Chereads / Sebening Cinta Dari Anwa / Chapter 4 - chapter 3

Chapter 4 - chapter 3

"Profesor.Dimas Wijaya kah?" Ucap Anwa sambil mengumbar senyum manisnya.

"Iya saya Dimas,dokter Anwa senang bertemu dengan anda dok" Ucap prof.Dimas dengan mengulurkan tangannya.Benar sekali kata kak Risa,profesor yang ganteng pintar nan gagak perkasa ini gumam Anwa dalam hati.

"Mari ikut saya dok" .

Anwa mengangguk pelan,Meraka berjalan bersama menyusuri rumah sakit dan melewati banyak pintu ruangan pasien,tak sedikit orang yang memperhatikan Anwa dan pria disampingnya itu.Dari pertama Anwa melihat sosok Dimas ada rasa kagum padanya namun ia mengutup hatinya dan dirinya untuk bersikap biasa saja.

"Mungkin pertama ini berupa pertama kali bertemu dengannya" batin Anwa berkata seperti itu.Sesekali Anwa melihat punggung pria yang berjalan didepanya itu,nampak gagah.

Dimas Wijaya profesor muda itu adalah pertukaran,Fakultas kedokteran melanjutkan kan pendidikan menjadi profesor di negeri Paman Sam mampunyai pemikiran yang kritis,semua ia kerja tugas-tugas dengan segala ke uletan nya dan kegigihan tak dipungkiri,saat umur nya menginjak 28 tahun ini sudah menjadi profesor.Ayahnya dulu seorang Letnal Jendral atasan ayah Anwa saat itu mereka bersahabat namun ayah Dimas saat itu tutup usia terlebih dahalu.

"Ini ruangan Anda dokter Awna semoga senang yaa" ucap Dimas menaburkan senyum kearah anwa.Banyak seklain dokter yg memperhatikan kan mereka berdua.

"Terimakasih telah mengantar saya prof," ucap Anwa sambil tersenyum.

"Kalau begitu saya tinggal ya dok,masih ada jadwal saya" ucap profesor Dimas sambil melihat arloji ditangannya.

"Heyy!!!" Ada yang menepuk bahu Anwa spontan ia membalikkan badannya,menengok siapa yang memukul bahunya itu.

"Kenalin aku Ika,baru 2 Minggu dok aku bekerja disini" ujar seorang gadis dengan rambut di kulit kuda sedikit dikendurkan bak orang-orang Korea itu.

"Aku Anwa senang berkenalan dengan Anda" ucap Anwa sambil tersenyum ramah pada Ika.

"Dok!!! Dokter tolong dok,ada pasien gawat darurat" seorang suster teriak dan memecahkan obrolan Anwa dan Ika.

Anwa dengan sigap mengambil Jas putih dan langsung berlari, mengikuti suster bak orang bermain kejar-kejaran.

"Ada peluru yang menancap di bagian dada pasien dok" ucap suster sambil mengambil selang infus,karna pasien hampir saja kekurangan darah.

"Tahan ya pak,saya akan mengambil nya,mungkin terlalu sakit tapi kalo sudah tercabut tidak terlalu sakit lagi pak" ucap Anwa dengan senyuman dan nada lembutnya.

Tapi pasien ini tanpa ekspresi dan tanpa merintih kesakitan sama sekali.Tak berapa lama setalah Anwa membersihkan lukanya,Anwa melihat peluru sebesar buah seri didalam bagian tubuh pasien,segara Anwa mencabut dengan alat yang sudah disiapkan,setelah itu Anwa memperban luka bagian dada pasien.

"Sudah pak nanti minta obat di apotik rumah sakit ya dekat ruang administrasi" ucap Anwa sembari melepas sarung tangan putihnya menjadi merah dan mencuci tangannya.

"Permisi dok terimakasih bantuannya" ucap pesien tersebut.

"Sudah menjadi tugas saya pak,semoga lekas membaik"

***

Anwa dan suster tadi menghampiri Ika untuk makan siang.Anwa dan suster pun berjalan menuju kantin rumah sakit.

"Sus,kenapa pasien tadi bisa terkana senapan peluru" tanya Anwa sembari jalan dan menengok kerah suster itu.

"Oh tadi itu adalah salah satu anggota TNI yang sedang latian dok".

"Kok bisa kena gitu ya sus" tanya Anwa.

"Iya dok biasanya kalo seperti itu mereka sama-sama latian,mungkin temanya salah sasaran gitu" jawab suster dengan memanggungkan kepalanya.

"Sepertinya kamu paham betul dunia militer"ucap Anwa sambil menarik kursi dihadapannya.

"Iya dok kan pacar saya seorang prajurit dok"ucap suster itu dengan menundukkan kepala.

"Wahh harus siap dong jadi istri prajurit,dulu ibukku istri tentara juga lohh" ucap Anwa dengan bangga.

"berarti ayah Bu dokter seorang tentara yaaa"tanya suster sedikit penasaran.

"Iya betul sekali,dulu ayah saya jarang sekali pulang sus,eh iya sus ngomong-ngomong kita belom kenalan Lo sus" ucap anwa sembari menyalami suster didapan nya itu.

"Ya Allah sampai lupa,saya Arin dok,lanjut dok ceritanya kapan ayah dokter ketemu dengan ibunya dokter Anwa" ucap Arin dengan gerakan tangannya seolah-olah menjabarkan perkataannya.

