Chereads / Hampa & Ada / Chapter 7 - Aku akan Selalu Menemukanmu

Chapter 7 - Aku akan Selalu Menemukanmu

300 tahun telah berlalu, perang besar yang menjadi simbol kehancuran, sekarang telah dihapus menjadi sejarah yang gelap, sejarah yang tidak ingin diceritakan kembali, dan sejarah yang memulai tahun dari suatu kehidupan.

Kedamaian telah terjaga selama ratusan tahun setelah perang besar terjadi, terdapat 4 pahlawan agung yang menjadi pilar dari dunia. Pertama adalah Evander, salah satu dari ke-empat pahlawan agung yang sekarang dikenal sebagai raja pertama dari ras manusia.

Kedua ialah Garth, ia terlahir dengan berkat dewa, dan orang pertama yang mendirikan kerajaan bagi ras Dwarf, julukan yang sering menempel padanya ialah Sang Raja Emas. Yang ketiga merupakan keturunan dari ras Elf, satu satunya wanita dari ke-empat pahlawan agung, yang akrab disebut dengan Yang Bijaksana, ialah Laurindie.

Dan terakhir adalah Horatius, ia merupakan Raja dari ras Beast, dan juga merupakan pahlawan yang paling cepat, bahkan tidak ada yang mampu menyaingi kecepatannya. Ke-empat pahlawan itu memimpin seluruh ras dalam perang besar tersebut.

Sekarang, ke-empat pahlawan itu, menjadi pemimpin dari ke-empat kerajaan terbesar yang ada di dunia, beberapa ras ada yang memilih untuk membaur dan beberapa lagi memilih untuk bersembunyi dari ras lain. Dunia ini masihlah damai, dimana dunia yang sampai saat ini dikenal dengan nama Varth.

...

Disebuah tempat yang jauh dari jangakauan kehidupan, terdapat kota yang bernama Pandora, sebuah kota yang tertutup, kota para iblis. Kota yang sama sekali tidak dapat ditembus oleh cahaya. Pandora sendiri dikuasai oleh Raja iblis yang bernama Satan, serta memiliki kekuatan tempur yang mampu menghacurkan dunia pada kala itu.

Satan sendiri merupakan sosok raja yang sangat berwibawa di mata para iblis, tetapi sebenarnya dia sangat mudah kesal oleh hal-hal kecil. Kulit kemerahan dengan rambut hitam yang ditutupi dua tanduk merah, membuatnya terlihat menakutkan ditambah dengan jubah merah dan baju zirah yang katanya terbuat dari kulit naga merah, bahkan kulit itu lebih keras dari baju zirah lainya.

Dan kekuatan tempurnya termasuk dalam lima jendral panglima perang, yaitu Baal, Astharoth, Azazel, Dullahan dan Lilith. Tetapi setelah perang besar usai, Baal, Astharoth dan Azazel pergi ke dunia bawah untuk menjadi raja disana. Dullahan dan Lilith, tetap berada disisi Satan.

...

Tahun 314, iblis yang berasal dari kegelapan murni pun terlahir, putra dari Raja Iblis, yang bernama Abbadon Kein. Sejak Kein terlahir, dia memiliki warna kulit putih pucat, serta warna mata dan rambut yang berwarna hitam pekat, dia terlahir sangat pintar dan menawan.

Saat berumur 3 tahun dia sudah mampu berjalan dan berbicara dengan lancar. Di umurnya yang menginjak 5 tahun dia mulai mempelajari tentang ilmu sihir dan teknik perang. Dan di umurnya yang ke-lima juga, adik perempuannya terlahir, yang bernama Abbadon Veela.

Veela tumbuh dengan warna kulit, mata dan rambut yang sama seperti kakaknya, dan dia tumbuh dengan sangat cantik, Veela sangat menyayangi kakaknya Kein. Bahkan kemampuan Veela tidak kalah hebatnya. Kali ini Kein sudah berumur 7 tahun, dia mulai mempelajari ilmu berpedang dari Dullahan.

Dullahan merupakan iblis dengan kemampuan berpedang yang sangat tinggi dibandingkan dengan iblis lainnya, walau dia tidak memiliki kepala, dia masih bisa melihat melalui aura biru terang yang terpancar dari baju zirah hitamnya yang terlihat sangat sangar.

