Chapter 36 - Syuting

Siang telah tiba. Baik kelas Elish maupun Eva, Lyora dan Liony, semuanya telah usai. Keempatnya kini berkumpul di salah satu taman kampus. Tampak Elish menatap datar tiga gadis yang merupakan teman dekatnya sedang sibuk menyiapkan peralatan make-up dan alat memotret.

Dari mana semua barang itu? - Batin Elish yang bingung melihat banyaknya barang yang tidak tahu dari mana asalnya.

"Bagaimana dengan pakaiannya?" Tanya Lyora sambil tangannya sibuk menjejerkan alat make-up di salah satu kursi taman yang ada di dekat mereka.

"Biar begitu saja. Kita fokus pada make-up. Temanya juga tentang riasan wajah untuk berangkat kuliah. Jadi tidak perlu berlebihan." Jawab Eva yang tak kalah sibuk menyiapkan kamera beserta tripod.

"Benar." Sahut Liony yang juga sibuk dengan alat pemotretan seperti filter, alat bantu pencahayaan, dan alat lain yang Elish sama sekali tidak paham.

Elish menghela napasnya pelan dan duduk di samping jejeran alat make-up yang telah disusun oleh Lyora tadi. Ia sedikit mengantuk karena terlena oleh semilir angin yang sejuk. Rasa kantuknya langsung lenyap begitu sesuatu yang dingin menyentuh pipinya kirinya. Ia sedikit kaget karena rasa dingin itu dan sontak menoleh ke kiri. Gadis itu mendapati Lucas yang berdiri di sampingnya sambil menggenggam sekaleng minuman soda.

Crshh..!

Suara desisan soda terdengar Lucas membuka penutup kaleng minuman yang ia genggam.

"Minum ini agar kau merasa lebih segar." Ucap Lucas sembari menyerahkan minuman soda telah dibukanya pada Elish.

Elish menerima minuman itu dan segera meminumnya hingga beberapa teguk.

"Trims." Kata Elish singkat dan dibalas anggukan oleh Lucas.

"Kau sedang apa di sini?" Tanya Elish pada Lucas yang sedang menyesap minuman soda lain yang baru ia buka.

Lucas berkedip dua kali, "Aku? Uh, Eva memanggilku. Untuk memotret." jawabnya sambil memeragakan gerakan memotret di udara dengan tangannya.

Elish mengangguk paham. Benar juga, Elish baru ingat kalau Lucas selalu ada saat tiga temannya, Eva, Liony dan Lyora melakukan syuting.

"Oh? Kau sudah di sini ternyata." Ucap Eva begitu sadar akan kehadiran Lucas, "Kalau begitu ayo mulai teman-teman." serunya dengan semangat.

Liony dan Lyora mengangguk semangat. Eva, Lyora dan Liony tampak sedang melakukan peregangan pada tangan mereka, bahkan mereka juga membunyikan sendi jari mereka.

"Kalian seperti akan memukuli Elish, bukan merias wajahnya." Ledek Lucas yang sedikit ngeri dengan tingkah tiga teman Elish yang masih asik membunyikan sendi jari. Pria itu meletakkan ranselnya

"Yang ingin kupukul itu kau, bukan Elish." Ketus Lyora sambil menampakkan wajah penuh dendam pada Lucas. Namun wajah penuh dendam itu lenyap begitu saja saat akhirnya ia menoleh pada Elish.

Lucas hanya tertawa kecil mendengar pernyataan Lyora. Ia meneguk minumannya hingga kandas dan membuang kaleng minuman soda itu lalu segera melangkah menuju peralatan fotografi yang telah disiapkan oleh Eva, Liony dan Lyora.

Eva, Liony dan Lyora segera melakukan aksi merias wajah Elish. Ketiganya tampak sibuk secara bergantian mendandani Elish. Kegiatan merias dimulai dengan penuh ketelitian oleh Liony ketika memoles wajah Elish dengan riasan yang tipis namun cukup menampilkan kesan cerah pada wajah Elish. Tak lupa Liony juga menyuarakan tutorial make-up yang sedang ia lakukan. Tangan dan bibirnya sungguh berperan penuh dalam kegiatan merias wajah Elish ini. Sesekali Liony menjelaskan sedikit tentang peralatan make-up yang ia gunakan.

Lucas juga sibuk dengan tugasnya, merekam kegiatan merias wajah Elish oleh Liony. Sebenarnya untuk merekam peran Lucas tidak begitu dibutuhkan selain untuk mengoperasikan kamera, yaitu untuk memulai merekam dan menghentikan rekaman. Perannya lebih dibutuhkan untuk melakukan pemotretan nantinya setelah kegiatan merias telah usai. Jadi yang sebenarnya dilakukan Lucas saat ini hanyalah berdiri di belakang kamera. Ia tidak menatap ke arah monitor, melainkan ke arah wajah Elish yang akan selesai diberi tambahan sedikit lagi riasan oleh Liony. Ia menatap Elish dengan tatapan terpesona.