"Iya begitu rin jadi seorang istri prajurit tu harus kuat,kuat segalanya rin mentql,hati kuat tidak berkomunikasi" ucap anwa sembari menatap Arin yang ada didepannya itu.

"Kadang juga waktu Abi saya ke Lebanon waktu saat itu lama sekali tidak pulang rin"ucap Anwa melanjutkan ceritanya.

"Berat memang ya sus tap..."

"Iya Rin kamu tu harus kuat ditinggal pacarmu tanpa komunikasi," perkataan Arin terputus ketika Ika datang tanpa aba-aba di belakang Anwa.

"Eh,dokter Ika ngagetin banget deh,sini duduk"ucap Anwa sembari menarik kursi disampingnya.Kini meja makan itu dipenuhi 3 wanita tak bersuami.

"Ah dokter-dokter ini mah membuat saya ragu saja" Arin mengambil makan yang ada didapanya.Anwa dan Ika kekeh melihat Arin mereka berhasil membuatnya suasana hati gaduh.

"Sudah lah rin,jika memang kalian kuat dan sanggup menjalani nya dengan cinta yang tulus insya kalian bersama rin,serahkan pada sang pemilik hati" ucap Anwa sambil meraih tangan Arin.

"Widih gk salah gue pilih temen kaya Anwa udah baik,cantik,bijak lagi"ucap Ika sambil mengunyah makanan.

"Makan dulu dokter ika,nih minum nih" ucap Anwa menyodorkan gelas untuk Ika.

"Liat rin demen gue sama si Anwa"

"Lho memang begitu bukan rin,tapi saya pun sampai sekarang belum menemukan yang pasti yang tulus"ucap Anwa menunduk.

"Nanti wa,,Lo mah bakalan dapetin yang baik jodoh cerminan diri haha" ucap Ika.

"Iya bener banget aku masih mau ngejar cita-cita dok doain saja"ucap Anwa

"Aminn" ucap Ika dan Arin bersamaan.

Anwa hanya mengangguk kepala dan selam hatinya berkata.

Semoga akan ada orang yang tepat dan sejalan denganku meraih cinta mu yaRabb.

***

Sore itu matahari mulai tenggelam memancarkan sinar jingga kepenjuuru semesta,cuacsa seakan mulai redup.

Ajaaa bersiap-siap pulang dari rumah sakit ia berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit.Pas didepan jalan keluar Anwa melihat Ika.

"Eh dokter Ika udh lama disini" kata nawa sambil menepuk bahu Ika.

"Eh dokter Anwa,eh kita klo diluar jam kerja jangan formal-formal Amad deh wa panggil aja nama gitu gue tu lebih nyaman" ucap Ika sambil menaikkan satu alisnya dan tertawa.

"Iya deh Ika kamu ngapain disini"

"Gini Lo wa gue ni,nunggu Bima katanya mau jemput gue tapi sampe serang belom jemput wa" ucap Ika.

"Bima siapa? Kakak kamu?" Tebak Anwa.

"Eh dia rumahan gue wa" ucap Ika senyum-senyum.

"Cie-cie yang mau nikah" kata Anwa menggoda.

"Doain aja deh dia emnag jodoh gue wa"

"Amin amin aku doain selalu ka"

Tin tin tin

Bunyi telakson mobil yang berhenti didepan Anwa dan Ika.

"Eh wa tu udh dateng,gue balik duluan ya wa,Lo sama gue aja sekalian ngapa wa" ucap Ika menawarkan pulang bareng.

"Eh gk usah ka,aku dijemput kakak kok nanti" tolak Anwa dengan senyuman.

"Ya udh deh hati-hati ya disini wa gue balik duluan" ucap Ika sembari menutup kaca mobil.

Anwa melihat kepergian Ika yang lama lama mulai meghilang.

Anwa pun menunggu Risa menjemputnya hati sudah semakin gelap,akhirnya Anwa memutuskan untuk sholat magrib terlebih dulu,ia berjalan menuju masjid spring rumah sakit.Abwa mulai berjalan menuju masjid ditemani,angin malam yang berhembus membuat wanita itu mengerjap-ngerjapkan mata nya.Hari ini mungkin lelah baginya nanti sekarang Anwa ini tak kenal kata lelah.

Dia selalu berterimakasih pada sang maha pencipta atas pencapaian-pencapaian yang sudah ia dapatkan sampai detik ini.

Usai solat magrib Anwa melihat kanan kiri belom ada tanda-tanda Risa datang menjemput nya kemudian ia merogoh tasnya dan mengambil ponselnya untuk menelfon kak nya.

Tut...Tut....Tut...

"Assalamualaikum dek" ucap Risa

"Waalaikumsalam kak,ini Anwa sudah pulang udah nunggu juga disampaikan masjid rumah sakit"

"Oh iya ya ampun kakak lupa,ini akal lagi ada klaien,tunggu sebentar ya kakak pualng malam dek"

"Eh kak gk usah jemput deh aku naik ojol aja kak" ucap Anwa

"Beneran gak apa dek"

'Iya kak gak apa assalamualaikum"

Akhirnya Anwa memutuskan untuk naik ojol Anwa membuka aplikasi diponsel nya .Namun tak lama ada sinar mobil menembus baju nya dan berhenti didepan Anwa.

"Assalamualaikum Anwa sedang apa kamu disini" ucap laki-laki itu Yang dan di dalam mobil.

Halo readers tercinta masih semangat dong nunggu chapter selanjutnya.

Semoga terhibur

Salam dari saya FIRLY_ HUTAPEA.

Love you all💋♥️♥️