Chereads / Sebening Cinta Dari Anwa / Chapter 5 - chapter 4

Chapter 5 - chapter 4

"ini prof saya mau pulang,baru saja mau pesan ojol"ucap Anwa sambil mengajukan ponselnya.

"Kalo gitu pulang bareng saya saja ya" ucap Dimas sambil melihat kanan kiri di bagian mobil nya.

"Tidak usah prof,saya naik ojol saja"ucap Anwa sambil menundukkan kepala nya.

"Sudah silahkan masuk" Dimas membuka bagian samping mobilnya.

Dengan keterpaksaan Anwa pun menaiki mobil milik prof.Dimas.Ini berubah pertama kali iya merasakan tak tenang.Tak ada suara diantara keduanya yang ada hanya iringi musik dalam mobil Dimas,semuanya fokus menatap jalan.Entah kenapa hati Anwa seakan memberi respon pada jantung untuk berdetak begitu cepat,saat Anwa menengok ke arah Dimas tatapan mereka bertemu.Anwa selalu berdoa dalam hati agar hati nya tetep kiat saat bersama duduk disamping Dimas.

"Kenapa dari tadi keliatan tegang gitu si" ucap prof.Dimas menatap Anwa.Anwa menoleh lagi kearah Dimas sambil menatap,Dimas pun menatap balik sorot mata nya nan indah,membuat degupan kencang dihati Anwa.Hasrat ingin memiliki adalah hati Anwa telah ada namun dikiranya bergelayut disuasan seperti ini.

"Engga ada apa-apa"ucap Anwa sambil menatap fokus kearah jalan.Lagi-lagi suana bergeming semuanya sedang terkuak dalam pikirannya masing-masing.Kota metropolitan pun,sudah tak terlalu ramai jadi banyak butuh waktu beberapa menit untuk,menempuh jalan perumahan Anwa.

Anwa pun turun dari mobil,ia membuka hendak membuka mobil,Dimas namun dengan cepat tangan Anwa ditarik dengan Dimas.Anwa pun membujur lemas jantungnya berdetak tak beraturan.Seketika itu Anwa langsung menarik lagi tangan dan terlepas dari tangan Dimas.

"Ini hp kamu ketinggalan dokter Anwa" ucap Dimas.

"Te-terimakasih prof,"ucapnya dengan terbata-bata,tak lama kemudian mobil Dimas pergi dari perumahan Anwa.tanpa sadar Anwa mematung tak sabar menatap kepergian mobil itu sampai tak terlihat lagi dimatanya.

Hari ini membuat Anwa begitu lelah.Gadis itu sudah ada di atas tempat tidurnya,merebahkan tubuhnya menatap langit-langit kamarnya, meluruskan otot-otot tangannya.anwa memikirkan soal kejadian beberapa jam tadi ada rasa yang begitu berbeda,Anwa sendiri pun tidak tau kenapa harus begini harus mempunya rasa yang lebih pada Dimas,Anwa harus berdamai dalam hati dan perasaan.Tanpa sadar Anwa mulai Ter melelap.

_Masih aa hari esok yang belum kamu ketahui kejutannya tidur dan beristirahat lah dengan baik_

Pagi-pagi sekali Anwa sudah sampai dirumah sakit,karena Risa harus berangkat pagi untuk meeting.

"Dokter Anwa"Ucap seseorang menepuk bahu Anwa yang tak lain adalah Arin.

"Eh Arin,udah dari tadi" tanya Anwa menuju ruang kerja.

"Engga tu dok barusan aja sampai" ucap Arin.

Suruh dibilang semnejak kejadian semalam hati dan pikirannya tak berjalan seperti biasa "Ah ini mungkin aku sedang tidak baik-baik saja" gumam Anwa dalam hati

"Jadwal pemeriksaan atas nama Bu Ririn usia 33 tahun jam 08:00 dok" kata Arin membacakan jadwalnya.

Anwa langsung melihat arlojinya yang baru menunjukkan pukul 06:46 meletakan tas dan memakai jas putih.

