Chapter 21 - Suami dan Istri?!

"Michael, apakah kamu mau menjadi menantu tante?" Agnes menatap Michael dengan serius, aura yang dikeluarkannya sangat mengintimidasi remaja laki itu.

Pikiran Michael seketika itu langsung kosong, dia tidak tahu harus menjawab apa. Di lain sisi, dia tidak mau mengecewakan Ibunya Gabby tapi di lain sisi dia tidak mau merasa canggung bersama Gabby.

Gabby melihat kalau teman lakinya terlihat terintimidasi, dia berusaha untuk membantu menjawab pertanyaan Michael, "Bu, biarkan dia berpikir-"

Belum selesai membalas ibunya, Michael langsung menyela dengan cepat sambil menganggukan kepalanya dengan muka yang memerah, "Iya tante, saya mau."

"Bagus!" Jawab Ibu Gabby dengan semangat, dia lalu dengan cepat menanamkan di pikiran mereka, "Berarti mulai sekarang, kamu" Sambil menunjuk Gabby dengan jari telunjuknya, "harus memanggil Michael dengan sebutan suami. Dan kamu Michael, harus memanggil Gabby dengan sebutan istri."

"Istri?" Tanya Michael dengan nada tidak percaya

"Ibu, itu terlalu berlebihan!" Tolak Gabby sambil tidak sadar menggebrak meja makan, yang menyebabkan garpu yang tidak terpakai berjatuhan di atas lantai.

"Gabby!" Bentak Ibu Gabby. Ayahnya Gabby yang dari tadi hanya diam saja karena kalah suara dengan istrinya, mengangkat tangannya yang memberi isyarat kedua perempuan itu untuk diam dan mengakhiri perdebatan mereka.

Michael sudah yakin seratus persen kalu sehabis ini mereka akan segera dikeluarkan dari dalam restauran ini dan tidak boleh makan di restauran ini lagi.

Dengan tanpa disuruh Gabby langsung mengambil garpu yang jatuh di samping tempat duduknya dan melanjutkan makan dengan diam, tidak berani mengangkat wajahnya.

"....Baiklah" Ujar Ibu Gabby, "Kalau begitu, kalian tidak perlu langsung memanggil suami-istri. Tapi ibu tidak berubah pikiran untuk menjadikan Michael sebagai suami mu."

Michael menganggukan kepalanya memberi tanda kalau dia mengerti atas ucapan Ibu Gabby. Dia menoleh dan mendapati kalau dari tadi mata Gabby sudah tertuju ke arahnya, Michael tersenyum ke arahnya dan dibalas Gabby dengan senyuman kecil.

"Istri." Gumam Michael, seketika mendengar kata itu keluar dari mulutnya dengan cepat Michael langsung menggigit bibir bawahnya. Dalam hati dia berharap tidak ada yang mendengar gumamannya tadi.

"Ya! Seperti itu!" Kata Ibu Gabby yang kemudian dilanjut oleh tertawa dengan bahagia, "Aku sudah tahu aku bisa mengandalkanmu Michael."

Di ujung matanya dia dapat melihat mulut Gabby terbuka lebar dan warna merah menghiasi wajahnya. Gabby langsung mengambil tisu yang ada di dalam tasnya dan mengelap keringat yang mulai bercucuran dari keningnya.

"Michael, kalau kamu sudah punya istri seperti sekarang ini, berarti kamu jangan main-main dengan perempuan lain. Mengerti?" Lanjut Ibu Gabby setelah berhasil menghentikan gelak tawanya.

"Aku mengerti tante." Michael menganggukan kepalanya dengan serius.

--

Seminggu kemudian.

Setelah kejadian di restauran seminggu yang lalu, Michael dan Gabby menjadi jarang bertemu. Bukan karena mereka saling menghindari hanya saja Michael di sibukkan berlatih bermain piano, karena dia ada tes yang harus diikutinya.

Saat Michael keluar dari gedung tempat dia mengikuti tes piano, dia melihat ada sosok perempuan yang berlari ke arahnya. Dia berusaha menyipitkan matanya dan setelah sosok itu semakin dekat Michael dapat mengenali sosok itu.

Ternyata sosok itu yang sedang berlari ke arahnya adalah Gabby!

Dia mengenakan kemeja putih berlengan panjang yang dimasukkan ke dalam celana jeans biru terang, rambut panjangnya di ikat dengan rapi.

"Suamiku! Tunggu aku!" Teriak Gabby dari kejauhan

Suami?!

Adam melihat ke arah Michael dan kembali melihat ke arah Gabby yang sedang berlari dari kejauhan.

Setelah mendengar hal itu, Adam yang sedang membukakan pintu mobil untuk Michael langsung membuka lebar mulutnya. Dia melihat ke arah Michael dengan ekspresi kaget, "Tuan muda, kenapa nona Gabby memanggil anda dengan sebutan suami?"

"Ibunya yang menyuruhnya." Bisik Michael dengan keras.

"Dan tuan muda menyetujuinya?" Tanya Adam dengan tidak percaya, Adam yakin sehabis ini dia akan terkena penyakit jantung.

"Yah, aku tidak bisa menolaknya." Michael menganggukan kepalanya lalu berjalan ke arah Gabby sambil menunjukkan senyum manisnya.

Adam melihat punggung Michael sanbil sesekali megusap matanya, dia tidak tahu harus merasa ikut bahagia atau tidak.

"Suamiku," Ejek Gabby, "Gimana tadi tesnya? Berhasil?"

"Berhasil dong." Balas Michael sambil memamerkan surat sertifikatnya.

"Wah, suamiku memang hebat sekali." Seru Gabby sambil menaik turunkan kedua alisnya yang mengundang gelak tawa dari Michael.

"Ayo, aku antarkan kamu pulang." Ajak Michael sembari menarik pergelangan tangan Gabby.