"Pikir apa, ha? Kamu ngak mau menikahiku karena tahu bahwa ini anak orang lain kan?"
Megy tersadar akan apa yang baru saja ia katakan. Bagaimana bisa ia berpikir untuk mengatakan yang sebenarnya pada Darlie. Mengaku karena marah, bukanlah hal yang bijaksana.
Megy dengan segera mendekap mulutnya. Ia sendiri kaget dengan apa yang barusan ia katakan. Pengakuan yang seharusnya ia tidak pernah ucapkan di depan Darlie Wijaya.
"Apa yang kamu katakan?" Tanya Darlie dengan pandangan mata yang berubah menjadi serius.
Megy terkatup. Ia membuang pisau yang ada di tangannya, lalu berteriak histeris. "Katakan saja kalau kau sudah jatuh cinta padanya! Jangan mencari-cari alasan! Apa yang sudah wanita murahan itu lakukan padamu?"
Darlie tidak bereaksi. Ia mencoba untuk tetap tenang menghadapi Megy yang terlihat melebih-lebihkan kelakuannya saat itu. Melihat hal itu, Megy kemudian memukul-mukul perutnya.
"Aku membenci hal ini... Seharusnya aku menggugurkan janin ini dari lama."
