Kini semua media sudah menayangkan dan memberitakan konferensi pers atas pengakuan Devan. Dan tentu saja seketika berita tersebut menjadi viran dan tranding terlebih nama Seina yang di sebut membuat Penyanyi yang bahkan baru saja dilahirkan dari ajang pencarian bakat tersebut kini menjadi orang yang paling di cari awak media.
"Seina apakah hal ini benar?" tanya Nathan kepada Seina.
Keduanya yang baru saja selesai berkemas bersiap untuk pergi ke kampung halaman masing-masing. Nathan sendiri tercengang dengan berita yang baru saja ia baca pada sebuah artikel di handphonenya.
"Hah? Apanya yang benar?" Seina tentu saja tak mengerti.
"Lihatlah ini..!" Nathan menyodorkan handphonenya kepada Seina agar gadis itu bisa membaca berita yang kini tengah viral.
'seina sang idola baru memiliki hubungan dengan Devan sang musisi yang seorang gay.'
'Seina bisa Menang dan jadi juara karena Devan.'
'Seina dan Devan memiliki hubungan misterius.'
Rangkaian judul artikel yang sama sekali tak ia mengerti kini menjadi trending di sosial media.
"Apa maksudnya ini? Kenapa tiba-tiba ada gosip baru seperti ini?" tanya Seina yang tak mengerti.
"Apa kau juga tidak tau tentang hal ini?"
"Tentu saja tidak."
"Ataukah semua gosip ini muncul karena kau baru saja memenangkan kompetisi ini?"
"Entahlah.." seina mengangkat kedua bahunya tak mengerti.
Namun jika hal itu memang benar kenapa setiap pemberitaan di hubungkan dengan nama Devan?
Nathan mengambil kembali handphonenya ia masih mencoba mendalami berita tersebut dan ia kini tercengang melihat cuplikan vidio konferensi pers dimana Devan menyebut jika ia memiliki hubungan khusus dengan Seina. Nathan sendiri bingung ia melihat handphonenya dan juga melihat Seina secara bergantian. Mungkinkah Seina memang memiliki hubungan khusus dengan Devan? Karena nathan sendiri pernah melihat keduanya dekat saat berlatih vokal.
"Kau yakin tidak memiliki hubungan khusus dengan kak Devan?" tanya Nathan penuh Telisik.
"Hubungan khusus yang seperti apa? Hubunganku ya cuma hubungan antara mentor dengan muridnya dan antara peserta kompetisi dan jurinya hanya itu." jawab Seina. "Sudahlah mungkin semua ini hanyalah sebuah gosip."
Seina dan Nathan kini menuju ke mobil masing masing. Dimana mereka sudah disiapkan armada transportasi untuk pulang ke kampung halaman masing masing. Sementara Seina menggunakan mobil barunya yang merupakan hadiah utama yang ia menangkan setelah menjadi juara.
Seina dan nathan tentu saja menaiki kendaraan yang berbeda karena tujuan mereka juga berbeda. Kini dengan berat hati nathan melepas kepergian Seina meski mungkin tak lama lagi mereka akan bertemu lagi. Ia masih ingin menagih janji Seina untuk bisa menjalin hubungan.
Mobil yang membawa Sejna jalan duluan. Seina yang ada di dalam mobil membuka jendelanya dengan lebar dan melambai kearah Nathan dengan senyuman manisnya. Gadis dengan satu lesung pipi disalah satu pipinya itu tampak sangat manis terlebih angin yang berhembus menerbangkan sebian rambutnya.
Seina dan Nathan kini berpisah untuk pulang ke kampung halaman masing-masing. Meski belum bisa dipastikan jika kapan mereka akan bertemu kembali. Mungkin mereka masih harus menjalani beberapa agenda di daerah mereka masing-masing.
Seina merebahkan punggungnya pada sandaran mobil. Ia mulai memejamkan matanya sejenak Mencoba untuk tidur karena perjalanan menuju ke Jawa Tengah masih sangat jauh. Ia memilih untuk tidur.
Saat mobil keluar dari pinggiran kota jakarta mengarah ke perbatasan tiba-tiba Mobil yang membawa Seina di hadang oleh sebuah mobil. Mobil yang berhenti mendadak membuat tubuh seina yang tadinya sedang tidur di kursi belakang melompat ke depan.
