Chereads / Kompromi Cinta Sang Idola / Chapter 26 - Kami memang berpacaran

Chapter 26 - Kami memang berpacaran

"Selamat datang kembali Seina kami semua bangga kepadamu. Kamu telah berhasil menjadi pemenang." ucap pak kepala desa dengan bangga sembari mengalungkan rangkaian bunga di leher seina.

"Ini semua juga berkat dukungan anda dan warga kampung juga."

"Bapak tak menyangka ternyata kamu punya suara emas yang sangat mengagumkan."

"Terimakasih pak." ucap Seina sambil tersenyum.

Kini seina beralih dan berjalan menuju sosok wanita yang paling ia rindukan. Ia memeluk Santi dengan sangat erat sambil menangis. Sementara santi mengelus punggung putrinya dengan rasa haru bercampur bangga. Ia juga mengecup kening Seina berulang-ulang sambil berkaca-kaca.

Seketika seluruh warga yang berkumpul berebut ingin menjabat tangan seina dan ingin berfoto bersama spai seina merasa kuwalahan.

Namun tiba-tiba semua mata teralihkan oleh sesosok pria berkaca mata yang baru turun dari mobil yang sama dengan Seina. Semua terbelalak tak percaya jika ada Devan datang ke kampung mereka. Siapa yang tak kenal Devan penyanyi terkenal yang justru semakin terkenal pasca dia hengkang dari band yang membesarkan namanya dan memilih untuk bersolo karir. Dan hingga kemarin juga masih menjadi juri dari ajang pencarian bakat yang Serba ikuti.

"Seina jadi apakah berita itu benar antara kau dan Devan?" salah satu warga berceletuk menimbulkan rasa penasaran bagi semua orang yang juga turut berada di sana.

"Jadi benar kamu pacarnya Devan?"

"Jadi Devan bukan Gay?"

"Aduh Seina kok kamu mau sih sama mantan Gay?"

Semua pertanyaan itu kini terngiang-ngiang di telinga Seina bagaikan suara lebah yang memekik telinga.

Santi menatap putrinya dengan tatapan penuh tanya. Wanita itu juga rupanya turut penasaran dengan apa yang terjadi ia masih menantikan jawaban dari putrinya.

Seina yang seperti di kepung dan di bombardir dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut bingung harus menjawab apa. Ia bahkan belum berdiskusi dengan Devan perihal apa yang harus ia katakan dan apa yanv harus ia jawab jika mendapatkan pertanyaan seperti ini. Seina tampan memutar bola matanya, ia seolah mencoba mencari jawaban yang tepat dan menghindari tatapan-taoltapan tajam yang menuntut sebuah jawaban darinya.

"Ya kami memang berpacaran. Ya kan sayang?" Devan berjalan mendekat dan menggenggam tangan kanan Seina dan menoleh ke arah perempuan yang masih tampak kebingungan tersebut. Ia meliriknya dan berkedip sekilas seolah memberikan sebuah kode kepada Seina.

Awalnya Seina tak mengerti dengan kode yang di berikan Devan kemudian jari telunjuk Devan menggelitik telapak tangan Seina yang ada di genggamannya.

"Oh. Emm iya." jawab Seina dengan ragu-ragu seolah baru tersadar dari sesuatu.Mendengar jawaban Seina para gadis-gadis yang ngefans dengan Devan pun seketika patah hati secara masal.

"Apakah itu benar?" Santi bertanya seolah tak percaya. Dan Seina terpaksa mengangguk karena ia memang sudah membuat kesepakatan dengan Devan.

"Ya kami memang memiliki hubungan dan semua gosip yang menimpa Kak Devan itu sebenarnya tidak benar dan hanya gosip semata. Kak Devan sendiri tidak terlibat narkoba dan hanya sebagai saksi. Dan dia juga bukan seorang Gay." ucap seina dengan tegas seolah memberikan klarifikasi agar tak ada berita miring lagi tentang dirinya dan Devan.

"Jadi apakah kamu bisa menang karena Devan juga?" tanya seseorang.

