"Kak Sam, Vin!" seru Della dengan wajah super ceria. Ya, aku tau benar dia akan sesenang itu melihat Samuel Winanta a.k.a Kak Sam berjalan dengan gaya cool di sampingnya.

Kini, ganti aku yang terkekeh melihat Della kesenangan dilintasi oleh cowok cool seperti Kak Sam.

Sementara aku, cukup terkejut saat Kak Sam duduk di kantin bersampingan dengan..Davin?

***

Sepanjang pelajaran, aku tak henti menatap Davin dari kejauhan. Tadi, aku lihat dia bersama Kak Sam. Kelihatannya mereka akrab. Tapi, gimana bisa? Setahuku, Davin nggak lebih dari orang yang gemar cari onar. Mana mungkin dia bisa akrab dengan cowok populer sekelas Samuel Winanta?

Di sela-sela aksi memperhatikannya, Davin menoleh dan menatapku dengan raut bingung. Mampus, Vina! Kayaknya aku ketangkap lagi merhatiin dia.

"Lo kenapa?" tanya Della begitu sadar tingkahku agak aneh setelah kegep merhatiin Davin.

Aku geleng-geleng kepala. "Ng-nggak..gue..mau ke toilet!" ucapku setelah berpikir langkah apa yang akan kulakukan selanjutnya. Bersembunyi setelah kegep Davin!

Aku langsung berlari ke depan dan meminta izin pada Bu Meinar yang sedang mengajar. Bu Meinar mengizinkanku. Aku segera pergi ke toilet meskipun tidak ada apapun yang ingin kubuang di sana.

¤¤¤