Chereads / Hampa & Ada / Chapter 4 - Kebohongan Dunia

Chapter 4 - Kebohongan Dunia

Aku terbangun, lagi dan lagi, aku terbangun di tempat ini lagi. Aku tidak ingat sudah yang keberapa kalinya ini. Mungkin sudah ribuan kali, bahkan aku tidak tau apa lagi yang harus kulakukan. Jujur, aku sudah muak dengan dunia ini, bahkan aku sudah tidak peduli lagi apa yang akan terjadi. Tapi, walau begitu, ada hal yang ingin aku coba, untuk merubah dunia yang penuh dengan kebohongan ini.

Aku akan jadi diriku, tenangkan diri, amati semuanya, dan sudah tidak ada lagi yang namanya kebohongan. Cari kebenaran, lalu ubah semua pandangan menjadi lebih luas, lebih luas dari yang kulihat sebelumnya. Pendam setiap perasaan yang ada. Sedih, kecewa, marah, dan semua yang kurasakan, aku adalah Hampa.

"Hmmm...."

Seperti yang kuduga aku selalu terbangun ditempat yang sama dan diwaktu yang sama juga, tepat disaat Ada ingin bertanya tentang pertemuanku dengan Denoma. Ini sama seperti yang dikatakan Kali, sudah tidak ada waktu lagi, ini sudah waktunya untuk melanjutkan kesepakatan kita, Kali.

***

Waktu terus berjalan, dan Hampa akan memulai kesepakatannya sebelum Ada datang, akan tetapi Kali tak pernah terlihat bahkan sudah sangat terasa lama semenjak Hampa datang ke masa lalu untuk pertama kalinya, Hampa terus memangilnya,

"Kali..."

"Kali, aku tau kau ada disini, jadi tolong tunjukkan dirimu"

"Kali..."

...

"Kau sunguh jahat Hampa..."

Seseorang pun muncul di balik Hampa, Seorang perempuan yang tinggi, besar nan cantik, memiliki kulit yang putih, rambut berwarna hitam yang lurus dan panjang hingga pinggang, tetapi kecantikan disembunyikan oleh topeng kayu yang menutupi wajahnya, dibalik topeng itu ada mata yang tajam dengan bola mata yang berwarna sangat hitam, sama seperti Hampa.

"Kali...?"

"Iya, siapa lagi kalau bukan aku, hanya ada kita berempat di dunia ini, kau tau itu kan Hampa"

"Tidak, bukan begitu Kali, aku hanya sedikit kaget"

"Kau kira aku ini apa? Hemmm"

"Maaf, maaf, tapi kau sangat mirip dengan Denoma, terutama topeng itu, hanya saja dia seorang laki - laki dengan rambut putih, mirip seperti Ada"

"Jangan samakan aku dengannya, walau sama, tapi aku dan dia sangat berbeda"

"Haah.., Sudah kuduga, firasat burukku saat itu ternyata benar, hanya saja aku tidak mengakuinya"

...

"Jadi Hampa, mari kita lanjutkan kesepakatan kita"

""Hancurkan dunia yang penuh kebohongan ini""

Akhirnya waktu pun tiba, tepat disaat Ada datang menemui Hampa, dan kali ini akan di mulai dengan kesepakatan yang sudah diputuskan oleh Hampa dan Kali.

"(Pertama, jangan pernah dekati Ada, maka semuanya akan baik-baik saja hingga akhir, tetapi hal itu akan membuatmu terjebak dalam dunia yang palsu ini. Jika sudah terlambat, maka kau akan kembali lagi di suatu kejadian dan tidak bisa kembali dari awal lagi, keduanya sama-sama memiliki efek yang buruk.)"

"(Kedua, aku tau kau tidak akan mengikuti pilihan pertama, jadi saat kau bertemu dengan Ada, jangan pernah berbohong lagi, carilah kebenaran maka kau akan menemukan jawabannya)"

Ada lalu datang dan menyapa Hampa,

"Hai Hampa, wajahmu terlihat berbeda, terlihat lebih menarik dari sebelumnya"

"Begitukah??, sebenarnya Ada, aku ingin menanyakan suatu hal darimu"

"Mmmm.., tapi sebelum itu aku juga ingin menanyakan hal yang waktu itu, waktu kau bertemu Denoma, apa yang kalian bicarakan?"

"Saat itu aku hanya ingin mengetahui kebenarannya, apa yang sebenarnya dunia ini rencanakan, aku hanya ingin mengetahuinya, tapi Denoma tak pernah menjawabnya."

Ekspresi wajah Ada mulai tersenyum dan tertawa, lalu membalas Hampa.

