Chereads / Hampa & Ada / Chapter 6 - Menuju Masa Depan

Chapter 6 - Menuju Masa Depan

"Semua sudah berakhir"

Hembus nafas lega Hampa untuk terakhir kalinya, semua cahaya itupun pergi, hanya tersisa Denoma seorang. Saat itu masih ada satu hal yang masih Denoma pertanyakan, mengapa Hampa memilih pilihan untuk menghacurkan dunia itu, tanpa berpikir panjang lagi, Denoma pun bertanya kepadanya,

"Hampa, ada yang ingin kutanyakan padamu sebelum pergi"

"Menanyakan apa lagi?"

"Aku hanya ingin bertanya, mengapa saat itu kau memilih untuk menghancurkan semua itu?"

"Iya, aku juga ingin tau" sela Ada,

"Hmm.."

Hampa dan Kali saling melirik, lalu hampa menjawabnya,

"Aku hanya ingin melihat masa depan, aku tidak ingin selamanya terjebak dalam kebohongan itu"

"Masa depan?" Bingung Denoma, Ada lalu bertanya lagi,

"Apa itu masa depan?"

"Aku juga tidak tau" Jawab Hampa,

"Emmm..." Ada semakin bingung,

Kali tiba-tiba menunjuk lurus ke arah tempat dimana semuanya akan berakhir, dan awal baru akan dimulai, semua melihat ke arah yang ditunjuk Kali. Ada dan Denoma yang masih terlihat bingung, tetapi Kali dan Hampa sudah mengerti satu sama lain, karena tanpa disadari mereka sudah melihat ribuan masa depan yang berbeda di dunia yang kosong itu.

Lain halnya dengan Ada dan Denoma. Karena Hampa tidak tahan melihatnya, diapun lalu berusaha menjelaskan sedikit lagi tentang apa itu masa depan.

"Sepertinya aku sedikit mengerti" ucap Denoma,

"Benarkah, tolong jelaskan, tolonglah..." jawab Ada yang memelas,

"Hmmm... tapi kurasa tidak juga"

"Apa maksudmu Denoma..."

"Mmmm..." Denoma pun terdiam dan beripikir, disela-sela itu Hampa menjawab semuanya,

"Masa depan itu tidak terbatas, jadi sebenarnya aku juga tidak tau"

"Maksudnya..." tanya Ada, Kali lalu menjawabnya

"Masa depan ada karena tindakan kita, selama kita berkembang, selama kita memutuskan sebuah keputusan dalam memilih, maka masa depan akan tercipta"

"Sepertinya aku mulai bisa mengerti" ucap Denoma,

"Aku juga" balas Ada,

"Jadi karena itu kau menghancurkannya ya..." gumam Denoma yang terdengar,

"Dunia yang kosong itu sama sekali tidak bisa dirubah, sangat berbeda dengan dunia yang kutinggali di dalam ilusi itu. Walaupun itu hanya sebuah ilusi, tapi dunia itu bisa berkembang, masa depan terlihat dari berbagai macam kehidupan. Atau mungkin aku melihat itu semua, karena aku mengiginkan hal tersebut"

"Ooh... sekarang aku mulai paham Denoma, menghancurkannya aku sangat setuju. Di dunia itu kita tidak bisa memilih apapun atau mau menjadi apa, semuanya sudah ditentukan dari awal, bahkan itu juga termasuk nama ini. Kita sama sekali tidak bisa melawan kehendak di dunia itu, benarkan?!..." ucap Ada dengan semangat,

"Itu benar Ada" balas Kali,

"Masa depan ya...., sepertinya dunia seperti itu akan terlihat menarik" kata Denoma,

"Menarik kan, perubahan yang kita alami seiring berjalannya waktu, potensi dari masing-masing kehidupan, masa depan yang kita tidak ketahui, justru hal-hal yang seperti itu membuat semuanya akan menjadi lebih menarik. Walau terkadang semua hal tidak akan berakhir dengan baik" balas Hampa, Kali pun sedikit menambahkannya,

"Walau takdir mungkin sulit dirubah, tapi kita harus selalu maju, maju menuju masa depan"

Setelah selesai, merekapun membicarakan banyak hal sebelum mereka pergi, terutama Hampa yang menceritakan ulang tentang dirinya dan apa saja yang terjadi dengannya. Ada yang mendengar itu merasa kaget, tapi sangat senang mendengarnya, untuk yang terakhir kalinya Ada berkata,

"Aku sangat senang bertemu denganmu Hampa, apa setelah ini kita akan bisa bertemu?"

"Pasti, aku pasti akan menemukanmu"

Ada langsung memeluk Hampa dan berbisik,

"Terima kasih"

Ada lalu melepasnya dan tersenyum, dengan tegar, merekapun pergi berjalan menuju tempat yang ditunjuk Kali. Denoma pun bertanya sekali lagi,

"Apa kalian yakin?"

dengan serempak mereka mengatakan,

""Yakin!""