Saat itu beberapa iblis mulai bingung melihat pertumbuhan Kein yang sangat cepat, bahkan Dullahan juga merasakan hal yang sama. Ketika itu Kein tiba-tiba datang dan memintanya untuk mengajarkan ilmu berpedang, di halaman kastil, lalu berkata,

"Paman, tolong ajarkan aku ilmu berpedang"

"Untuk apa tuan muda?, mengapa kau ingin mempelajarinya?"

"Ini untuk diriku sendiri dan membuktikannya kepada seseorang"

"Seseorang?"

"Iya, ini untuk ayahku, aku ingin mengalahkannya"

"Hmm.., Aku mengerti. Tapi kurasa tuan muda sudah punya sihir yang kuat, mengapa memilih untuk berlatih pedang"

"Aku sudah menguasai semua sihir yang aku ketahui, tetapi sihir saja tidak cukup untuk mengalahkannya"

"Baiklah, tapi apa tuan muda tau apa pedang itu sendiri?"

"Yang aku tau pedang hanya alat untuk berperang"

"Iya itu memang benar, pedang sendiri diciptakan untuk menebas, dan untuk memotong segala yang menghalangi jalan kita. Tetapi seiring berjalannya waktu, bentuk pedang itu berubah, mengikuti aliran pedang itu sendiri"

"Itu menarik, aku jadi ingin semakin cepat untuk mempelajarinya"

"Kau selalu terlihat tenang tuan muda, aku tidak berpikir kau sekarang berumur 7 tahun, sebenarnya apa yang membuat tuan bisa seperti itu?"

"Mungkin karena aku selalu diikuti oleh mimpi itu"

"Mimpi?"

"Tidak, lupakan saja, mari kita lanjutkan, mohon ajarkan aku dengan serius"

"Dengan senang hati tuan"

Waktupun berjalan dengan cepat, setiap harinya Kein terus berlatih dan berlatih lalu bertarung dengan ayahnya. Bahkan setiap kali bertarung Kein selalu mencoba untuk membunuh ayahnya sendiri.

...

"Belum cukup, ini belum cukup, kali ini pasti aku akan membunuhnya"

Ayah Kein berjalan menuju singgah sana nya untuk beristirahat sejenak dari kesibukannya, saat setelah dia ingin duduk, seseorang pun menerjangnya dari atas."

'Slassh...' serangan yang sangat cepat, tapi berhasil di tangkis oleh Satan, ayah dari Kein

"Hampir saja..." Kata Satan dengan santainya, lalu dia melempar Kein sampai terhempas jauh didepannya

Jubah dan pakain serba hitam yang digunakan Kein sebenarnya membuat Satan sulit untuk melihat gerakannya.

"Sial..! belum cukup ya..."

"...Serangga sepertimu tidak akan mampu membunuhku"

"Tapi serangga juga bisa melakukan ini, jangan meremehkanku, dasar ayah sialan"

Kein lalu bergerak maju dengan cepat, angin berhembus kencang dan membelah dirinya menjadi lima, dari bagian kanan dan kiri Satan, bayangan Kein melesat menyerangnya dengan melemparkan Sihir Api tingkat tinggi menggunakan tangan kanannya.

Dengan sigap Satan menangkis serangan itu dengan kedua tangannya.

"Apa hanya itu..."

""Jangan senang dulu"" Tiga serangan melesat kepada Satan, kedua bayangan yang tadi, sudah siap menebas dengan pedang listrik ditangan kirinya, dan satu bayangan lagi melesat dari depannya menggunakan dua pedang listrik yang sudah siap menebas kepalanya.

"Kau pikir serangan seperti ini sudah bisa membunuhku" Serangan tiba dengan sangat cepat, Satan dengan kuat lalu menghentikan serangan itu dengan memegang kedua bayangan tepat dikepalanya, menunduk, lalu membenturkannya ketanah. Semua serangan dihindari dengan cepat.

"Kalau tidak bisa membunuhmu, mengapa kau menghindar"

"Itu karena kau lemah!" Ucap satan dengan keras.

Dengan ekspresi yang sedikit kesal, satu bayangan yang dihindari itupun kembali menyerangnya, dan satu bayangan lagi muncul dari tanah, menangkap kedua kaki Satan, lalu berubah menjadi akar yang membuat Satan sulit untuk bergerak.

