Chereads / Kompromi Cinta Sang Idola / Chapter 22 - Konferensi pers

Chapter 22 - Konferensi pers

"Selamat ya Seina akhirnya kamu yang dapet juara. Aku bangga banget sama kamu." ucap Nathan yang mengulurkan tangannya sambil memberikan selamat kepada Semua

"Terima kasih nathan. Rasanya masih seperti mimpi saja." ucap Seina sambil tersenyum.

"Tapi ini bukan mimpi ini nyata. Kamu telah berhasil memenangkan ajang pencarian bakat ini. Dan kamu memang pantas menyandang predikat sebagai juara karn penampilan kamu malam ini sungguh sangat memukau." puji Nathan.

"Kamu jangan memujiku terus menerus seperti ini. Aku tak sehebat itu kau terlalu berlebihan."

"Malam ini adalah malam terakhir kita di asrama ini. Dan entah kapan kita bisa bertemu lagi."

"Tentu saja kita akan bertemu lagi."

"Tapi bukankah kau besok harus kembali ke kampungmu? Dan aku sendiri juga harus kembali ke kota ku."

"Jadi besok kau sudah harus kembali ke Aceh?"

"Ya.. Semua keluarga besar menungguku. Kau pun juga pasti begitu kan?"

"Ya.. Memang benar. Tapi aku harap kita akan bisa bertemu lagi."

"Pasti. Dunia musik menanti kita. Dan kita pasti akan dipertemukan kembali dalam datu panggung yang sama." jawab nathan. "Tapi aku harap kau tidak melupakan janjimu itu." nathan mencoba mengingatkan Seina atas janjinya beberapa hari yang lalu.

Sebelumnya keduanya berjanji untuk lebih serius dengan hubungan mereka berdua setelah ajang ini selesai. Namun mereka masih harus kembali ke kampung halaman masing-masing dan harus menekuni status mereka sebagai penyanyi pendatang baru dalam belantika musik indonesia.

***

Pagi ini semua sudah siap. Meja dimana Devan akan melakukan konferensi pers di sebuah restauran kini sudah di penuhi oleh beberapa microfon dari beberapa sumber media di indonesia.

Devan sendiri yang baru sampai beserta kuasa hukumnya bersiap turun dari mobil dan menuju tempat acara. Jujur saja Devan begitu tegang meskipun ia sendiri tidak sepenuhnya salah namun melihat banyaknya media yang datang membuatnya jadi merasa gugup. Kini masa depan serta nama baiknya di pertaruhkan dalam konferensi pers ini.

Begitu Devan datang dan mulai duduk pada tempat yang sudah di persiapkan kilatan lampu kamera begitu menyilaukan matanya. Ia seolah di hujan dengan kilatan-kilatan tersebut meskipun matanya sendiri berlapiskan kacamata yang membingkai matanya.

"Jadi Devan tolong berikan penjelasan atas segala pemberitaan yang akhir-akhir ini terjadi." para pencari berita yanv mulai sudah tak sabar langsung berusaha memberondong Devan dengan berbagai pertanyaan.

"Kalian harap tenang kami akan menjawab semua pertanyaan kalian dan memberikan penjelasan sedetail mungkin." jawab Antoni selaku kuasa hukum dari Devan.

"Jadi apakah benar Devan terlibat kasus narkoba dan mengonsumsi narkoba?"

"Tidak klien saya tidak pernah mengonsumsi ataupun menyentuh barang haram tersebut."

"Tapi bukankah kemarin Devan di tangkap polisi atas dugaan hal tersebut?"

"Ya kemarin Devan memang di tangkap dan di bawa kekantor polisi namun hanya sebagai saksi." jawab Antoni. "Sebagai buktinya kami punya surat hasil dari tes urine Devan yang menunjukkan jika Devan negatif dari psikotropika jenis apapun. Karena Devan memang tak pernah mengonsumsinya." Antoni mengeluarkan sebuah kertas yang merupakan hasil tes laboratorium yang menunjukkan jika Devan memang negatif dari obat-obatan terlarang tersebut. Antoni menjelaskan kepada reporter jika status Devan saat ini hanya sebagai saksi dan bukan tersangka.

"Lalu kenapa Devan bisa di tangkap polisi?"