Denoma lalu menjelaskan sekali lagi,

"Dunia yang kalian tinggali akan benar-benar berbeda, dunia itu sebenarnya tercipta dari ledakan kalian, emosi dan pemikiran kalian mungkin akan membangun dunia itu secara acak, bintang-bintang yang terlahir mungkin akan sangat kejam, apa kalian benar-benar yakin?"

"Tentu saja aku yakin!" kata Ada,

"Aku juga." balas Hampa juga,

"Bagaimana denganmu Kali, kau dari awal adalah bagian dari tempat ini, mungkin saja kau akan menjadi dewa disini. Jika kau yakin dengan keputusanmu, maka serahkan topeng itu, kami akan mencari penggantimu, kau benar-benar yakin dengan ini?

"Iya aku sangat yakin, tidak perlu kau tanya lagi, inilah keputusanku" jawab Kali,

"Baiklah kalau begitu, aku akan mendoakan yang terbaik untuk kalian"

"Tentu saja, jika kau menempatkan kami pada dunia yang buruk, aku pasti akan menghancurkannya" umpat Hampa.

Ada pun tertawa mendengar itu, lalu Denoma membalasnya,

"Tentu saja aku akan membuatnya lebih menarik, karena aku akan selalu mengawasi kalian, dan sepertinya aku punya peran yang cocok untukmu nanti"

"Apa itu?" tanya Hampa,

"Tidak, itu bukan sesuatu yang penting"

Denoma pun pergi dengan senyum jahat diwajahnya, lalu Hampa pun berteriak,

"Apa yang sebenarnya kau rencanakan lagi Denoma!??.."

Denoma yang mendengar itu hanya diam, pergi, dan menghilang.

"Apa yang sebenarnya dia ingin lakukan??" gumam Hampa,

Ada pun terus tertawa melihat semua itu, Kali pun ikut-ikutan membalas,

"Sepertinya, hal buruk akan terjadi padamu, bersiap-siap lah Hampa" Kali dengan tawa jahatnya yang menyindir

"Kalian berhentilah" ucap Hampa yang kesal.

Sekarang hanya sisa mereka bertiga, mereka bersiap, dan berjalan perlahan menuju tempat itu. Disana sudah terlihat jembatan yang sangat panjang, dimana diujung jembatan itu, masa depan, kehidupan dan dunia yang baru akan menunggu mereka.

Setelah sampai didepan jembatan, Hampa yang masih kesal dengan perkataan mereka, lalu berkata,

"Kalian takut, kan?"

"Siapa bilang..." ucap Ada,

"Biarkan dia Ada, kasihan Hampa" Umpat Kali,

"Apa maksudmu Kali..."

"Maksudku, yang takut sebenarnya kamu kan"

"Tentu saja tidak" Balas Hampa dengan serius,

"(Mengapa jadi aku)"

"Aku bisa mendengarmu" ucap Kali dengan penuh tawa,

"Sudah-sudah ayo kita jalan, sini aku pegang" balas Ada,

"Tidak perlu, aku bisa jalan sendiri" jawab Hampa yang kesal

Kali ini Ada berbicara dengan nada yang sedikit serius,

"Kumohon penganglah tanganku kali ini..."

Hampa yang menoleh kearah Kali, seolah-olah tau, tanpa pikir panjang, Hampa lalu menggenggam tangan Ada dengan erat. Lalu Ada berkata dengan wajah yang senang,

"Anak manisku memang pintar"

Sontak hal tersebut membuat Kali sampai menahan tawa, dan Hampa hanya bisa malu menundukkan kepala, tapi Hampa tak melepas genggaman itu, karena dia paham sekali dengan wajah itu, senyuman palsu yang selalu dia pakai saat menutupi perasaan yang sebenarnya.

Mereka bertiga pun terus berjalan dan berjalan hingga tiba di ujung jembatan, satu langkah lagi merupakan perpisahan untuk mereka berdua, perpisahan diantara dua nama yang tak berarti, 'Hampa dan Ada'.

"Apa kau sudah siap Ada?"

"Tentu saja Hampa"

"Hey.. sepertinya kalian melupakanku" ucap Kali,

"Hampa, Kali semoga kita bisa bertemu nanti, kalian akan selalu menemukanku kan?"

Hampa dan Kali pun menjawab dengan serius,

""Tentu saja, ini adalah janji diantara kita""

Ada yang mendengar itu merasa tersentuh dan tersenyum haru. Mereka lalu menatap lurus kedepan. Secara bersamaan merekapun melangkahkan kaki mereka dengan segenap keyakinan dan dengan sekejap menghilang begitu saja.

Dunia pun mulai bergerak maju, bintang-bintang pun tercipta, dan seiring berjalannya waktu, bintang itu saling bertabrakan, hancur dan bersatu menciptakan bintang baru, perlahan berbagai macam kehidupan mulai bermunculan, sehingga membentuk dunia yang baru, dunia yang dapat di isi dengan sejumlah kehidupan.

