"Shela! Aku di sini...."
Willy melambaikan tangannya saat ia melihat Shela keluar dengan terburu-buru dari dalam rumahnya.
Ia sangat bersemangat dan tidak lupa tersenyum ceria dari kejauhan.
Shela yang menyadari keberadaan Willy dengan cepat bergegas ke arahnya. Ia menarik tangan Willy secara tiba-tiba, dan membawanya menjauh dari halaman rumahnya.
Shela membawanya untuk berbicara di luar pagar, di depan kediaman keluarga Raymond.
"Ada apa dengan wajahmu yang tiba-tiba berubah menjadi ganas seperti itu!" Tanya Shela yang sedikit terganggu dengan tatapan Willy yang mau mengintrogasi...
"Kenapa kau tiba-tiba ingin menikah? Jika kau ingin menikah muda, bukankah aku yang paling cocok menjadi calon suamimu?"
Willy tipe pria yang blak-blakan. Tapi selama ini Shela hanya menganggap perasaan Willy hanya sebagai candaan konyol, yang Willy ciptakan untuk mengganggunya. Walaupun lambat laun ia tahu bahwa Willy bersikap tulus terhadapnya.
"Ayolah, kita bukan anak kecil lagi. Bisa tidak kau sudahi saja candaan konyol mu itu!... Aku tidak akan tertipu lagi dengan ucapan mu yang seolah-olah menyukai ku..." Ujar Shela ketus.
"Shel, jangan pura-pura! Kau tahu bahwa selama ini aku serius denganmu.... Apa bagimu kita hanyalah teman biasa selama ini?"
Willy sedikit penasaran dengan perasaan Shela terhadapnya. Karena ia menyadari bahwa ia memiliki perasaan yang lebih dari sekadar teman untuk Shela.
"Jangan konyol... Kau yang bilang padaku bahwa aku tidak boleh memiliki perasaan lebih satu sama lain. Kau ingat, kau yang menolak ku waktu itu! Karena surat konyol itu kau jadi mempermainkan aku dengan kata-kata manis yang tidak berarti..."
Mendengar ucapan Shela, tiba-tiba kenangan lama itu kembali teringat oleh Willy. Mata Willy menunjukkan kebingungan yang mendalam. Kenapa Shela tiba-tiba berkata-kata setajam itu! Tersirat dari wajah Shela bahwa selama ini perasaan cinta itu tidak pernah ada sedikitpun untuk Willy.
"Shel, bukankah kita sudah lama menyelesaikan masalah itu?"
Entah kenapa Willy menjadi kebingungan dengan sikap Shela. Seakan-akan dia tidak mengenal Shela yang sekarang berdiri di depan matanya. Shela tampak seperti orang lain...
"Mulai sekarang jangan hubungi aku lagi. Jangan datang ke rumahku secara tiba-tiba seperti ini... Karena aku akan segera menikah, aku tidak ingin ada gosip mengenai aku yang berhubungan dengan pengangguran yang hanya mengandalkan hasil karya komiknya, yang bahkan hanya menghasilkan sedikit uang!"
Shela tampak tidak main-main. Ia menjadi wanita antagonis dalam waktu singkat! Tapi, matanya sedikit bergetar saat mengatakan kata-kata yang menyakitkan itu.
"Hahaha... Kau hanya bercanda kan? Aku minta maaf karena selama ini aku terlihat bercanda dihadapan mu. Tapi kamu tahukan bahwa aku sangat tulus terhadap mu... hu, kamu tau itu kan Shel..."
Willy memegang tangan Shela, Ia memandanginya dengan sangat... Terpancar dari matanya bahwa ia sangat tulus. Tapi Shela yang telah bertekad menghempaskan tangan Willy dengan kasar.
"Li maaf, perasaan mu itu tidak ada artinya bagiku. Aku akan memberitahukan mu 1 rahasia! Selama ini aku hanya memanfaatkan mu, karena aku butuh orang yang bisa mencintai ku seperti anjing penurut! Aku berhasil menarik ulur dirimu sesuai dengan keinginan ku..."
Shela sangat pandai dalam memilih kata-kata yang menyakitkan bagi lawan bicaranya. Namun, dia sama sekali tidak berkutik di hadapan kedua orangtuanya.
