"Permisi boleh saya tanya sesuatu?"
"Ya tentu saja Ada apa ya Mas?"
"Apakah beberapa hari ini ibu juga yang membersihkan tempat ini?"
"Iya, tapi Saya hanya bertugas di pagi hari saja dan untuk sore hari ada petugas lain yang melakukannya." jawab ibu-ibu tersebut.
"Jadi ada orang lain selain ibu yang juga membersihkan tempat ini?"
"Iya Mas ditempat ini kami ada 4 orang dan dibagi menjadi dua shift pagi dan juga sore." terangnya.
"Kalau boleh tahu selama anda membersihkan tempat ini Apakah Anda menemukan sesuatu?" kini Seina yang bertanya dan tidak sabar.
"Kalau boleh tahu sesuatu seperti apa ya?saya tidak mengerti."
"Kalung Bu." jawab Seina "kalung tersebut terdapat liontin berbentuk hati."
Perempuan itu memutar bola matanya mencoba untuk berpikir dan mengingat. "maaf Nona tapi saya tidak pernah melihat kalung seperti itu selama saya bersih-bersih di sini mungkin jika nanti saya ketemu dengan teman saya yang lain akan saya tanyakan perihal kalung tersebut."
Kini Sena hanya bisa pasrah ia terlihat sangat kecewa. Mungkin kalung tersebut hilang di suatu tempat dan dia tidak menyadarinya. Atau mungkin kalung itu sudah ikut terbuang.
Seina kini hanya bisa mendesah dengan napas yang berat. Ia tau ia pasti membuat ibunya kecewa tapi mau bagaimana lagi dan mau di cari kemana lagi? Lagi pula ia sudah mencari kemana-mana dan tidak ketemu.
"Kalung itu sangat berharga ya buat kamu?" tanya Nathan sambil memandang seina dengan tatapan kasihan.
"Ya ibuku memberikan kalung itu dj saat ulang tahunku yang ke 7 tahun. Dan saat aku beranjak remaja ibuku mengisi foto di dalam liontin tersebut dengan foto kami berdua."
"Aku tau benda tersebut mungkin sangat berharga dan mungkin tak akan pernah bisa tergantikan. Tapi jika saja besok kau memenangi ajang ini kau bisa memberikan hadiah kepada ibumu, mungkin sebagai permohonan maaf atas hilangnya kalung tersebut." ucap Nathan mencoba menyemangati Seina yang tampak sangat lesu setelah gagal mencari kalungnya.
***
Devan yang sedang ada di Rumahnya teringat akan kalung Seina yang ia temukan. Ia belum sempat mengembalikan kalung itu lagi kepada gadis tersebut lantaran belum ada kesempatan. Rencananya ia akan memberikan kalung itu ketika latihan vokal terkahir sebelum babak final yaitu dua hari lagi.
Devan kembali melihat liontin berbentuk hati tersebut, ia membukanya dan melihat kembali foto ketika Seina remaja, gadis itu tampak sangat manis dengan satu gigi gingsul yang ada di sisi kiri.
Devan meraba foto itu namun mendadak foto kecil itu terlepas. Saat hendak memasangnya kembali Devan melihat sebuah ukiran pada liontin tersebut dapat dibalik di mana foto tersebut tadi tak pasang ukiran Itu tampak sangat kecil namun ia bisa melihatnya dari balik kacamatanya jika ukiran itu tertuliskan sebuah nama yaitu yaitu bernama Adi.
Karena penasaran Devan pun melepas foto yang ada di sisi lain liontin tersebut dan disitu tertulis nama Santi melihat hal ini Devan menjadi yakin jika Seina memanglah benar Putri dari Adiguna dan sebaliknya Adiguna adalah orang yang selama ini dicari-cari oleh Seina yang merupakan ayah kandungnya.
Pria berkacamata itu yakin jika nanti saat ia mengembalikan kalung itu kepada Seina gadis itu Pasti akan sangat senang mengetahui jika ayah kandung yang selama ini dicarinya ternyata adalah seorang Adiguna penyanyi senior yang sudah melalang buana di dunia entertainment serta penyanyi yang sangat terkenal di masanya.