"Sebenarnya sihir apa yang kau pelajari?!!"

"...Kau tidak perlu tau"

Satan yang merasa kesal lalu memancarkan aura yang sangat panas, aura dari api dunia bawah. Aura itupun mengeluarkan gelombang kejut yang membakar hangus semua yang berada di jarak pandannya.

"Dimana, kau dasar anak sialan!!"

"(...Sepertinya ayah mulai serius...)" Gumam Kein dari suatu tempat,

Satu bayangan tak terduka, merambat dari tanah dan menjadi akar kuat yang melilit seluruh tubuh Satan.

"Serangan yang sama tidak akan bekerja padaku dua kali"

"Kau pikir itu sama, itu akar yang dipenuhi oleh duri beracun"

" Tetapi serangan seperti ini tidak akan mampu membunuhku"

"Tapi itu cukup untuk menghentikanmu, coba kau lihat keatas sini dasar ayah sialan"

"Apa katamu?!!!" Satan melihat keatas dengan ekspresi kaget diwajahnya

Bola api hitam yang sangat besar sudah siap ditangan kanan Kein, dan tanpa pikir panjang, Kein melemparnya ke arah Satan, lalu dengan pedang listrik ditangan satunya dia maju dan menghunus pedangnya kearah Satan, tubuh Satan masih belum bisa bergerak

"Oi, oi, oi, apa kau benar-benar ingin membunuh ayahmu sendiri, dari mana kau mempelajari sihir itu?!!"

Dengan segenap kekuatannya, Satan mulai bergerak, lalu mengeluarkan pedang andalannya, pedang hitam yang dapat membelah dan melenyapkan apapun, 'Pedang Iblis Logram', delapan tebasan terhempas dengan cepat dan melenyapkan Bola api hitam itu, Tapi...

"Aku tau itu akan terjadi, tapi jangan melupakanku" dengan kecepatan kilat yang berwarna biru, Kein menebasnya dan menusuknya.

"...Ugghh" Satan tertebas diseluruh tubuhnya, bahkan seluruh tebasan itu hampir membuat tubuhnya terbelah, dan satu pedang yag terbuat dari listrik tertancap didadanya.

"Bagaimana ayah?..., jangan meremehkan serangga, karena terkadang serangga juga bisa membunuh"

Satan pun beregenerasi dengan sekejap, berbalik badan dan memegang kepala Kein, lalu mengangkat nya, dengan ekspresi yang sangat kesal,

"Keeeeiin....., Anak mana yang mencoba membunuh ayahnya sendiri!!!"

"Tapi kan...?!"

"Hahh... ya ayah mengerti, jadi apa yang kau ingin minta?"

"Seperti janji waktu pertama kali aku menantangmu ayah, ketika aku sudah bisa mengalahkanmu, maka aku boleh menjelajahi dunia luar, aku sangat ingin mengetahui semua yang aku tidak ketahui, aku sudah tidak ingin lagi merasakan kebohongan"

"Kebohongan apa?"

"Maksudku, jika aku sudah tau, maka aku tidak akan bisa dibohongi lagi"

"Hmm..?, Baiklah, janji adalah janji, sekarang umurmu masih 9 tahun, pelajari lah semua yang ada disini, setelah umurmu 12 tahun, kau baru boleh keluar dari kota ini, dunia luar itu tidak semudah yang kau pikirkan"

"Ya, aku tau itu ayah" Kein pun menghilang dengan cepat.

Satan menghela nafasnya, Dullahan pun datang kepadanya dan bertanya tentang Kein,

"Bagaimana dengannya, sangat menarik kan, aku ingin dia menjadi Raja Iblis selanjutnya"

"...Dullahan, sebenarnya apa yang kau ajari padanya"

"Haha, aku tau perasaan itu, aku hanya mengajarinya sedikit, tapi tuan muda berkembang dengan cepat"

'Tapi..., Raja Iblis selanjutnya ya, hmmm...' Ucap satan dalam gumamnya.

Setelah pertarungan yang cepat itu berlangsung, aula istana yang megah itupun hancur berantakan, walaupun kekuatan Kein sangat kuat tapi hanya dua orang dari istana itu yang tidak bisa Kein hadapi, yaitu adiknya Veela dan Ibunya Lilith.

