Aku menyodorkan segelas air bersih, agar dia berkumur sendiri dan berhenti berbicara saat giginya sedang dibersihkan.
Masih dengan mata yang tertutup aku mengguyur air ke wajahnya.
"Hei pelan-pelan napa. Ngak ikhlas kamu ya?" Tutur Darlie protes.
Aku muak melihat wajahnya. Masa sih aku mau-mau aja di suru ini itu sama dia. Ah, sudahlah.
Aku membanting handuk kecil ke wajahnya, kemudian berkata: "Bersihkan sendiri saja." Kataku hendak pergi keluar dari kamar mandi. Namun, dia menahan tanganku dengan lembut. "Kamu belum menyelesaikan tugasmu, istriku." Ujar Darlie.
Aku mengendus, "Kamu kentut ya?"
"Masa sih? Ngak kok. Hidung kamu salah kali... Aku ngak cium apapun." Ngeles Darlie sangat ahli.
"Iya benar kamu kentut!" Celotehku saat memastikan bahwa bau tidak sedap itu berasal dari dirinya.
"Sudah ah, kamu urus sendiri saja. Lagi pula aku hanya istri di atas kertas dan aku bukan babu mu." Kataku dengan judes lalu pergi meninggalkan dirinya sendirian.
