"Yang pasti aku akan mencari tahu tentang mereka lalu menghabisi wajah mereka." Ujar Gabby sambil menggebrak meja.
"Gabby, tenang lah."
Kringg…
"Cepat ganti baju dan langsung ke lapangan olahraga!" Teriak ketua kelas di depan kelas.
Setelah mendengar pelajaran olahraga, mood Gabby langsung berubah seratus delapan puluh derajat, dia melihat ke arah Michael, "Ayo cepat ganti baju! Aku tunggu di lapangan."
Michael masih membereskan buku-bukunya di atas meja. Dengan tidak sabar dia mengeluarkan baju olahraga dari dalam tas Michael lalu menyerahkannya ke tangan Michael dan menariknya untuk keluar kelas.
"Buku ku..."
"Buku mu gak mungkin hilang! Ayo cepat ganti!"
--
Alasan kenapa Gabby sangat menyukai pelajaran olahraga adalah karena gurunya sudah tua, dia hanya menyuruh mereka untuk pemanasan sebentar lalu membiarkan mereka untuk bermain bola basket sampai jam pelajaran selesai.
Beberapa siswa banyak yang memprotes karena bosan, tapi guru itu hanya melambaikan tangannya dan kembali duduk mengawasi mereka yang sedang bermain bola basket, kadang dia ketiduran tapi setiap dibangunkan guru itu selalu beralasan kalau sedang merasa tidak enak badan.
Setelah pelajaran olahraga selesai, Gabby dan beberapa teman perempuannya berjalan ke arah kantin sekolah untuk membeli jajan-jajan kecil. Gabby memilih untuk membeli es krim batangan dan berjalan keluar kantin sendirian karena teman-temannya masih sibuk memilih mau membeli jajan apa.
Keluar dari kantin, Gabby di cegat oleh seorang laki-laki tinggi yang ternyata ada teman sekelasnya. "Ha... Gabby.... Ha... Michael." Nafas teman sekelasnya itu tersengal-sengal.
"Kenapa Michael?" Tanya Gabby penasaran. Apa dia pingsan karena tadi pagi belum sempat sarapan pikir Gabby.
Teman sekelasnya itu mengambil nafas dalam-dalam lalu melanjutkan, "Michael sedang dikepung oleh beberapa geng dari Ular Hitam! Mereka ada di dekat toilet laki-laki."
"Apa?!" Seru Gabby tidak percaya, dia lalu menyerahkan es krimnya ke tangan teman sekelasnya itu dan langsung berlari ke arah toilet laki-laki. "Cari guru BK dan segeralah pergi menyusulku!" Teriak Gabby.
--
Di depan toilet laki-laki Michael didorong oleh sekelompok laki-laki yang mengenakan masker berwarna hitam dengan keras sampai dia terjatuh di atas tanah.
"Kasih ke kami uangmu sekarang juga!"
"Semakin kamu kasih ke kami dengan cepat, semakin cepat kami melepaskanmu!"
"Cepatlah! Sebelum kami membawamu ke Billy dan dia akan menghabisimu sendiri-" Teriak salah satu dari mereka.
Laki-laki di sebelahnya memukul belakang kepalanya lalu memotong ucapan temannya tadi, "Heh! Jangan membocorkan identitas kita bodoh!"
"Oh iya ya." Seru laki-laki tadi sambil mengelus belakang kepalanya.
Billy? Baiklah, nanti aku akan memberitahu Gabby nama itu.
Baju olahraga Michael yang tadi basah karena keringatnya, sekarang menjadi agak kotor berkat tanah yang ditidurinya. Michael mengangkat kepalanya dan melihat sekelilingnya secara sekilas lalu merogoh kantong celana olahraganya. Dia mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah dan menyerahkannya ke arah mereka dengan tangan bergetar.
Laki-laki tadi yang memukul belakang kepala temannya langsung mengambil uang itu, "Cuman segini?"
Temannya lalu mengambil paksa dompet Michael dari tangannya dan langsung menggeledahnya. Saat dia hanya menemukan KTP dan kartu pelajar dari dompetnya, dia langsung melempar kembali dompet itu ke arah Michael.
"Aku pikir kamu orang kaya." Ejek laki-laki itu sambil melipat tangannya di depan dadanya.
Merasa ketakutan, Michael mengeluarkan black card dari belakang kasing handphonenya lalu menyerahkannya ke arah mereka. Salah satu dari mereka lalu menyaut dengan paksa dan memiringkan kepalanya.
"40067893? Nomor apa itu?"
Sekelompok laki-laki itu lalu saling bergantian melihat kartu yang ada di tangannya. Kartu itu terlihat seperti kartu kredit seperti biasanya cuman yang ada di tangan mereka adalah berwarna hitam.
"Kami gak butuh kartu kreditmu! Kami butuh uang kertas!" Teriak laki-laki itu sambil melempar black card itu lalu menginjak-injak kartunya.
Katanya, hanya ada seratus orang di dunia ini yang memiliki black card, yang dimana kartu itu di hormati sama seperti ratu Inggris. Mata Michael terbelalak kaget dan berusaha mengambilnya, tapi kartu itu didorong semakin jauh dari dirinya.
Salah satu dari mereka melihat ke arah temannya dan bertanya, "Bos, lebih baik aku habisi saja dia sekarang."
"Hm, ide yang bagus." Jawab laki-laki itu, yang ternyata adalah bosnya, sambil membenarkan maskernya.
Senang mendapatkan persetujuan dari bosnya, laki-laki itu berjalan mendekat ke arah Michael dan menggulung lengan bajunya dengan santai, senyuman yang beringas menghiasi wajahnya.