Wajarkan kalau aku marah? Tapi apa aku bersikap kenak-kanakkan? Ku mohon, aku merasa malu sekaligus kesal.
Aku pikir pria itu akan membiarkan aku di dalam mobil sampai pagi, nyatanya dia datang padaku setelah 1 jam berlalu. Ia mengetuk kaca jendela, "Shel, apa kau masih kesal padaku? Turunlah, agar aku bisa menjelaskan semuanya padamu." Kata Polin dari seberang pintu mobil.
Gengsi ku cukup tinggi, tapi karena dia sudah mau datang untuk mengetuk kaca mobil, aku pun membuka pintu mobil dan turun dari sana.
Polin tersenyum lagi. Sayangnya senyuman itu terlalu polos seperti tidak terjadi apa-apa diantara kita. Dan untuk kesekian kalinya aku kalah lagi jika dihadapkan dengan dirinya.
"Aku sudah menyiapkan snack untuk camilan kita malam ini. Apa kau ingin menginap di rumah kecilku?" Tanya Polin tidak mengerti situasi.
Aku menatapnya dengan tajam!
"Ah, bukan soal apa-apa. Aku pikir ini sudah larut malam, sebaiknya kita kembali saat subuh kalau kau tidak keberatan."