Chereads / Sebening Cinta Dari Anwa / Chapter 8 - chapter 7

Chapter 8 - chapter 7

"Aku sudah tau pak tentara." ucap Anwa sambil tersenyum. "Cepat sekali kamu, menghubungi ku, bukan waktu itu kamu bilang tugasmu belom selesai?" Ucap Anwa melanjutkan pertanyaannya.

"Saat aku menghubungimu itu artinya tugasku sedang selesai Wa,"

"Kenapa kamu tidak menghubungi keluargamu, kenapa malah menghubungiku?" tanya Anwa.

"Aku sudah menghubungi mereka terlebih dahulu Wa, kamu sudah tidur ya tadi?" Ucap Kanso.

"Iya tadi aku sudah hampir terlelap," ucap Anwa mengatakan sesungguhnya.

"Maaf aku mengganggu waktu istirahatmu," ucap Kanso.

"Ah tidak perlu minta maaf Kans, aku sudah terbiasa kok," ucap Anwa yang memenag sebenarnya ia tergangu, karna besok pagi ia harus bekerja namun ia iba dengan Kanso.

"Kau sudah makan Wa?" Ucap Kanso sedikit memperhatikan Anwa.

"Sudah." Jawab Anwa singkat.

"Hari Minggu besok, apa kamu sibuk Anwa?"

"Minggu aku tidak ada jadwal Kans,"ucap Anwa

"Aku kan mengajakmu Minggu besok wa, apa kau bisa?" Ucap Kanso menawarkan.

"Insyaallah bisa Kans,"

"Kalo begitu lanjutkan tidurmu Wa," ucap Kanso

Dan sambungan handphonnpun terputus. Anwa melanjutkan tidurnya yang sempat tergangu tadi. Ia berusaha memejamkan mata tapi kenapa ia jadi kepikiran Kanso pria yang baru saja ketemu tidak lama ini, Kanso perhatian,dan sikap nya yang hangat selalu menenangkannya. " Ah sudah lah kenapa jadi mikirin dia si." Pekik Anwa dalam hati.

Anwa berangkat lebih awal dari hari-hari biasanya. Ia keluar dari kamar dengan No.321.

"Tunggu dokter Anwa," Suara laki-laki itu memberhentikan langkahnya, entah kenapa hatinya berdegup kencang dengan Suara yang berhasil diciptakan laki-laki itu. Dengan lirih iya membalikan badannya.

"Ini dok, tadi dompetmu jatoh di depan kamar itu" ucap pria yang tak lain adalah Dimas.

"Terimakasih profesor maaf merepotkan." Ucap Anwa tidak berani menatap pria yang ada di depannya itu. Namun saat Anwa mendongakkan kepala pandangannya satu sama lain bertemu, Anwa menatap Dimas dengan durasi yang cukup lama membuat gejolak didadanya.

"Heyy dokter Anwa, apa kau baik-baik saja?" Ucap Dimas, sembari melambaikan tangannya di hadapan muka Anwa.

"I-iya saya baik-baik saja, maaf saya harus pergi profesor." Ucap Anwa dengan nafas tersendat-sendat.

Dimas hanya menatap kepergiannya dang mengangkat kedua bahunya.

" Eh, Wa kenapa Lo muka kaya kepiting rebus gitu?" Ucap Ika yang menepuk bahu milik Anwa.

"Uhuk,uhuk,uhuk." Seketika Anwa langsung tersendat makanan.

"Eh sorry Wa, sorry," ucap Ika mengusap punggu Anwa dan memberikannya minum.

"Gak papa kok Ka, kamu mau makan apa?" Ucap Anwa sambil.

"Engga tadi gue udah makan kok Wa, lo kenapa si ngelamun gini, abis ketemu sama profesor ganteng ya, di ngapain elo Wa," ucap Ika bertanya-tanya.

"ih apaan si gak kenapa-napa Ika," ucap Anwa meyakinkan sahabatnya itu.

"Nih wa buat Lo Dateng ya," Ucap Ika yang menyodorkan kertas undangan dengan tulisan Happy Wadding Dr. Rinka and Bimo Tradika S.pd

"Wahh cieee yang mau sold out, selamat ya anak cantik," Ucap Anwa yang langsung memeluk sahabatnya itu.

"Makasih ya Wa, elo cepetan nyusul yaa Wa" ucap Ika sambil menarik tubuhnya.

" Semoga aja ya Ka, Doain hehhe".

Malam ini Anwa sengaja mampir ke masjid untuk menunaikan solat isya.

Setelah keluar dari masjid ia, mencoba mencari tukang ojek disekitar masjid.

Tin tin tin suara telakson mobil itu membuat nya sedikit mundur.

