Jefran Anthony Smith adalah pria dengan ketampanan maksimal, perawakan bak dewa yunani, hidung mancung serta kulitnya yang putih bersih mampu membuat setiap gadis rela bertekuk lutut apalagi dia juga kaya dan keren.
Jefran Antonio Smith, garang di lapangan basket. Mata elangnya mampu meluluh lantakkan setiap musuh yang ia hadapi tapi itu semua berbanding terbalik tabiatnya yang buruk. Mempermainkan perasaan para gadis. Gonta-ganti pacar seperti mengganti celana dalam .
Ia gampang bosan dengan sebuah hubungan. Seminggu sekali Jefran selalu berganti pacar tak tahu mengapa ia bersikap seperti itu. Jangan di kira karena patah hati dengan seorang gadis, Jefran jadi playboy. Sampai sekarang belum ada yang sanggup mematahkan hatinya, bagaimana bisa patah jika Jefran sendiri menjalin hubungan tanpa rasa yang di sebut cinta.
Baginya ada wanita cantik dan seksi maka ia akan menyodorkan sebuah hubungan. Jika si perempuan banyak menuntutnya ini itu makan dengan senang hati akan Jefran buang.
Seperti saat ini, Jefran sedang berciuman mesra dengan seorang gadis. Gadis yang di pacarnya hampir satu minggu. Namanya Gisel atau Gladis, ia lupa. Hanya ciuman dan sentuhan jangan berharap lebih dari itu. Ia bukan laki-laki mesum penganut seks bebas. Sebagai laki-laki normal, ia berdiri setiap kali bersentuhan secara intim dengan perempuan tapi Jefran lebih memilih bermain solo di kamar mandi dari pada membuang spermanya ke organ bernama rahim yang bisa menghasilkan sebuah janin.
"Brakk"
Seseorang tengah menendang pintu dengan keras hingga daun pintu yang berbahan triplek itu jebol. Seorang remaja lelaki yang wajahnya mirip Jefran tengah berdiri di depan pintu, menarik ke dua tangannya ke pinggang. Ia adalah Mike Nicole Smith, teman sekaligus sepupu Jefran dari pihak ayah.
"Kayaknya gue masuk diwaktu yang salah nih." Gadis yang bersama Jefran tadi menundukkan wajah menahan rasa malu ketahuan berciuman sedang Jefran terlihat biasa saja sambil mengusap bibirnya dengan ibu jari sebelum membasahinnya dengan air liur.
"Loe ganggu Mike." Jefran menatap gadisnya di sampingnya itu. Dengan isyarat mata, Jefran menyuruhnya pergi.
"Ganti pacar lagi Jef? Gak bisa loe punya pacar 1 aja dan lama kayak gue." Jefran tertawa sinis menanggapi perkataan Mike, punya pacar satu tapi selingkuhannya banyak. Buat apa? Akan lebih menyakitkan. Mending di anggap playboy dari pada penjahat kelamin.
"Iya kayak loe. Pacar cuma Kanya tapi loe selingkuh di belakang dia. Selingkuhan loe lusinan lagi. Mending gue kalo udah bosen ya gue putusin ganti yang baru, yang lebih cantik," ucapan Jefran membuat Mike tertawa keras. Dia tak bisa hidup dengan 1 perempuan makanya berselingkuh. Kanya itu perempuan pertamanya, dan paling sabar menghadapi Mike untuk saat ini.
"Hahahaha, anjing loe! Kita gak ada bedanya, sama-sama bejat." Jefran tak sudi jika di katai bejat, ia tidak sebejat yang orang-orang bayangkan.
Ini semua terjadi gara-gara para gadis yang Jefran putuskan sepihak, mereka mengarang sebuah cerita kalau Jefran sering meniduri para gadis itu padahal demi tuhan tidak, ia hanya sekedar mencium bibir mereka atau paling parah meremas dada.
Memang berurusan dengan para gadis berbibir dua menyusahkan. Mereka tak segan-segan mengarang cerita yang dapat membuat reputasi Jefran terlihat buruk.
"Gue bukan penjahat kelamin kayak loe, Mike. Gue gak pernah having sex sama cewek-cewek diluar sana." Mike mengibaskan telapak tangannya di udara. Jefran memang masih perjaka untuk saat ini namun suatu saat nanti keperjakaannya juga akan hilang oleh seorang gadis.
"Belum, paling sebentar lagi masa keperjakaan loe juga bakal berakhir," ejek Mike
Jefran masih saja munafik menampik lekuk indah tubuh para gadis-gadis, padahal banyak gadis di luar sana yang bahkan rela jefran tiduri tanpa meminta imbalan apapun meski begitu Jefran sendiri yang menolak mereka.
"Kalaupun keperjakaan gue bakal ilang setidaknya sama cewek yang masih virgin, cantik, mulus, dan yang jelas gue suka eh nggak sepertinya perasaan suka aja gak akan cukup untuk melangkah sejauh itu."
Mike hanya geleng-geleng kepala. Gadis gadis impian para laki-laki sudah Jefran pacari semua, mau gadis yang gimana lagi.