"Dokter mau makan biar saya pesenin dulu ya makanannya" ucap Arin.

"Boleh Rin,saya belom sempat sarapan tadi" ucap Anwa.

Tak lama kemudian makanan yang dipesan Arin pun datang.arib dan Anwa melahap makanan tersebut. Anwa.Pikiran masih sama seperti tadi maklum Anwa baru merasakan apa itu getaran getaran cinta di dadanya.

"Dok,dok,dokter!"ucap Arin melambaikan-lambaikan tangannya dihadapan Anwa.

"Eh...eh iya Rin"ucap Anwa sambil mengambil air putih dihadapannya.

"Kenapa si dok,ada yang ada fikirkan, are you oke?" Tanya suster Arin yang menemani nya dari tadi Arin mengerutkan kan kening nya bingung.

"Eng....engga ada apa-apa suster Arin,sudah yuk kita ke ruang pasien mati jam 10 ada operasi,jadi biar cepat" kata Anwa mengalihkan Arin.

Usai makan Anwa dan Arin kembali ke aktivitasnya.saar berjalan keluar Anwa melihat pria, jantung nya melakukan berdebar,hatinya tersentuh lembut saat pria itu Jongkong dihadapan anak kecil.

"Jangan nangis ya...kembaranku pasti baik baik saja" ucap pria itu yang tak lain adalah Dimas sang insan yang membuat gejolak dihati Anwa.

Anwa melihat percakapan diantara keduanya membuat, Anwa jatuh dalam lamunan yang panjang.Desirab hatinya begitu kencang melihat sosok Dimas di sebrang sana.Anwa tak pernah merasakan seperti ini Anwa sekarang gadis yang belum pernah mencintai laki-laki sampai terbawa perasaan begini.Kesibukan untuk masa depan dan cita-cita itu lah yang ada dipikiran Anwa biasanya tapi ini berbeda.

_Sudah ada ketetapanya sendiri,sudah ada garis kehidupan untuknya,untuk itu kuatkan hati dan perasaan itu hanya untuk memohon pada-Nya_Tak ada yang masuk saat itu dipikiran Anda,yang ada hanyalah bagaimana ia bisa menata hati pada sosok insan yang jelas jelas ia belum tentu.

"Anwa nanti kita makan siang bareng ya di kafe,kami udh gak ada jam kerja lagi kan abis ini" ucap Ika yang tiba tiba hadir dihadapan Anwa atau Anwa baru menyadari kehadiran Ika entahlah pikiran nya sedang tak seimbang sekarang.

"Oh iya kalo gitu bentar lagi jam makan siang ,aku ambil tas dulu ya" ucap Anwa,Ika hanya mengangguk iya dan memperhatikan apa yang sedang dipikiran Anwa saat ini.

"Ayok kita jalan sekarang aja ka"

"Lo kenapa si wa dari tadi?"ucap Ika sambil menatap ke Anwa dan membarhentikan langkahnya

"Engga ada apa-apa tu ka"

"Elo dari tadi mandangin prof.Dimas Mulu,kenapa? Elo kagum? Apa suka?" Celetuk Ika

"Ada-ada aja si Ika"ucap Anwa sambil melanjutkan langkahnya.

"Dari tadi tu ya,gue manggil gk dijawab eh malah asik memandang insan nan Indah itu" ucap Ika

"Mana ada si ka,tadi aku cuma kasian aja sama kecilnya,karena sudara kembarnya itu ketabrak motor,terus orang tuanya belum dateng gitu ka" ucap Anwa mengelak keadaan dengan membenarkan situasinya.

"Oh jadi gitu kirain liat profesor ganteng itu" ucap Ika menyenggol Anwa.

"Engga lah kak ngapain ngeliatin dia,toh sudah keliatan kan hahahah" kata Anwa.

"Tapi ya wa,prof.Dimas itu ganteng ganteng belum punya calon loh"ucap Ika seolah olah memberi informasi.