"Dokter sedang apa disini?" Ucap pria yanga didalam mobil.yersebut yang tak lain adalah Profesor Dimas Wijaya.

"Saya lagi nunggu, ojek profesor" ucap Anwa sambil mengalihkan pandangannya.

"Kalau begitu mari aku antar dokter pulang, hari sudah larut malam dokter," ucap Dimas.

"Tidak usah, terimakasih profesor saya nunggu ojek saja," Anwa menolak tawaran profesor Dimas.

"Naik lah, dokter sebentar lagi akan turun hujan" ucap Dimas.

Anwa langsung naik kedalam mobil milik dokter Dimas, tak ada pilihan lain dari pada ia harus kehujanan dan jatuh sakit itu membuatnya repot.

Diperjalan hening tak ada yang membuka topik pembicaraan selain suara ritik hujan, yang mengenai kaca-kaca mobil.

"Turun disini saja prof rumah saya dekat kok dari sini," ucap Anwa. Dimas langsung memberhentikan mobilnya.

"Benar tidak apa-apa dokter," ucap Dimas.

"Iya prof tersebut terimakasih saya merepotkan." Ucap Anwa.

"Tidak sama sekali dokter, pakai ini pun dokter" ucap Dimas memberikan patung pada Anwa. Anwa langsung turun dari mobil dan membuka payungnya.

"Assalamualaikum," ucap Anwa mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam, ya Allah neng Anwa kehujanan?, Masuk neng, nanti bibi siapin air hangatnya." ucap bi Mira.

"Terimakasih bi, Abi kemana bi?" Tanya Anwa sambil melepas jas putihnya.

"Bapak sudah tidur neng, mau bibi bangun kan atau gimana neng?" Ucap bi Mira.

"Tidak usah bi, biarkan Abi tidur bibi tolong siapin air hangat untukku saja." Ucap Anwa yang dari tadi memegangi lengannya.

"Baik neng."

Setalah keluar dari kamar mandi, gadi mungil itu menyisir rambutnya yang panjang sepinggang, rambut yang tak pernah dilihat oleh kaum Adam sekalipun. Anwa menggeraikan mahkotanya itu terlihat sekali paras cantik di matanya.

Cling..

Ada notif pesan di handphone Anwa. Ia langsung melihatnya.

~Kanso~

'angan lupa besok kita bertemu Anwa,'

Anwa langsung tersenyum, ia mematikan lampu kamarnya.

Anwa menuri anak tangga, ia berjalan menuju meja makan disana sudah ada pak Sanjoyo, Risa dan Ziko, gadis itu memakai gamis dengan jilbaba senada. "Pagi sayang," ucap pak Sanjoyo pada Anwa. "Pagi bi, hari ini Anwa ada acara ketemu bi" ucap Anwa sambari menarik, kursi yang da di samping Risa.

"Behh wangi nya dek, mau ketemuan sama siapa si?" Ucap Risa dengan mencium lengan baju Anwa.

"Ada deh kak" ucap Anwa sambil

tersenyum.

"Ohh jadi gitu yaa ok fine." Ucap Risa mendengus.

Setalah sarapan Anwa pamit pada pak Sanjoyo, Risa, dan juga Ziko. Ia memilih untuk naik taxi. Sebelumnya ia sudah ada janji dengan Kanso untuk bertemunya di taman kota.

"Sudah nunggu lama ya?" Ucap Anwa, yang melihat Kanso asik dengan ponselnya. Kanso langsung menodongkan kepalanya. Ia terkejut dengan kedatangan Anwa dihadapannya. "Masya Allah bidadari dari mana si?" Ucap Kanso. Membuat Anwa melirik ke arah mnya "Gak usah gombal lah ayok jadi gak?" Ucap Anwa. "Jadi kemana nih?" Ucap Kanso yang berhasil mambuat gadis disamping nya itu kesal. "Ya jadi jalan katanya" ucap Anwa muka polosnya.

"Oh kirain jadi ku KUA" ucap Kanso, yang membuat Anwa memberhentikan langkahnya. "Apa Kans,?" Ucap Anwa karena tidak dengar. "Oh ya ayok jadi kita jalan-jalan," ucap Kanso. "untung saja Anwa tidak dengar," katanya dalam hati.

Mereka berjalan beriringan dengan jarak tiga langkah kaki dari samping. keduanya menikmati jalanan dipagi hari mendengar suara kicau burung. Suatu hari yang tidak pernah dibayangkan oleh sosok Kanso Bimantara.

~Kanso Bimantara~

Suatu saat langkahmu dan langkahku lebih dekat. Dan suatu saat tanganmu dan tanganku akan berpegang erat aku pastikan itu.