Kehidupan itu terus mengalami perubahan, mereka mulai bisa berkembang biak, dan menciptakan jenis kehidupan yang baru. Hingga sampai pada akhirnya, kehidupan itupun mulai mengenali dunia yang mereka tinggali, mereka mulai mempelajari banyak hal dan berkembang menuju masa depan yang baru.

***

Ini akan selalu menjadi menarik, aku akan selalu membuatnya menarik, kalian akan hidup 300 tahun setelah bintang atau dunia yang kalian tempati mulai berkembang, bahkan kehidupannya.

Pertemuan kalian akan menjadi sangat rumit, tentu saja karena kalian itu adalah Hampa dan Ada, kalian sangatlah berbeda, tapi perbedaan kalian lah yang membuat ini semakin menarik. Aku sangat akan penasaran saat kalian akan bertemu nanti.

Dunia baru yang akan dipenuhi oleh petualangan, berbagai macam kehidupan akan menemani perjalanan kalian, emosi yang tersebar akan membuat kalian kesulitan, dan kehancuran mungkin akan ada ditangan kalian masing-masing. Jadi bersiaplah.

Aku Denoma akan selalu mengawasi kalian dan saat kalian terlahir nanti, aku dengan semangat pasti akan mengatakannya,

"Selamat datang di Dunia yang baru"

***

Berkembang, dunia terus berkembang, bahkan kehidupan tersebut juga mulai semakin pintar. Tetapi semakin pintar sebuah kehidupan maka semakin banyak yang mereka ingin ketahui, kehidupan itupun mulai menciptakan dan menemukan banyak hal, bahkan demi sebuah pengetahuan, kehidupan bisa saling menghancurkan satu sama lain.

Para cahaya pun mulai menjadi pengawas untuk mengawasi dunia yang sangat luas itu, dan mereka yang terpilih akan menjadi Dewa. Para Dewa tersebut mulai membagi tugasnya dan menciptakan para malaikat yang diturunkan untuk mengawasi dunia.

Beberapa dari Dewa mulai jatuh ke dunia yang paling dalam dan beralih mengikuti kegelapan, mereka menciptakan lahan siksaan bagi kehidupan yang terjebak dalam kegelapan itu juga. Dewa yang jatuh lalu berubah nama menjadi Iblis, untuk menjerat banyak kehidupan yang tersesat, para iblis menciptakan setan untuk turun ke dunia.

Kehidupan di dunia seakan mulai di atur oleh suatu sistem, sehingga masing-masing dari kehidupan yang pintar mulai menciptakan suatu kepercayaan. Hal tersebut muncul karena beberapa kejadian sangat sulit untuk mereka jelaskan. Berbagai macam kepercayaan muncul, kepercayaan akan kesucian dan kepercaan akan kegelapan, bahkan beberapa kehidupan berpikir lebih logis daripada mengikuti sebuah kepercayaan.

Kehidupan mulai terpecah-belah, menjadi beberapa ras dan suku. Dewa dan Iblis menurunkan anugrah bagi para pengikutnya, dan terciptalah sebuah sihir yang dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Tetapi kehidupan itu mulai serakah dan beberapa bahkan menjadi pemimpin dari suatu wilayah. Sihir pun mulai disalah gunakan, mereka lalu menganalisa sihir dan dijadikan alat dalam perang.

Perang pun dimulai, Iblis yang merasa bosan muncul kedunia, untuk menghancurkan semuanya. Alur perang pun berubah, kehidupan itupun bersatu untuk melawan Iblis-iblis tersebut, kekalahan tak terelakan untuk semua kehidupan itu, pasukan iblis semakin meluas, Raja iblis pun terlahir. Para malaikat yang melihat kekacauan tersebut, melapor kepada para Dewa.

Dewa lalu turun secara tidak langsung, dan menyatu dengan kehidupan baru yang tarlahir, merekalah yang disebut para Pahlawan, orang yang akan ditakdirkan untuk mengalahkan Raja iblis beserta pasukannya. Perang besarpun terjadi, perang yang tak terelakan, yang menghancurkan segalanya, segala yang terlihat. Setelah kerusakan terjadi dimana-mana, Cahaya besar pun menerangi seluruh penjuru dunia.

"Menarik, ini akan selalu menjadi menarik"

Cahaya tersebut lalu membatasi dan memisahkan seluruh ras, tidak ada yang mampu menyaingi kekuasaannya, Raja iblis yang sadar akan posisinya, lalu memutuskan untuk mundur, setiap ras juga mulai sadar akan buruknya peperangan, mereka semua memutuskan untuk mengakhiri perang.

Cahaya tersebut lalu menjadi simbol perdamaian, beberapa orang menyebutnya Sang Pencipta, Sang Penguasa, Tanpa Nama, Semesta dan juga Tuhan. Waktu pun terus bergulir, dunia mulai pulih, merekapun mendirikan bangunan untuk mendidik generasi baru. Dunia semakin berkembang, dan 300 tahun pun berlalu dengan cepat. Mereka pun akhirnya terlahir.

***

"Sepertinya kau serius dengan perkataanmu Denoma, kau benar-benar membuatku menjadi seperti ini, aku pasti akan mengutukmu"