Kein pun sekarang berumur 10 tahun, mimpi yang dirasa hanya bunga tidur sudah menjadi ingatan yang sangat penting baginya, inilah alasan utama mengapa Kein ingin pergi ke dunia luar.

Veela yang sangat mengagumi kakaknya, selalu belajar darinya, mereka berdua sering berjalan bersama, berlatih sihir, bahkan ilmu berpedang, sesekali mereka juga melakukan latih tanding untuk mengukur kemampuan masing-masing.

Kedua pasangan kakak adik ini sangat terkenal di kota Pandora, tidak ada seorangpun yang tidak mengenalnya. Kota Pandora adalah kota yang dipenuhi iblis, jadi Kein dan Veela selalu berkeliling dikota itu untuk mempelajari hal baru dari setiap iblis yang ada di kota tersebut.

Seiring berjalannya waktu, seluruh iblis di kota tersebut sangat mengagumi Kein dan Veela. Bahkan semua Homonculus atau manusia buatan yang melayani kastil sangat setia dan menghormati kedua pasangan kakak adik itu.

Kein yang terlihat pendiam serta berwibawa dengan kecantikan dari Veela, membuat setiap orang yang melihatnya sangat terpesona, walaupun mereka masih anak-anak, tapi tidak ada seorangpun yang berani melawan mereka, karena Kein dan Veela memiliki kemampuan yang sangat mengerikan. Mereka berdua sering disebut dengan panggilan 'Iblis Hitam'.

Mata yang tajam dan senyuman halus selalu tampak di wajah Kein dan Veela, sekarang Kein sudah berumur 12 tahun, hari yang dijanjikan pun tiba, Kein mengumpulkan seluruh keluarganya di Aula, dan ada hal yang ingin dia katakan kepada adiknya Veela

"Ayah, Ibu dan juga Paman, Aku harus pergi sekarang" Sebut Kein dengan tatapan yang serius

"Kakak mau pergi kemana?" Tanya Veela sambil memperlihatkan tatapan yang berkaca-kaca

"Jangan melihatku dengan tatapan itu Veela, Aku juga belum tau harus kemana, tapi aku selalu ingin memulai perjalanan ini"

"Padahal aku sangat ingin membuatmu menjadi raja iblis di kota ini, tapi sepertinya tidak bisa" Kata Dullahan yang sedikit kecewa

"Kalau begitu pergilah!" Ucap sang ayah yang sedikit memaksa

"...Aku juga cepat-cepat ingin pergi. Tapi sebelum itu aku juga akan mengajak Veela"

"Apa maksudmu Kein?!!" Teriak Satan

"Kau mau kan Veela?" dengan senyuman mengajak dari Kein

"Tentu saja kak"

"Tolong jangan ikuti dia Veela, dengan Ayah saja, sini kemari..."

"Gak mau, aku mau sama kakak"

*Shock..

Satan pun hanya bisa menunduk sedih, lalu ibu Kein dan Veela, melihat dan menatap mereka berdua dari kejauhan, lalu tersenyum mengangguk seperti mempercayai mereka berdua. Dullahan pun sedikit tertawa melihat kejadian ini

"Raja Iblis yang dulu ditakuti dan Ibumu yang sangat menyeramkan kini sangat berbeda didepan anak mereka" Ucap Dullahan yang sedikit tertawa

"Baiklah Veela, ayo kita pergi"

"Sebelum pergi aku ingin memberikanmu sesuatu" Ucap Satan

"Kau serius ingin memberikan ini ayah"

"Iya, kuharap itu bisa membantumu nanti, jika kau membutuhkannya, panggil saja namanya"

"Baiklah"

"Setidaknya ucapkan terima kasih"

"Iya, terima kasih Ayah..."

"Haah.. darimana dia dapat sifat keras kepala itu" hela Satan

Mereka berdua juga tidak lupa mengucapkan salam perpisahan ke seluruh iblis yang ada di kota, semua sangat haru, dan setelah itu mereka lalu keluar dari kota yang sangat tertutup itu.

"Akhirnya perjalanan baru kita akan dimulai, kau siap Veela?!!"

"Siap Kak..."

"Mari kita mulai perjalanan ini, perjalanan dari sebuah awal mula. Aku pasti akan selalu menemukanmu"