Chereads / Kompromi Cinta Sang Idola / Chapter 24 - Pilihan yang sulit

Chapter 24 - Pilihan yang sulit

"Bukankah kau ingin bertemu dengan ayah kandungmu?" mendengar hal itu Seina kontan saja menghentikan langkah kakinya. Ia berpikir sejenak lalu menoleh kebelakang.

"Ayah kandungku itu urusanku dan tak ada hubungannya dengan kak Devan." Seina memicingkan matanya kearah pria berkacamata yang masih berdiri di belakangnya.

"Tapi aku tau siapa ayah kandungmu."

"Haha.." Seina tersenyum miris. "Jangan asal bicara dan jangan mengada-ada." Seina kembali berjalan.

"Tapi aku serius dan aku punya buktinya. ini milikmu kan?" Devan mengeluarkan kalung jadul milik Seina.

Seina awalnya mencoba untuk tak perduli tapi saat ia melihat kalung itu ia merasa tertarik ia berbalik dan ingin kembali mendapatkan kalung nya yang hilang dan selama ini ia cari kemana-mana. Rupanya kalung itu ada pada Devan.

"Kembalikan itu milikku. Dan dari mana kau mendapatkan kalungku?"

"Aku menemukannya terjatuh. Apa kau tak pernah sadar jika di dalam kalung ini ada petunjuk tentang siapa ayah kandungmu?"

Seina benar-benar tak mengerti dengan maksud Devan. Ia sudah memakai kalung itu sejak beranjak remaja dan ia tak pernah tau ada suatu bukti dalam kalung itu terkait dengan ayah kandungnya.

"Itu kalungku dan aku tau betul jika di dalamnya hanya ada fotoku dan foto ibuku. Tak ada bukti ataupun petunjuk apapun tentang ayah kandungku."

"Itu karena kau terlalu polos dan selama ini kau tak pernah memperhatikan ukiran di dalam liontin ini."

"Ukiran?" kini Seina tampak penasaran. Ia maju kedepan dan berusaha untuk merebut kembali kalung nya. Namun diluar dugaan Devan justru menyimpannya kembali. Ia tak akan memberikan kalung itu dengan mudah. "Kembalikan itu kan milikku..!" pinta Seina ia berusaha merebut kalung yang sudah Devan simpan dalam sakunya kembali.

"Aku akan kembalikan kalungmu bahkan aku akan membantumu menemukan ayah kandungmu asal kau mau bekerjasama denganku." ucap Devan memberikan penawarannya.

"Kerjasama?"

"Kau mendapatkan ayahmu dan kau harus berpura-pura menjadi istriku."

"Apa berpura-pura? Jadi pernikahan kontrak begitu?"

"Anggap saja begitu. Sebenarnya aku hanya butuh sebuah status agar aku terhindar dari skandal."

"Apa kau menjadikan ku sebagai istrimu agar semua orang mengira kau memang orang yang normal dan bukan gay."

"Ya kurang lebih seperti itu. Tapi aku memang bukan gay."

"Kalah kau memang bukan seorang penyuka sesama jenis kenapa kau harus takut hanya dengan sebuah skandal? Sampai kau harus mencari istri hanya untuk sebuah status?" Seina tentu saja merasa curiga, ia curiga jika Devan memang seorang gay karena itu ia menawarinya sebuah kesepakatan.

"Terserah kau mau berpikir seperti apa yang jelas aku butuh dirimu. Dan jika kau mau aku akan membantumu menemukan Ayah kandungmu. karena sesungguhnya kau bahkan sudah pernah bertemu dengannya."

"Tapi bagaimana aku bisa yakin kalau kau tidak berbohong?"

"Aku tak pernah mengingkari ucapanku. Aku menjadikanmu sebagai pasangan pura-puraku karena aku tau rahasiamu. Dan lagi coba kau pikirkan jika kau mau menerima usulanku ini kau bisa dengan mudah naik daun. Dunia hiburan ini keras,meski kau sudah memenangi ajang pe carian bakat bukan berarti kau bisa langsung sukses. Tapi jika kau menerima tawaranku kau akan lebih mudah dikenal orang karena kau numpang tenar dariku. Dan Ayah kandungmu akan lebih bangga kepadamu disaat kau sudah terkenal nantinya."