"Kamu tau kan, Denoma itu memang keras kepala, jadi tidak mungkin dia memberitau mu, lalu kamu ingin menanyakan apa?"

"Tentu saja hal yang sama"

"Hal yang sama...?, maksudmu bagaimana Hampa?"

"Jika Denoma tau, maka seharusnya kamu juga tau kan Ada, karena Denoma sama seperti Kali, pikiranku dengan Kali terhubung satu sama lain, agar kita dapat memahami dunia ini lebih cepat. Tolong ceritakan semua yang kamu tau Ada, aku yakin kamu lebih tau dari yang ku tau, jadi tolong jangan berbohong padaku juga."

"Hmm.. Baiklah, tapi Kali itu siapa?, aku belum pernah melihatnya"

Kali lalu muncul dihadapan Ada

"...Putri, aku Kali, senang bertemu denganmu"

"Woaahh... jadi kamu Kali, kamu sangat cantik, benar-benar sangat cantik"

"Jangan puji dia Ada, dia tidak secantik yang kamu pikirkan"

"Putri, tolong jangan dengarkan Hampa, dia itu orang yang sangat membosankan"

"Kau lebih membosankan Kali..., muncul pun tak pernah"

Ada tiba-tiba tertawa lepas hingga meneteskan air mata, seketika suasana yang senyap menjadi hangat.

"Eheemm.., Kali, Ada, mari kita lanjutkan ke topik yang sebenarnya, tolong ceritakan padaku apa yang kamu ketahui tentang dunia ini Ada"

"Baiklah, aku akan menceritakan semua yang aku ketahui Hampa, jadi tolong dengarkan, inilah ceritaku, inilah kehidupanku"

***

Ini adalah kisah disaat aku dilahirkan bersamamu Hampa, kita terlahir sangat berbeda dan saat itu aku belum menyadarimu, bahkan belum mengetahui apapun mengenai dunia ini. Aku terus tumbuh hingga tanpa kusadari, orang-orang disekitarku mulai bermunculan, awalnya aku tidak terlalu memikirkannya, semakin lama aku tumbuh, aku mulai mempertanyakan banyak hal.

Mereka sudah kuanggap sebagai keluargaku, tapi aku mulai menyadarinya, bahwa mereka semua hanyalah kebohongan yang diciptakan untukku, saat bersama mereka, aku selalu merasakan perasaan, senang dan bahagia, tetapi semenjak kejadian itu aku mulai tau, bahwa mereka tercipta dari pikiranku.

Saat aku melupakan seseorang, maka orang itu akan menghilang. Aku mengetahuinya saat aku melihat seseorang menghilang dalam jarak pandangku, tetapi orang itu akan kembali saat aku mengingatnya, disaat itu aku mulai merasa mengetahui sebagian dari dunia ini.

Aku mulai merasakan perasaan sedih, marah, dan kecewa. Seketika itu aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya jika aku hidup seorang diri, dan aku mulai ingin mengetahui semuanya, aku sudah tidak ingin merasakan kebohongan lagi.

Disaat itulah Denoma muncul, kukira dia hanya sebagian dari pemikiranku saja, tapi dia sangat berbeda dari yang lainnya, dia memiliki badan yang besar, rambut pendek yang berwarna putih sangat mirip sepertiku, hanya saja dia menggunakan topeng kayu, dan memanggilku putri. Aku sadar bahwa tidak ada yang pernah memanggil namaku.

Tapi entah mengapa, aku sangat mengenal Denoma, tanpa waktu yang lama, aku dengannya bagaikan sudah dekat saat pertama kali bertemu, tidak perlu bertanya lagi, akupun mengetahuinya. Denoma adalah dunia yang kutinggali, sama seperti yang kamu bilang Hampa, Denoma sama seperti Kali.

Waktu pun berjalan, perasaan yang kurasakan mengalir ke semua orang yang kuciptakan, sesekali orang-orang disekitarku pergi ketempatmu Hampa, tempat yang seharusnya tidak boleh kulewati, mungkin itu disebabkan oleh rasa ingin tauku, akupun menanyakan mereka tentangmu.

Lalu saat itu kuputuskan untuk menemuimu, walau Denoma sebenernya tidak menyetujui keputusanku. Aku lalu melewati batas yang membagi dunia kita, disaat itu aku merasakan sesuatu hal yang aneh. Seluruh tubuhku seakan berteriak, tapi aku mulai terdiam saat melihatmu. Kesendirianmu membuatku terhanyut, akupun berpikir tempat ini sangat aneh, terutama dirimu Hampa.

