Bertemu dan berbicang dengan Polin membuatku cukup tahu bahwa ada pria yang bisa diandalkan. Tidak semua pria seperti Darlie Wijaya yang selalu bertingkah seenaknya. Andai saja, aku bertemu dengan Polin sebelum perjanjian pertunangan ini, mungkin aku akan memilih pria seperti dia.
Setelah bertemu denganku, Polin kembali ke apartemennya. Ia mendapatkan Selo sudah berada di dalam ruangan apartemennya dan membuat ruangan tersebut menjadi seperti kapal pecah.
"Apa yang kau lakukan di apartemenku?"
Selo duduk dengan santai sambil bermain game menggunakan semua fasilitas milik Polin.
"Kau ngak lihat aku sedang apa? Mau main?" Tawar Selo sambil memberikan salah satu stik pada Polin dengan tersenyum ceria.
"Main saja sendiri, aku mau mandi."
"Oke."
