"Kalau mau mandi, ya mandi saja. Lepaskan pakaianmu di dalam kamar mandi saja." Ucapku dengan tersipu malu.
Darlie melirik aku yang sedang berberes-beres. "Iya, nyonya. Ribet banget sih kalau dengan kamu." Tutur Darlie, masuk ke dalam kamar mandi.
Aku menahan detak jantungku yang rasanya mau meledak. Pikiranku lebih kacau lagi ketika mengetahui kenyataan bahwa orang yang mulai mengambil hatiku, meletakkan hatinya di tempat lain.
Darlie menyelesaikan mandinya, ia berbenah dan sopir sudah menjemputnya. "Shel, jangan lupa ke rumah Megy ya." Ujar Darlie tidak lupa mengingatkan aku akan Megy.
Aku hanya mengangguk.
"Kamu akan pergi kan?" Darlie memastikan dengan mata yang butuh klarifikasi.
"Iya, Dar..." Kataku dengan menekan.
"Mas, bukan Dar!" Tekan Darlie kembali.
"Iya! Mas Darlie." Ujarku mengulang kata. Aku melambaikan tangan mengusirnya lembut dengan gerakan jari, agar dia cepat masuk ke dalam mobil.
