Chereads / Hampa & Ada / Chapter 5 - Tanah Para Dewa

Chapter 5 - Tanah Para Dewa

"Mari kita mulai rencana ini"

Sebut Hampa untuk memulai semuanya, mereka sudah siap pada tempatnya, tepat di tengah-tengah perbatasan antara hitam dan putih. Hampa bersama Denoma sedangkan Ada bersama Kali.

...

"Lalu apa yang akan kita lakukan nanti?" tanya Ada sebelum rencana ini dimulai,

"Sangat mudah, kita akan bertukar posisi" jawab Hampa,

"Bertukar posisi?"

"Iya kita akan bertukar posisi, aku akan berada ditempatmu bersama Denoma, sedangkan kamu tetap disini menemani Kali"

"Kamu bercanda Hampa?"

"Ini serius Ada" balas Kali,

"Apa yang sebenarnya ingin kalian lakukan?"

"Tentu saja, kita akan menghacurkan dunia ini, benar kan Kali?"

"Itu benar, kita akan membuat dunia ini menjawab kita, Ada"

"Emmm??" Raut wajah Ada yang terlihat masih bingung,

"Jadi begini Ada, bisa dibilang setelah ini kita akan mati" Jawab Hampa dengan polosnya,

"Haaahh..." Ada pun sontak kaget,

"Tenang Ada, aku saja yang jelaskan, Hampa memang tak pandai dalam menjelaskan" ucap Kali yang menyindir,

"Apa maksudmu Kali!!"

"Tidak, bukan apa-apa, Jadi Ada kau tau kan, bahwa kau sudah tidak punya banyak waktu lagi?" Tanya Kali,

"Iya aku tau Kali"

"Tujuan kita adalah menghancurkan dunia ini, itu termasuk kita. Jika dunia sudah mulai menjawab, maka kalian berdua harus menyatukannya, dengan begitu kalian berdua pasti akan selalu bisa bertemu dimanapun"

Kali pun melihat kearah Denoma dan tersenyum, Hampa yang menyadari lalu berkata,

"Setelah ini kita akan ketempatnya"

"Iya, aku tau" Jawab Kali,

Ada yang masih belum mengerti jelas pun bertanya,

"Lalu apa?, Apa yang disatukan?"

"Sudah kuduga lebih baik aku yang menjelaskan" jawab Hampa sambil tersenyum menyindir melihat Kali,

Hampa lalu menjelaskan semuanya, semua yang di ketahui, dan apa yang sebenarnya di rencanakan.

...

Mereka sudah siap pada tempatnya, semua persiapan telah selesai, mereka berempat saling menatap dan tersenyum, suasana hangat menyelimutinya, mereka menundukkan kepala sejenak, menggempal tangan dengan kuat, lalu menatap penuh keyakinan, dan waktupun tiba.

Dunia mulai mengalami distorsi, seakan tau bahwa ada hal yang seharusnya tidak mereka lakukan, secara perlahan dunia mulai runtuh akibat ketidakseimbangan yang terjadi pada dunia itu.

"Dunia sudah mulai menjawab kita, mari kita lakukan dengan cepat" Ucap Hampa dengan tegas,

"Ayo kita lakukan" Balas Ada,

"(Pertama, Denoma dan Kali, selimuti dunia kalian dengan segenap kekuatan kalian, karena setelah ini akan ada guncangan yang sangat besar)"

Denoma dan Kali lalu menyelimuti seluruh dunianya, dan menghindari sedikit distorsi dari inti dunia, hitam dan putih menjadi satu, terlihat sangat indah, percikan-percikan cahaya menerangi gelapnya dunia.