" Yang jelas Cewek itu gak cuma cantik secara fisiknya aja, cewek pintar otaknya yang paling penting itu hatinya baik".
Mike dan jefran punya tipe gadis yang berbeda. Mike lebih suka gadis imut ala ala korean style dengan tinggi badan yang tak seberapa cenderung mini namun berkulit bersih dan tak lupa bermata sedikit sipit sedang Jefran lebih suka gadis tinggi, juga putih dengan rambut hitam legamnya. Masalah baik hati atau pintar kan tak bisa di lihat dari sekali pandang.
"Jangan lagi deh ngomongin gadis khayalan loe yang gak pernah jadi. Tipe loe yang susah di temuin di jaman sekarang. Kita ditunggu anak- anak latihan di lapangan." Jefran mengacak rambutnya frustasi, mau tak mau dia harus menuruti Mike walau sudah jelas 3 namun sebentar lagi ada pertandingan basket antar SMA sejakarta. Dia sebagai ketua tim basket harus berlatih dengan keras dan juga menjaga solidaritas.
Gadis impiannya memang susah di dapat namun kalau gadis itu sudah ia temukan. Tak akan ia lepaskan, Jefran juga berjanji akan setia hanya dengan satu gadis itu saja.
🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲
Aina dan Angel berjalan beriringan menuju lapangan basket. Aina tidak berhenti tersenyum. Sebentar lagi dia akan bertemu Jefran, si tampan idolanya. Aina sudah cantik belum? Rambutnya sudah rapikan? Kacamatanya tak berdebu kan? Pakaiannya masih wangi kan?
"Ai, loe tunggu disini ya! Gue mau ganti baju." Belum juga Angel berbalik pergi ke ruang ganti, Kanya dan genk cheers nya sudah datang menghampiri mereka. Di tatapnya Aina dengan pandangan tak menyenangkan. Pandangan merendahkan, karena area lapangan jam segini hanya di tempati anak-anak Cheers dan basket. Tak ada orang asing kecuali orang penting, Aina? Siapa gadis culun itu? Bukan orang yang di harapkan kehadirannya.
"Hai njel, loe masih temenan ma anak cupu ini?" Kan bener Kanya datang hanya untuk mengintimidasi Aina. Kanya kira dirinya cantik apa? Padahal semua anak juga tahu, Mike punya selingkuhan di mana-mana bahkan di sekolah lain juga ada.
"Loe ngapain ngurusin temen gue. Gue mau temenan sama siapa aja bukan urusan loe." Angel menatap sinis ke arah Kanya, ia tak terima temannya dipandang hina. Biar pun Angel cuma sendiri, ia tak takut. Matanya yang semula sinis kini menatap balik ke arah Kanya beserta temennya. Angel berharap betina kurang belaian itu segera menyingkir dari hadapannya.
"Loe jangan pikirin Kata-kata Kanya." Aina mengangguk, ia paham anak- anak orang kaya mana ada yang suka sama dia. Aina bagai orang asing, lapangan basket walau sebenarnya untuk umum tapi murid- murid seperti dirinya harus tahu diri untuk tak lama-lama di sini. Tapi mau pergi dia sudah janji sama Angel untuk menemani sahabatnya itu latihan.
Karena terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, Aina tak sadar kalau Jefran dan para anggota tim basket sudah masuk lapangan.
"Eh loe asisten pelatih yang baru! Ambilin bola dong!!" perintah Jefran kepada Aina yang masih bengong menatapnya.
"Eh kok loe diem aja?"
"Iya, sebentar!!" Aina mengambil bola dengan tergesa-gesa sampai ia tersandung kakinya sendiri, memalukan sekali.
"Aduh!!" Bukannya ditolong Aina malah ditertawakan para anggota tim basket.
"Mata loe empat, tapi nggak jelas lihat bola."
"Aduh Jefran, itu karena dia mupeng lihatin orang ganteng kayak loe." Timpal Sofi yang baru saja datang sambil merangkul lengan Jefran. Aina meringis malu, setidaknya Jefran kan menolongnya tapi kok dia jahat banget. Aina kira wajah tampan Jefran sebanding dengan hatinya.
Tapi dewa keberuntungan masih berpihak padanya. Di tengah rasa malu dan cemoohan. Aina merasakan seseorang meraih kedua bahunya, membantunya untuk berdiri.
"Dika?"
"Udah gue kira loe bakal diginiin, ayo kita pulang aja!!"
"Tapi...".Mata Dika memandang Aina tajam, ia tak mau dibantah. Dengan terpaksa Aina ikut pulang, nanti dia bisa menghubungi Angel untuk minta maaf.
"Jef, loe tahu cewek itu naksir loe?" ujar Sofi membuat Jefran jijik, ia menampik tangan Sofi yang ada di lengannya.
"Loe naksir gue aja, gue jijik apalagi tuh cewek." Jefran pergi dengan gaya acuh. Membuat Sofi yang sudah mode cantik mengumpat kesal.
"Sialan."
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