"Masa iya,ya kan sapa tau hubungannya itu gak terlalu di umbar ka"

"Iya tapi masa iya terlalu menutupi wa,kalo kata gue si belom punya deh" ucap Ika sambi memakan cake keju yang barusan dipesannya.

"Ya udh deh biarin kenapa jadi bahas prof.Dimas" ucap Anwa.

"Suka aja gitu liatin orang ganteng"

"Aku bilangin Bima lo" tuding anwa

"Yahh gituan maen nya" dengus Ika

sambil meneguk es dihadapannya membuat,Anwa terkekeh melihatnya.

***

Saat makan siang Anwa dan ika berpisah,hari ini Anwa pulang lebih awal karena sudah tidak ada jadwal lagi.Namun tujuan bukan langsung pulang kerumah tapi ia akan pergi kesebuah taman dimana ia harus menangkan dirinya dan membagi hati nya sendiri.

Banyak hilar hilir orang kesana kemari dihadapan gadis cantik berjilbab pink soft yang duduk bersandar di kursi putih itu,Anwa hanya Medang tenang kearah taman melihat danau dengan air yang jernih, meliahat pasangan yang sedang bercumbu,melihat anak-anka bermain ria,hati nya merasa sedikit tenang sekarang setelah apa yang dirasakan sejak tadi.

Anwa mengeluarkan ponsel ditanya,ia ingin sekali menelfon Sinyo saat itu sejak 2 Minggu disini Anwa belum pernah menelfon duluan ia membuka  whatsApp  dan mencari kontak Sinya,ia mencoba untuk menghubungi dan bahkan sampai mem videocall namun,namun tak ada jawaban akhirnya ia memandang lagi kearah taman bernuansa hijau.

"Assalamualaikum,boleh ya duduk disini?" Seseorang pria dengan badan tinggi,gagah,manis itu membuyarkan segala pikiran Anwa

"Waalaikumsalam,silahkan" ucap Anwa tanpa memandang laki-laki yang ada dihadapannya.

Disitu Anwa tak lagi sendiri ia duduk bersama laki-laki namun Anwa duduk di pojok kanan dan laki-laki manis itu duduk di pojok kiri,iya bak orang lagi marahan.Tak ada yang bergeming,hanya ada suara percikan air mancur saja yang didangar dua insan itu.Burung-burung bertarbangan seraya berkata kepada keduanya apakah sedang berseteru apakah awal dari titik temu.

"Anda dari mana?" Ucap laki-laki itu membuka obrolan.

"Dari rumah sakit"ucap Anwa.

"Oh, saudara anda ada yang sakit?" tanya pria itu.

"Bukan saya dokter jadi dari rumah sakit"ucap Anwa menjawab seadanya.

"Anda sendiri dari mana?" Anwa tanya balik balik pada pria yang berjarak setengah meter itu.

"Saya sedang istirahat abis olah raga,saya dari sana" ucap pria itu sambil menunjuk tempat yang bertulisan Batalion itu yang ada disebarang pinggir taman.

"Oh jadi kamu seorang tentara,sama seperti abiku" ucap Anwa sambil melihat pria itu.

"Namamu siapa?"tanya pria itu

"Anwa" jawab Anwa singkat.

"Hanya An...wa..."ucap pria itu mengeja nama Anwa.Anwa tersenyum manis dihadapannya.

"Masih ada lagi tapi kapan kapan saja"ucap Anwa

"Nama anda siapa?" Anwa bertanya balik.

"Kanso saja,yang lain kapan-kapan kapan juga" ucap kanso membuat Anwa tertawa.

"Eh saya pergi dulu ada pamggilan,nanti insyaallah kita bertemu lagi atas izin-Nya"Kata kanso menatap Anwa dan beranjak pergi.

Anwa mengangguk Anwa paham betul bahwa tugas tentara itu mengabdi pada negeri.Ia sudah tak heran itu.Anwa hanya melihat kepergian Kanso yang makin lama makin hilang di hadapannya.

Halo redars cie cie baru ketemu udah ditinggal aja hihi

Salam hangat Firly_hutapea

Love you all😍