Itulah pertemuan pertama kita, pertemuan yang sangat menyebalkan bagiku, makanya setelah itu aku mengerjaimu dan kita mulai berkenalan. Disaat itu aku senang karena pertama kalinya seseorang memanggil namaku. Tetapi semua tak seperti yang kuharapkan, Denoma selalu mengingatkanku, Aku tau bahwa kita tidak bisa bersama, karena itulah kehendak dari dunia ini, maka dari itu aku tidak ingin menyia-nyiakan waktuku.

Aku ingin selalu mengingat perasaan ini, tapi waktu berkata berbeda. Tubuhku mulai kehilangan keseimbangannya, orang-orang disekitarku mulai menghilang, dan aku mulai menjadi sepertimu. Disaat kamu ketempatku dan melihatmu bersama Denoma, aku sedikit senang, tapi juga khawatir, aku khawatir jika Denoma menceritakan semuanya dan kamu tidak akan pernah menemuiku lagi karena ini.

Aku lalu terus memikirkannya, haruskah aku memberitaumu, maka dari itu, sebenarnya aku sangat ingin menemuimu saat ini, aku sedikit kaget saat kamu bertanya tentang kebenaran ini, tapi aku lega, aku tidak perlu lagi menahan perasaan ini hingga akhir. Karena mungkin ini akan menjadi yang terakhir kalinya aku bertemu denganmu. Jika bisa aku ingin bersama kalian lebih lama, Denoma mungkin sudah menungguku, sebenarnya dia tidak membencimu, dia sangat menghargai perasaan kita.

***

"Itulah ceritaku, mungkin setelah ini kamu tidak akan pernah melihatku lagi"

"Dengarkan Ada, ini bukanlah akhir, tapi sebuah awal mula"

"(Ketiga, jika kebenaran telah terungkap, aku, dirimu dan didirinya, akan menghancurkan konsep dari dunia ini, aku ingin tau apa yang akan dunia ini lakukan, aku tau pasti kau sudah mengetahuinya Hampa, semuanya sesuai dengan hal buruk yang kau ketahui saat melakukan meditasi)"

Ada bertanya "Maksudnya?"

Hampa dan Kali tersenyum dan berkata dengan lantang

""Tentu saja, kita akan menghancurkan dunia""

Ada yang terlihat bingung akhirnya mulai mengerti saat Hampa dan Kali menjelaskannya, dan mereka tertawa terbahak-bahak

"Darimana kamu dapat pemikiran itu Hampa?" Tanya Ada

"Tentu saja aku mengetahui ini saat melakukan medatasi, ide dari Kali dan kebenaran darimu" Ucap Hampa

"Sangat aneh kan, lagipula kita diciptakan disini sebenarnya untuk apa sih? jadi mending di hancurkan saja" Kata Kali

"Aku penasaran bagaimana reaksi Denoma, tapi seharusnya dia sudah tau sekarang" Tawa kecil dari Ada

Denoma pun datang dan menunggu dari kejauhan, dan terlihat senyum kecil diwajahnya, seakan masih tak percaya dengan apa yang mereka rencanakan.

"Sepertinya Denoma sudah menunggu" Ucap Hampa

"Iya sepertinya sudah waktunya, dan lihat wajahnya itu, kurasa dia juga berpikir sama sepertiku" Jawab Ada

Hampa lalu bertanya kepada Kali, tentang hal yang ingin dia katakan saat pertama kali datang

"Kali, kukira kau mengatakan sesuatu hal saat kita pertama kali datang, apa itu?"

"Hmmm, waktu itu, itu hanya permintaan egoisku"

"Apa itu Kali, sebut saja, ingat kan kesepakatan kita, sudah tidak ada lagi kebohongan"

"Iya aku tau itu, jadi aku katakan ya..."

"Iya katakan saja padaku, percayalah, semua akan baik-baik saja"

"Saat itu aku mengatakan, 'Jika kau sudah menemukan jawabanmu, tolong setelah ini bawa aku ikut bersamamu, maaf sudah menarikmu ke sini lagi, itu karena aku juga merasakan hal yang sama denganmu"

"Itu saja Kali?" Hampa lalu tertawa

"Tolong hentikan tawamu Hampa, aku merasa bodoh mengatakan ini padamu" Ucap Kali yang kesal

"Bukan begitu, itu pasti akan kulakukan, maaf karena melupakanmu cukup lama Kali"

"Dasar Hampa" Kali pun tersenyum senang mendengarkan itu

...

"Apa kalian sudah selesai?!!, disini juga sudah selesai" Teriak Ada dari belakang

"Sudah..!!, disini sudah, Jadi mari kita lakukan" Balas Kali

"Ayo kita lakukan" Ucap Hampa

Dan merekapun berkata dengan serempak dan penuh semangat.

""Mari kita hancurkan dunia ini""