"Berhenti..." Willy membalikkan badannya, ia sedikit terguncang karena perkataan tajam Shela mulai menyakitinya!
"Dulu aku masih sangat muda dan kau sangat tampan. Tidak ada yang menandingi ketampanan mu di sekolah! Aku hanya ingin menjadi populer saja, makanya aku mau dengan bodohnya menulis surat cinta pada orang yang hanya terkenal karena ketampanannya..."
Shela melanjutkan kata-katanya... Matanya bergeming, bahkan orang yang melihatnya pun tahu jika Shela menghancurkan pria yang ada dihadapannya hanya dengan beberapa kata saja.
"Sudah ku bilang berhenti... Ku mohon jangan bicara lagi... Jika kau bicara lagi, aku bisa hancur." Willy memelas, ia memeluk Shela dengan perasaan yang patah. Isi kepalanya menjadi sangat kacau. Ia bahkan tak tahu harus berkata apa lagi. Matanya sedikit berair hanya dengan mencium aroma wanita yang ada dipelukannya.
Shela menyeringai... Mendengar seringaian Shela Willy terkejut! Ia tertegun diam, dilepaskannya pelukannya dan mundur satu langkah ke belakang. Ia menunduk ke tanah, matanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Ia sedang mencari-cari alasan untuk bertahan!
"Aku akan memberimu 1 kesempatan terakhir, katakan bahwa kau hanya bercanda dan aku akan melupakan kejadian hari ini..."
Willy berkata dengan serius. Matanya tak berkelit, ia bahkan masih menunjukkan kehangatan yang tersembunyi dari pandangannya yang tajam.
"Sayang sekali, komikus miskin seperti mu berharap bisa bersanding denganku suatu saat nanti... Ah, hahahaha... Kau terlalu banyak berharap!"
Shela membalasnya dengan telak. Kali ini dia benar-benar mematahkan hati seseorang dengan kejam, dan juga menghancurkannya berkeping-keping. Sebelah alisnya meninggi menunjukkan kesombongannya! Bahkan ia tertawa sinis di depan Willy yang sangat mengkhawatirkan dirinya.
"Baik... Baiklah, mulai sekarang Shela Raymond sudah mati bagiku!" Willy tidak tanggung-tanggung... Ia berkata dengan kedua bola mata yang penuh dengan tekat yang kuat.
Ia kemudian berbalik dan meninggalkan Shela.
Shela memperhatikan punggung belakangnya. Air matanya jatuh membasahi pipinya, namun ia bertahan.
Jelas bahwa Shela memandangi Willy dengan perasaan yang mendalam.
'Aku sudah melakukan hal yang benar... Berpisah seperti ini tidaklah buruk bagi kami berdua!' Shela menguatkan hatinya dan membulatkan tekadnya.
Pria tampan yang bodoh itu, harus hancur agar ia tidak akan pernah berpikir untuk kembali pada Shela.
Ia menitikkan air matanya dan berharap agar Willy bisa menjalani hidup seperti biasa dan terus berkarya dengan apapun yang ia sukai.
'Kau akan menemukan seseorang yang jauh lebih baik dariku, karena kau adalah pria yang baik.... Kumohon lupakanlah aku yang tidak bisa membahagiakan mu...'
Shela duduk terjongkok saat bayangan Willy menghilang. Ia memegang dadanya yang terasa begitu sesak. Lalu berdiam diri di tempat itu selama beberapa waktu.
'Aku tak tahu kenapa aku bisa sesesak ini...' Jerit Shela di dalam hati.
Willy dan Shela telah lama berteman. Sudah 7 tahun berlalu, saat pertama kali mereka dipertemukan oleh surat cinta dari Shela untuk Willy yang sangat populer dikalangan para wanita saat itu.
Mereka selalu bertengkar pada awalnya, namun karena Shela yang pantang menyerah, lambat laun mulai tumbuh benih-benih cinta di antara mereka. Keduanya menjalani hubungan begitu saja, tanpa disadari perasaan mereka tumbuh menjadi semakin kuat hari demi hari.
Walaupun tidak memiliki status yang jelas, semua orang tahu bahwa mereka memiliki hubungan yang spesial lebih dari sekedar sahabat belaka.
~To be continued