"Sebenarnya hal ini hanya sebuah kebetulan dan sebuah ke salahpahaman saja. Devan datang ke tempat tersebut di saat yang tidak tepat sehingga ia turut terseret dalam kasus ini." ujar Antony menjelaskan.

Devan sedari tadi hanya manggut-manggut saja membenarkan ucapan kuasa hukumnya Devan tampak tak banyak bicara.

"Lalu Devan bagaimana dengan pemberitaan yang menyebut jika kau adalah seorang gay? Apakah itu benar?"

"Sekali lagi semua ini hanyalah sebuah kesalahan pahaman. Sebenarnya Devan datang ke sebuah klub malam untuk menolong temannya yang sedang mabuk dan ternyata mereka disana sedang mengadakan pesta narkoba. Devan sendiri kesana hanya untuk membantu temannya yang bernama David. Bukan begitu kan mas Devan?"

"Ya benar." jawab Devan.

"Tapi apakah benar jika Devan bukan seorang Gay?"

"Sejauh ini klien saya masih normal dan merupakan laki-laki tulen yang masih menyukai lawan jenis dan bukan sesama jenis."

"Tapi apa buktinya jika hal tersebut memang terjadi? Sementara selama ini tak pernah ada pemberitaan Devan dengan seorang gadis manapun."

Kali ini Antoni tak bisa menjawabnya. ia sendiri tak tau tentang masa laku Devan yang pernah berhubungan dengan perempuan. Karena tampaknya sejauh ini Devan memang tak pernah punya pacar. Meski pria berkaca mata itu punya tampang yang tampan dan berkharisma.

Antoni melirik Devan sekilas karena ia sendiri tak punya jawaban atas pertanyaan itu.

"Aku masih normal dan aku juga punya pacar. Sebenarnya akhir-akhir ini aku punya hubungan dengan seseorang." jawab Devan setelah lama terdiam.

Setelah Devan mengutarakan jawabannya jelas saja kini semua awak media begitu penasaran dengan siapa Devan berhubungan dan siapakah sosok perempuan yang ternyata menjadi kekasih Devan.

"Jadi siapakah perempuan itu Devan?"

"Dia adalah Seina Aluna. Perempuan yang baru saja memenangi musik idol. Semalam." Antoni sendiri tak menyangka dengan jawaban Devan karena bahkan sebelumnya saat Antoni menanyakan pertanyaan ini devan menjawab jika ia tak punya kekasih. tapi kali ini Devan sendiri yang bilang jika ia berhubungan dengan Seina.

Kini semua reporter memburu Devan dengan berbagai pertanyaan yang ia sendiri bahkan tak tau harus menjawab apa. Sebenarnya ia sendiri tadi asal bicara. Ia menyebut nama Seina karena ia masih mengantongi kalung berliontin hati milik Sejna dj kantongnya. Devan melakukan hal ini karena ia sendiri tak punya pilihan lain. Ia perlu membebaskan diri dari semua skandal murahan yang kini membelenggu dirinya dan juga membuat karirnya terancam.

Mungkin ia justru membuat sebuah kesalahan besar dengan menyebut nama Seina yang tak tau menau dalam kasus ini. Gadis itu pasti sebentar lagi juga akan menjadi bulan-bulanan media. Karena namanya di sebut oleh Devan.

"Sejak kapan kalian berhubungan?"

"Apakah benar jika Seina merupakan kekasih anda? Dan sudah sejauh mana hubungan diantara kalian?"

"Mohon maaf untuk sementara hanya ini yang bisa saya sampaikan. Jadi hari ini cukup sampai disini. Lain kali saya akan membuat konferensi pers lagi bersama Seina." ucap Devan sembari bangkit dari tempat duduknya dan mulai meninggalkan tempat acara konferensi pers.

Antoni sendiri juga terheran-heran dengan kliennya tersebut. Apakah kliennya tersebut mengatakan hal ini hanya sebagai sebuah pengalihan isu atau memang. Diantara Devan dan Seina memang memiliki sebuah hubungan khusus? Antoni sendiri tak tau. Ia memilih untuk mengikuti langkah Devan yang meninggalkan tempat konferensi pers, dari pada ia sendiri di berondong oleh pertanyaan-pertanyaan yang tak akan mampu untuk di dijawabnya.

Bersambung...!