Benar-benar cantik. - Batin Lucas memuji.

Lyora tak kalah lihai saat mendandani Elish pada bagian rambutnya. Sama seperti Liony, Lyora juga menyuarakan tutorial mendandani rambut seperti yang dilakukannya pada rambut Elish. Hanya Eva yang tidak menyentuh wajah maupun rambut Elish, ia hanya membantu Liony dan Lyora dengan memberi peralatan make-up sesuai kebutuhan Liony dan Lyora.

"Make-up sederhana untuk ke kampus selesai..!" Seru Liony dan Lyora begitu keduanya benar-benar menyelesaikan kegiatan merias Elish. Liony, Lyora dan Eva bertepuk tangan dan mengucapkan kata-kata penutup untuk rekaman mereka. Ketiganya terus tersenyum pada kamera. Elish? Ia hanya menatap ke kamera tanpa berniat untuk mengulas senyuman di wajahnya sedikit pun. Gadis itu sempat tersenyum sedikit saat diberi kode oleh Eva agar ia tersenyum.

"Untuk hasil make-up hari ini, bisa langsung dilihat di akun instagram kami. Bagi yang belum tahu nama akun media sosial kami, silahkan lihat pada deskripsi di bawah. Terima kasih sudah menonton. Jangan lupa untuk mengikuti, menyukai, membagi, dan memberi komentar. Dadah~" Ucap Eva kemudian melambaikan tangan ke arah kamera, menutup kegiatan merias mereka.

Hening.

Eva, Liony dan Lyora masih tersenyum pada kamera, hanya saja wajah mereka tampak sedikit kebingungan. Tentu saja mereka tampak bingung. Penyebanya adalah Lucas yang tampak diam dan tidak menghentikan rekaman. Pria itu malah fokus pada wajah Elish. Hanya butuh berapa detik hingga akhirnya Eva, Liony dan Lyora menyadari tatapan terpesona yang Lucas lemparkan pada teman mereka, Elish. Seakan tak peduli lagi pada kamera yang masih merekam dengan setia, Lyora segera melangkah menuju Lucas dan menyentil dahi temannya itu dengan keras.

Lucas mengiris kesakitan, "Apa salahku?!" ternyata ia masih berani bertanya.

"Kau ingin mati?" Ancam Lyora dan dibalas gelengan oleh Lucas.

"Hentikan rekamannya sekarang. Jangan lupa memotong bagian ini." Titah Lyora dengan nada mengintimidasi.

Lucas tidak menyahut dan langsung menghentikan rekaman. Segera dilepaskannya kamera dari tripod dan bersiap untuk melakukan tugasnya yang selanjutnya, memotret.

"Baiklah. Aku akan mulai. Tolong singkirkan semua peralatan make-up kalian dari sana." Kini Lucas yang akan menunjukkan kelihaiannya dalam memotret.

Cekrek! Cekrek!

Suara kamera berbunyi terdengar hingga beberapa kali. Sesekali Lucas memberi arahan pada Elish dalam melakukan pose. Mereka melakukan pemotretan di berbagai bagian taman kampus, mulai dari kursi taman, bawah pohon, hingga dinding polos yang terdapat di taman itu. Elish juga tampak lihai dalam melakukan perannya sebagai model. Membuat Lucas merasa sangat puas akan kegiatan pemotretan mereka hari ini.

"Okay, selesai." Seru Lucas setelah menyelesaikan pemotretan terakhirnya.

***

"Bagian ini. Kau harus memotongnya." Ucap Lyora pada Lucas yang duduk di sampingnya sambil menghentikan video rekaman yang baru mereka lakukan.

Saat ini Eva, Lyora, Liony, Lucas dan Elish berkumpul bersama di Stylish Caffe. Keadaan kafe yang cukup ramai membuat suasana sedikit ribut, sehingga Lucas tidak mendengar Lyora dengan begitu jelas.

"Harus apa?" Tanya Lucas.

"Memotongnya." Jawab Lyora.

"Baiklah." Balas Lucas sambil mengangguk paham.

Mereka lanjut menonton rekaman di kamera yang Lucas genggam.

"Ini! Kau harus memotong bagian ini!" Seru Lyora saat adegan dirinya sedang melangkah menuju Lucas tadi muncul.

"Aku tahu." Ucap Lucas.

Elish, Eva dan Lyora yang duduk berhadapan dengan Lyora dan Lucas hanya menonton interaksi keduanya.

"Hai, Elish." Sapa seorang pria.

Elish dan empat temannya menoleh ke sumber suara dengan kompak. Kelimanya mendapati Albert yang berdiri di samping meja sedang menatap Elish dengan senyuman cerah yang terulas di wajahnya.

"Ah, kekasih Elish ternyata." Celetuk Liony santai, membuat tatapan keempat temannya juga Albert beralih kepanya.

"Kau gila?" Tanya Lucas dengan ketus, wajahnya tampak kesal.

***