Sejenak Seina terdiam. Ia berpikir, semua yang Devan ucapkan memang ada benarnya. Tapi ia juga tak ingin menikah dengan orang yang tidak ia cintai hanya karena sebuah kompromi semata. Tapi hasratnya untuk bisa menemukan ayah kandungnya lebih kuat dari pada gengsinya.

"Katakan siapa ayah kandungku!?"

"Apa kau setuju dengan tawaranku?"

"Katakan dulu siapa ayah kandungku. Aku perlu tau. Aku tak mau kau tipu."

"aku sendiri juga tak mau kau tipu. Aku akan mengatakannya asal kau setuju dengan syarat dariku untuk menjadi pacar dan istri pura-pura ku." Devan tampak tak mau jalan juga.

Seina dihadapkan dengan situasi yang rumit. Ia sudah bertahun-tahun mencoba untuk mencari tau siapa ayah kandungnya. Namun ibunya dan tantenya juga sama sekali tak mau memberi tahunya. Entah ada rahasia apa sebenarnya. Yang jelas ia begitu penasaran ia punya hasrat yang sedari kecil ingin ia capai yaitu mengetahui siapa ayah kandungnya. Hasratnya lah yang selama ini membuatnya bahkan menempa dirinya untuk menjadi seorang penyanyi. Kini ia sudah berhasil menjadi seorang penyanyi pendatang baru. Tapi kini ia dihadapkan dengan situasi yang rumit seperti ini.

"Ini adalah hal yang sulit bagiku. Aku baru saja memenangi kontes menyanyi. Dan sekarang kau membuatku terperangkap dalam situasi yang rumit."

Bagaimana tidak kini bahkan nama Seina sudah trending di mana-mana. Bukan hanya karena bakatnya tapi karena namanya di sebut oleh Devan dalam konferensi pers yang mana menjelaskan jika ia adalah kekasih Devan.

Dan ternyata Devan melakukan semua ini hanya agar ia terhindar dari skandal yang menyeret namanya yang mengatakan jika ia adalah penyuka sesama jenis. Kini Devan menjadikan dirinya kambing hitam agar ia bisa terbebas dari skandal tersebut.

"Apa yang harus aku katakan pada ibuku sekarang?" Seina kini tampak frustasi.

"Baiklah kau mau pulang kan? Kalau begitu aku akan ikut pulang bersamamu dan menjelaskan. semuanya kepada ibumu."

"Kau mau mengatakan pada ibuku? jika kau menjadikanmu hanya sebagai kambing hitam?"

"Tentu saja tidak. Jika perlu akan akan melamarmu sekalian didepan ibumu. Sepertinya lebih cepat lebih baik."

"Apaa??" Seina justru semakin shock mendengar semua ini. "Mana bisa seperti itu? Ini terlalu mendadak." Seina mencoba untuk menolak.

"Baiklah kalau begitu aku akan bilang jika kita adalah seorang pasangan kekasih. Bagaimana?"

Seina tampak berpikir, ia tentu saja ragu-ragu apakah harus menerima tawaran ini atau tidak. Tapi semua yang Devan ucapkan semuanya adalah masuk akal. Ia bisa menjadi seorang penyanyi terkenal jika memiliki hubungan Devan dan ia juga bisa bertemu dengan ayah kandungnya. Namun ia harus menjadikan perasaannya dan mungkin juga masa depannya hanya demi sebuah kompromi.

"Pikirkanlah baik-baik. Meski kau menolak. Namamu masih akan tetap di sangkut pautkan denganku bahkan mungkin saja kau malah akan mendapatkan image buruk sebagai seorang pemenang yang menjilat jurinya." kini ucapan Devan seolah berubah menjadi sebuah ancaman.

Mendengar kalimat terakhir Devan Seina hanya meliriknya tajam ia kini seolah bagai buah simalakama setuju atau tidak setuju namanya akan tetap di sangkut pautkan dengan Devan. Tapi jika ia setuju ia tentu saja akan mendapatkan keuntungan sendiri. Namun jika ia tak setuju ia hanya akan mendapatkan image jelek tanpa sebuah keuntungan.

"Huhh.." Seina mendesah kasar. Ia benar benar berada dalam situasi yang rumit.

Bersambung..!!