Sesampainya di dalam kelas, Michael dan Gabby disapa oleh beberapa teman kelasnya, tepatnya yang disapa adalah Gabby. Setelah Gabby menaruh tasnya di atas meja, dia mendengar ada dua suara berat yang berteriak dari belakangnya.
"Ayo masuk, kelasnya ada disini!" Seru salah satu suara itu yang mengakibatkan Gabby menoleh dan melihat ke arah mereka. Matanya terbelalak kaget saat melihat dua wajah yang familiar.
Jeremy berdiri di belakang Billy, tangannya dilipat di belakang seakan-akan dia adalah penjaga laki-laki itu. Gabby memperhatikan kalau celana Billy dilipat ke atas sehingga menunjukkan kakinya yang sedang dibalut oleh perban berwarna cokelat.
"Keluarlah, ada yang mau kami sampaikan." Seru Jeremy dengan nada dingin. Setelah berkata itu mereka membalikkan badan lalu pergi meninggalkan Gabby yang sedang merasa kebingungan.
Gabby mengerutkan keningnya dan saat dia ingin berdiri dari kursinya, Angel berjalan mendekat dan memberinya nasihat, "Jangan keluar! Gimana kalau nanti mereka mengajakmu berantem lagi?"
"Mereka mungkin ingin membalas dendam!" Seru Lauren, teman sekelasnya.
Angel menganggukan kepalanya lalu melanjutkan, "Iya! Mending kamu diam disini saja atau kamu pergi sekarang dan melaporkan mereka ke guru BK."
Gabby berpikir sebentar lalu mengingat kalau wajah mereka tadi tidak terlihat seperti ingin balas dendam, dia lalu menggelengkan kepalanya, "Sudah lah tidak apa. Ngapain aku harus takut? Ini kan sekolah, nggak mungkin mereka macam-macam denganku. Lagian mereka tidak mungkin bisa melukai ku."
Mendengar jawaban itu mereka terdiam dan merasa kalau apa yang dikatakan Gabby itu ada benarnya, Angel lalu menyingkir dan memberikan Gabby jalan untuk keluar kelas.
Saat Gabby ingin berjalan keluar, dia merasakan ada yang menarik baju belakangnya. Dia menoleh lalu mendapati mata hitam Michael sedang menatap mata cokelat miliknya.
"Berhati-hati lah." Perintah Michael dengan suara yang halus.
"Tentu saja." Jawab Gabby sambil menganggukan kepalanya.
Saat Gabby berjalan keluar kelas, dia berjalan sebentar lalu menoleh ke kanan dan ke kiri mencari mereka, lalu mendengar suara berat Jeremy, "Hey, kami disini!"
Gabby menoleh mengikuti sumber suara itu lalu melihat Jeremy yang sedang melambai-lambaikan tangan kanannya di ujung koridor, dia lalu berjalan mendekati laki-laki itu. Saat Gabby berdiri di depan Jeremy, laki-laki itu membalikkan badannya lalu membukakan pintu suatu ruangan yang tidak Gabby ketahui sebelumnya.
"Ada hal penting yang ingin bos sampaikan." Seru Jeremy dengan nada datar.
Ternyata pintu yang dibukakan oleh Jeremy tadi adalah gudang sekolah, Gabby berpikir kalau pasti ruangannya kotor dan berdebu. Tetapi saat Gabby berada di dalam ruangan itu, dia melihat ada beberapa meja dan kursi yang sudah tidak terpakai lagi ditata dengan rapi sehingga membentuk seperti konferensi meja bundar.
Di tengah meja-meja itu terdapat satu kursi yang telah diduduki oleh Billy, ketua geng Ular Hitam. Gabby menyipitkan matanya saat laki-laki itu hanya melihatinya, tidak mengeluarkan suara apa pun.
Gabby menelan ludahnya lalu bertanya, "Apa lihat-lihat? Kamu mau mengajakku untuk bertanding?"
Billy hanya menggelengkan kepalanya dan tetap tidak mengeluarkan suara. Laki-laki itu kembali menatap Gabby dengan tatapan yang tajam, Gabby pun membalas tatapan tajam Billy seakan-akan mereka sedang bertanding siapa yang bisa bertahan paling lama untuk tidak mengedipkan mata.
Akhirnya setelah beberapa detik Billy mengalihkan pandangannya lalu melihat ke arah Jeremy yang berdiri di samping Gabby, dia lalu memberi isyarat agar Jeremy keluar ruangan dan memberi mereka privasi.
Setelah Jeremy keluar, Billy menghembuskan nafasnya, menutup matanya sebentar lalu kembali melihat Gabby, "Aku mau kamu menggantikan posisiku sebagai bos di geng Ular Hitam ini."
"Hah?" Gabby berpikir mungkin dia salah mendengarnya lalu mengorek-ngorek kupingnya, "Bisa ulangi lagi perkataanmu?"
Entah Jeremy mungkin dari tadi sedang menguping atau bagaimana, tiba-tiba dia kembali memasuki ruangan dengan muka tidak percaya, "Apa bos sudah gila?! Kamu menginginkan perempuan ini menjadi bos kita?!"
Mungkin jika Gabby sedang tidak kebingungan seperti ini dia pasti akan memutar balik badannya dan mengajak Jeremy berkelahi. Tapi sekarang pikiran Gabby hanya terpenuhi oleh permintaan gila dari laki-laki yang ada di hadapannya ini.
"Apa kamu ada pendapat lain?" Jawab Billy sambil melihat ke arah Jeremy lalu mengalihkan pandangannya ke arah Gabby lagi.
Mendengar jawaban itu Jeremy hanya menggelengkan kepalanya dan kembali berjalan keluar ruangan. Dia tidak bisa berpikir kenapa bosnya menginginkan perempuan itu menjadi bos baru geng Ular Hitam sedangkan semua anggotanya adalah laki-laki?