"Tentu saja tidak. Saya di sana hanya sebagai juri sementara pemenang di pilih berdasarkan banyaknya polling sms yang masuk dari seluruh indonesia. Jadi kemenangan Seina adalah murni karena bakat dan kemampuannya sendiri dan karena dia memang pantas untuk hal itu."

ucapan Devan kini berhasil membuat semua orang percaya kini semua orang yang tadinya tercengang mulai kembali mengagung-agungkan nama Sekna sebagai pemenang. Bahkan. kini Semua diarak keliling kampung dengan sebuah mobil bak terbuka yang sudah di siapkan oleh kepala desa. Devan sendiri juga turut ikut dan menyemarakkan kemenangan tersebut. Kapan lagi di kampung yang bahkan berada dj tengah hutan itu kedatangan artis terkenal.

Setelah di arak keliling kampung Seina kini menuju kerumahnya. Disana ke riuhan juga belum usai. Banyak tetangga yang minta berfoto bersama dengan Sejna dan juga Devan.

Bahkan. sebagian dari mereka juga heboh melihat mobil baru Seina yang merupakan hadiah dari ajang pencarian bakat yang ia menangi. Sebagian dari mereka bahkan tampak mengelus dan menyentuh mobil baru berwarna putih yang masih mulus tersebut. Mereka tentu saja merasa heran dan bahkan ikut senang karena di kampung tersebut tak banyak yang memiliki mobil terkecuali orang-orang yang memang kaya.

"Seina ini mobil baru kamu ya?" seseorang pria datang di tengah kerumunan para perempuan yang meminta foto.

"Ilham??" seina yang melihat sahabatnya itu langsung keluar dan memeluknya. Ia begitu rindu dengan sahabatnya sekaligus teman masa kecilnya. "Gimana kabar kamu?"

"Seharusnya yang tanya aku. Gimana kabar kamu setelah karantina? Sepertinya kamu kurusan Apakah di asrama tidak di kasih makan?" celetuk Ilham.

"Ah kamu. Tentu saja di kasih makan lah kalau nggak gak mungkin aku hidup sampai sekarang." keduanya tampak saling tersenyum dan bercanda gurau karena lama tak berjumpa.

Melihat kedekatan Seina dengan seorang pria membuat Devan meninggalkan kerumunan para perempuan yang meminta foto bareng dengannya. Ia seolah merasa penasaran dengan sosok pria yang tampak sangat dekat dan sangat akrab dengan Seina.

"Ehemm.." Devan berdeham memecah senda gurau diantara seina dan Ilham. "Sepertinya seru sekali disini."

Ilham yang ketinggalan berita tak tau jika kini Semua berstatus sebagai pacar Devan. Pria itu tentu saja menatap Devan dan Semua secara brgantian meminta sebuah penjelasan kepada sahabatnya itu. "Seina, kenapa dia ada disini?" bisik Ilham yang terdengar oleh Devan.

"Aku pacarnya Seina. Dan aku kemari mengantar Seina pulang."

"Apakah benar begitu?" ilham tampak tak percaya. Namun Seina justru mengangguk mengiyakan ucapan Devan. Ilham sendiri melihat Devan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia merasa jika Devan terlaku aneh untuk menjadi pasangan Seina.

"Seina apa kau yakin dia pacarmu? Dia kan lebih tua darimu. Dia lebih pantas di sebut om-om." bisik Ilham yang sekali lagi terdengar di telinga Devan.

"Apa kau bilang?" Devan menatap tajam kearah Ilham ia merasa tak terima dikatai sebagai orang tua.

"Ah tidak-tidak.. kau keren.. Maaf aku harus pulang dulu. Dada.." Ilham yang tampak salah tingkah memilih untuk pulang setelah melihat lirikan tajam Devan kepada dirinya.

Melihat sahabatnya lari terbirit-birit hanya karena takut kepada sosok Devan membuat Semua tersenyum geli. Ia tak menyangka jika sahabatnya itu akan setakut itu kepada Devan. Memang Devan jauh lebih tua dari Seina. Selisih usia di antara mera bahkan hampir 10 tahun. Namun Seina terpaksa menjadi pacar Devan karena sebuah kompromi yang telah mereka buat dan mereka sepakati bersama.

Bersambung...!