"Sangat indah" bisik kecil dari Kali,

"Iya ini sangat indah" Jawab Denoma dengan pelan,

"Dengan begini, kita bisa mengulur waktu lebih lama, sebelum dunia ini lenyap"

kata Hampa,

"Selanjutnya, kita akan bertukar tempat, tadi sudah kamu siapkan kan Hampa?" Tanya Ada,

"Iya sudah, semua sudah siap, kau juga kan Ada?" Tanya Hampa balik

"Tentu saja sudah" Jawab Ada dengan senyuman yang tipis

"(Kedua, kita akan bertukar tempat kembali untuk mempertahankan tubuh kita lebih lama)

"Kamu sudah siap?" Tanya Hampa kepada Ada,

"Aku siap"

Hampa dan Ada lalu mengambilnya dan menggenggamnya. Kali dan Denoma hanya bisa memperhatikan mereka, dan menahan guncangan dari inti dunia itu.

"Setelah ini, mungkin kita tidak akan bertemu dalam waktu yang dekat" Ucap Hampa secara pelan,

"Iya aku tau, tapi hanya dengan ini kita bisa bertemu kan" jawab Ada,

"Kamu percaya padaku Ada?"

"Tentu saja, kalau tidak, aku tidak akan melakukan ini"

"Mari kita lakukan Ada"

"Iya Hampa" Ada yang membalas Hampa dengan senyum diwajahnya,

"Apa kalian sudah selesai" Tanya Kali yang mengeluh,

"Cepat lakukan!!, kita sudah hampir kehabisan tenaga" Teriak Denoma,

"Iya, aku tau Denoma!" Jawab Ada yang sedikit kesal,

"Inilah yang terakhir, sebuah akhir untuk awal mula yang baru, ayo kita satukan secara bersamaan, satukan setengah dari inti darimu kedalam tubuh, maka tubuh ini akan menjadi seimbang" Ucap Hampa.

Dan akhirnya merekapun menyatukan setengah dari inti yang mereka siapkan sebelumnya ketubuh mereka, Kali dan Denoma sudah tidak bisa menahannya. Dunia runtuh secara cepat. Kalimat terakhirpun terucap oleh Hampa untuk Ada.

"Ada..., Dimanapun kamu berada, aku pasti akan selalu menemukanmu, aku akan selalu mengingatmu, dan aku akan selalu menyukaimu..."

Ada menganggukkan kepalanya sambil mendengarkan Hampa, Ada tak bisa berkata apa-apa lagi, dunia lenyap dengan cepat, Ada hanya bisa tersenyum dan satu tetes air mata terjatuh. Dunia seketika lenyap dan menciptakan ledakan super dashyat yang menggemparkan.

...

Hampa terlempar melewati terowongan dimensi yang amat panjang, melewati seluruh ingatannya, dan berharap kali ini akan berhasil.

"Apa aku akan terbangun kali ini?"

"Apakah mimpi ini telah berakhir?"

"Belum Hampa" terdengar bisik Kali terlintas dipikirannya,

Pagi pun tiba, Hampa terbangun dari malam panjangnya disebuah penginapan, dia perlahan beranjak dari tempat tidurnya, dan berusaha mengingat mimpi itu, mimpi yang panjang itu seakan terlewat begitu saja, bagaikan bunga tidur.

"Apakah semuanya sudah selesai?"

"Barusan itu sebenarnya apa?, aku benar-benar sulit mengingatnya"

Hampa lalu keluar dari penginapan, dan berkeliling di seluruh kota, langkah demi langkah, ingatannya pun perlahan kembali. Awan yang bergulir dilangit diikuti dengan riuhnya kesibukan kota, dia pun berjalan mencari tempat untuk bersantai sejenak.

"Suasana hari ini sungguh cerah" Hampa yang berjalan sambil bersenandung mengelilingi kota.

Hampa terus berjalan, berjalan tanpa tujuan dan menghiraukan seluruh ingatannya, yang dia inginkan sekarang hanya bersantai, seakan ingin bersantai setelah melakukan tugas yang sangat berat.

Karena lapar diapun mampir ke satu pedagang buah, untuk membeli beberapa apel.

"Ada yang bisa saya bantu" tanya si pedagang kepada Hampa,

"Hmm.. aku ingin membeli apel, berapa harganya?"