"Ada apa ini?" Seina yang kaget mengira jika mereka mengalami kecelakaan.
"Ada yang menghadang kita." ucap Sopir yang membawa seina.
Seina melirik kearah depan dimana ada sebuah mobil berwarna merah yang berada tepat di depan mobilnya dengan posisi melintang. Kini tampak seseorang turun dari mobil merah tersebut dan menuju mobil Seina.
Seina yang melihat sosok itu sontak saja terkejut bukan main bawasannya orang yang baru saja turun dari mobil tersebut adalah Devan. "Kak Devan untuk apa dia menghadang laju mobilku seperti ini?" gumam Seina.
Pria berkaca mata itu semakin mendekat dan mengetuk kaca mobil bagian belakang dimana seina berasa, awalnya Seina merasa gugup dan takut. Namun ia mencoba untuk tetap positif thingking dan mulai menurunkan kaca jendelanya.
"Emm.. Kak Devan? Ada apa ya ini?" tanya Seina dengan ragu-ragu.
"Bisa kau turun sebentar aku ingin mengatakan sesuatu padamu." pinta Devan
Seina tak mengerti. Memangnya apa yang Devan perlu bahas kepada dirinya, apalagi sampai harus menghadang di tengah jalan seperti ini.
"Kak devan mau bicara masalah apa?"
"Aku ingin kita bicara berdua?"
"Disini?"
"Tidak aku butuh tempat yang sepi." tentu saja karena kini nama Devan dan Seina yang tengah viral tak mungkin mereka tampil di tempat umum.
Sejna berpikir sejenak tapi pada akhirnya ia menyetujui keinginan Devan lagi pula ia juga ingin tau bagaimana bisa kini namanya disebut-sebut sebagai kekasih Devan.
Kini Devan mengajak Seina untuk bicara di tepi sungai yang cukup sepi. Di dekat sungai tersebut terdapat sebuah taman bermain dimana ada ayunan. Keduanya memilih untuk bicara di sana di bawah sebuah pohon rindang.
Sejna mulai duduk di atas ayunan diikuti devan yang juga duduk di ayunan disebelah Seina. Sementara itu sopir yang bersama Seina menunggu mereka di kejauhan sambil istirahat sejenak untuk membeli kopi di sebuah warung kecil.
"Jadi ada apa? kenapa kita sampai harus bicara di tempat seperti ini? Dan kenapa kak Devan sampai mencari ku sampai kemari?"
"Aku tadi mencarimu di asrama dam ternyata kau sudah pergi jadi aku mencoba mengikutimu."
"Tapi untuk apa?"
"Aku ingin kau jadi kekasihku." ucap Devan dengan to the point karena ia sendiri bngung harus membuat kalimat seperti apa.
"Ha?? Apa? Ini maksudnya apa ya?" tanya Seina yang terkejut dan tak mengerti.
"Aku ingin kau menjadi kekasihku. Ah tidak aku ingin kau menjadi istriku." ralat Devan.
"APAA?" kini Semua memekik cukup keras. Belum di jawab pertanyaannya tentang maksud jadi kekasih kini justru Devan memintanya untuk menjadi istrinya.
"Ya aku ingin kita menikah."
"Lelucon macam apa ini? Ini tidak lucu kak Devan. Aku tidak mau. Ternyata kau gila." Seina beranjak dati duduknya dan berniat pergi meninggalkan Devan dengan celotehan yang tak masuk akalnya itu.
"Tunggu Seina.." Devan berusaha meraih pergelangan tangan Seina dan mencegahnya agar tidak pergi.
"Aku tidak mau. Lepaskan aku. Apa kau sudah gila? Datang-datang memintaku untuk menikah."
"Tapi aku butuh bantuan mu."
"Tapi kenapa harus aku? Memangnya apa untungnya untukku? Aku baru saja memenangkan sebuah kompetisi dan kau mau menghancurkan karir yang bahkan belum aku mulai?" kini Semua tampak emosi. Seina berusaha menepis tangan Devan dan ingin segera pergi saja.
"Bukankah kau ingin bertemu dengan ayah kandungmu?"
Bersambung..!