Devan kembali memasang foto pada liontin tersebut ia tak ingin foto itu hilang dan menyebabkan Seina kecewa kemudian ia menyimpannya kembali pada sebuah kotak kecil. Dan ia menyimpannya di dalam laci nakas disamping tempat tidur kamarnya.
Suara handphone Devan terdengar bertalu-talu memekik telinga Devan pun segera mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Halo David ada apa tumben kamu menelponku?"
"Van lu ada di mana sekarang? loe bisa ke sini enggak gue butuh bantuan lo nih."
"Emangnya lu sekarang ada di mana?"
"Aku sedang ada di Bar, sekarang gue benar-benar lagi butuh bantuan loe jadi apa bisa loe ke sini buat nolongin gue?"
Awalnya Devan merasa ragu karena David merupakan sahabat lamanya yang bahkan mereka sudah sangat jarang sekali berkomunikasi namun bagi Devan tak ada salahnya membantu sahabat lamanya tersebut toh itung-itung sebagai sebuah reuni.
"Oke baiklah, share aja lokasi loe ada di mana. Nanti gue susul." Ucap Devan mengiyakan permintaan sahabat lamanya itu.
Malam itupun Devan segera meluncur ke tempat dimana David berada ternyata David sedang berada di sebuah klub malam. Devan sebenarnya tak pernah suka tempat-tempat seperti itu namun tak ada salahnya juga harga untuk sekali refreshing dan menyegarkan otaknya.
Devan melihat David yang ada di sebuah meja berkumpul bersama teman-temannya namun di luar dugaan ternyata kini David sedang mabuk parah.
David sendiri merupakan seorang model yang memiliki tubuh atletis Ia merupakan salah seorang mantan finalis ajang pencarian bakat dari susu khusus untuk membentuk otot pria di mana David menjadi juara kedua dari ajang tersebut. Karena selain tampan dan juga memiliki otot yang kekar Ia juga memiliki bentuk tubuh yang sangat ideal.
Devan mendekat kearah dimana David sedang tertunduk di atas sebuah meja ia menggoyang-goyangkan tubuh David yaitu segala bangun.
"Vid..david..bangun vid..!!" namun tampak David sudah sangat mabuk dan dia ada diluar batas-batas kesadarannya.
"Hei apa yang kalian semua lakukan kepadanya? Kenapa dia bisa sampai mabuk seperti ini?" tanya Devan kepada teman-teman David yang malah membiarkan David mabuk seperti itu.
"Kamu Devan kan? penyanyi itu mending kamu gabung aja sama kita ikutan minum dan bersenang-senang." ucap salah seorang teman David yang memberi penawaran kepada Devan untuk ikut mabuk bersama.
Devan dulu memang pernah saling mabuk-mabukan tapi itu dulu saat dia masih menjadi salah satu anggota dalam sebuah band namun sekarang ia sudah meninggalkan dunia itu.
Melihat kondisi sahabat lamanya yang sudah sangat mabuk parah, Devan pun memutuskan untuk membawa David pulang namun sekarang ia juga jadi bingung, dimana David sekarang tinggal karena kita sudah lama tidak berkomunikasi dengan temannya itu. Devan juga tidak bisa membiarkan David berada di sini. Apalagi teman-teman David juga sedang mabuk semua.
Pada akhirnya Devan menunthn David dan memapahnya untuk menuju ke mobil tubuh David yang berotot tentu saja terasa cukup berat.
Pada akhirnya Devan membawa David ke sebuah hotel ia tidak ingin berurusan lebih panjang lagi dengan David mengingat hubungan di antara mereka bahkan tidak sedekat dulu bahkan hubungan mereka sebenarnya bisa dibilang bukan lagi seorang sahabat karena bahkan sudah hampir 3 tahun mereka tidak saling berkomunikasi karena itu Devan memilih untuk membawa David ke hotel dan meninggalkannya di sana.
Bersambung..