"Hanya 2 yell"

"Kalau begitu aku beli 4"

"Ini saja?" tanya si pedagang,

"Iya hanya itu, oh iya, aku ingin tau, taman dikota ini ada dimana ya?"

"Oh kalau taman ada di ujung kota, kau orang baru disini ya?"

"Iya, aku baru saja datang dari kota sebelah, kalau begitu terimakasih"

"Terimakasih kembali"

"Ingatlah Hampa" terdengar suara dari kepalanya

"Apa kau mengatakan sesuatu?" tanya Hampa ke pedagang,

"Terimakasih?" jawab pedagang yang bingung,

"Oh maaf, mungkin hanya perasaanku saja" Hampa lalu pergi menuju arah taman.

Diperjalanan menuju taman, Hampa memakan satu buah apelnya sambil memikirkan suara yang terlintas itu, beberapa ingatan mulai mengalir diingatannya, tapi sangat sulit untuk mengingatnya, dia pun kembali melupakannya.

Saat dia sampai ditaman, dia sadar mungkin itu merupakan bagian dari masa lalunya, tapi dia sama sekali tidak ingat apa yang terjadi didalam mimpinya. Semakin dia berusaha untuk mengingatnya, semakin cepat dia melupakannya.

Dia pun duduk dibangku taman sambil menggigit apel, memandangi awan yang bergerak perlahan, mendengar burung-burung yang berkicauan, merasakan keheningan taman di pagi hari, dan menunggu waktu hingga siang hari, tapi entah mengapa waktu yang dia rasakan terasa lama.

Terlihat dari kejauhan ada ayah dan anak perempuannya sedang berjalan di taman, Hampa yang masih memikirkan sesuatu hal, melihat pasangan ayah dan anak perempuan itu. Hampa yang melihatnya, mengingatkannya pada Ada dan Denoma.

Anak perempuan itu pun berlari mengitari ayahnya, lalu lari kedepan meninggalkan ayahnya, Hampa mendengar sedikit percakapan dari pasangan itu.

"Anna, hati-hati, jangan lari!"

"Iya ayah, aku tau!!" dan tiba-tiba anak itupun terjatuh

"Sudah ayah bilang kan, jangan menangis"

"Maaf ayah..." anak itupun berlinang air mata menahan sakitnya, dan setetes air matanya terjatuh ketanah.

Hampa yang melihatnya kaget dan berdiri dari bangkunya, seluruh ingatan masuk ke ingatannya, akhirnya dia mengingat seluruh ingatan itu. Dia sadar bahwa semua ini belum selesai, masih ada satu lagi, satu hal yang harus dia selesaikan.

"Apa yang kulakukan!??.., ini bukan saatnya bersantai, mengapa aku baru menyadarinya"

"Akhirnya kau sadar juga Hampa" terdengar suara yang tak asing bergema di kepalanya,

"Sadar?, aku baru sadar sebenarnya dunia apa yang kutinggali saat ini, mengapa aku berkelana, bagaimana aku terlahir, aku menikmati perjalanan ini dan melupakan semuanya"

"Kita harus menemuinya" gema suara dari kepalanya,

"Menemuinya?"

"Dia sepertiku tapi sangat berbeda"

"Kali apakah itu kau??"

"Iya, akhirnya kau sadar, cepatlah kembali Hampa, disini kau akan bertemu dengannya, rencana kita belum berakhir sampai disini"

"Iya, aku tau itu Kali, dari awal inilah tujuan kita, untuk mencari tau kebenaran dan bertemu dengan dirinya yang sebenarnya"

dengan kompak mereka mengatakannya,

""Denoma sang pengawas""

Saat Hampa mulai sadar, waktu didunia itupun berhenti, sepasang ayah anak yang membatu, awan yang diam tak bergerak, suara burung yang hilang, dunia yang dia jalani bagaikan kenyataan itu pun mulai retak, cahaya putih terpancar dari setiap sela-sela retakan tersebut, retakan mulai meluas dan ledakan cahaya menutupi mata Hampa.

Terdengar suara riuh dari berbagai tempat, mata Hampa tertutup karena cahaya yang terlalu menyilaukan matanya, suara tak asing pun mulai terdengar, semakin keras dan semakin jelas

"Kau kembali Hampa, aku tidak mengira akan sejauh ini"

Hampa perlahan mulai bangun dan membuka matanya, silau itu perlahan meredup dan semua hal makin terlihat dengan jelas, suara asing yang terdengar ternyata adalah suara Denoma yang sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Ini bukan waktunya untuk tidur" Ucap Kali kepada Hampa,

"Iya aku tau, bahkan saat kau jelaskan pertama kali, aku sangat tidak percaya"

"Jadi kau tidak percaya padaku!?"

"Bukan begitu Kali, dunia yang kukira kenyataan ternyata hanya ilusi semata, justru aku berterimakasih padamu"

"Akhirnya kamu bangun juga Hampa" kata Ada yang sedikit lega,

"Ehh!??... Ada kamu ada disini?"

"Tentu saja, aku dari tadi sudah ada bersamamu, setelah ledakan besar itu terjadi, kita dibawa ketempat ini oleh Denoma"

"Denoma menyelamatkan kita?" Tanya Hampa

"Kurasa tidak, aku sudah lama mengenalnya, jadi aku sedikit tau tentangnya" Jawab Ada,

"Disinilah kesepakatan kita akan dimulai kembali, kesepakatan antara aku, dirimu dan dirinya" Ucap Kali dengan tegas,

Hampa melihat secara keseluruhan, suara riuh masih terdengar, tempat itu sangatlah luas, mereka bertiga tepat berdiri di tengah-tengah tempat itu. Mereka dikelilingi oleh sejumlah cahaya yang hampir mirip dengan Denoma.

Cahaya itu memegang topeng yang sama seperti Denoma dan Kali. Mereka terlihat seperti mendiskusikan suatu hal. Denoma pun berbicara untuk mewakilkan semua cahaya tersebut.

"Kali.., apa kau tidak ingin kembali?, tugasmu sudah selesai" tanya Denoma,

Kali lalu menjawabnya dengan tegas,

"Aku akan tetap menemani kehidupan mereka, itulah kesepakatan kami, dimanapun, kapanpun, kami pasti akan selalu bertemu, entah itu sebagai musuh, saudara ataupun pasangan"

"Apa kau yakin?" tanya Denoma sekali lagi,

"Iya aku yakin" jawab Kali,

Hampa lalu menoleh kearah Kali dan Ada, lalu tersenyum kearah Denoma. Terus berkata,

"Itulah keputusan dari kami"

Denoma pun tertawa, dan ini pertama kalinya,

"Kalian memang sungguh diluar pemikiran kami, bahkan aku sendiri tidak pernah memikirkan akhir yang kacau seperti itu, ini adalah hadiah dariku, karena ini semua berasal darimu, maka Hampa, kau akan selalu mengingat semua ingatanmu setelah kau dilahirkan kembali, mungkin ini akan menjadi mimpi buruk untukmu, tapi aku ingin melihat apa yang selanjutnya akan kau lakukan di kehidupan selanjutnya dan seterusnya.

Kami akan menciptakan dunia dari ledakan yang kalian timbulkan, serpihan cahaya itu akan menjadi bintang yang kalian tinggali. Dan untuk Kali, kau akan selalu bersama Hampa untuk menemaninya. Lalu terakhir untuk Ada, kau akan melupakan semuanya, tapi mungkin kau akan mengingat sebagian kecil dari ingatan sebelumnya bagaikan mimpi. Untuk kalian, semoga berhasil. Kalau begitu terimalah sambutan dari kami"

Denoma dan para cahaya itu pun menyambut mereka dan berkata,

""Selamat datang di Tanah para Dewa, dan sampai jumpa""