Chereads / SiputRI / Chapter 15 - Apakah dia takdirku

Chapter 15 - Apakah dia takdirku

Tiba aku di pantai diterik siang dengan tubuh rindu akan kebahagiaan,di pantai yang di penuhi pasir,aku hanya memandang pantai di temani es jeruk dan di sampingku wanita cantik yang memakai baju merah jambu tipis dan memakai celana pendek yang terlihat manis selalu memandangku lalu tersenyum dan berkata padaku:

"Aku gak menyangka bisa jalan sama kamu,padahal kamukan baru aja pulang" kata eka sambil duduk di sampingku menatap indahnya pantai

"Iya,mungkin itu takdir,karena aku baru-baru ini sedang terpuruk,seolah hanya kamu yang bisa membangkitkan aku"

"Alah gombal laki-lakinya keluar"

"Serius"

"Emang kenapa?"

"Cari tau aja sendiri" lalu dia terdiam

aku yang muak dengan kesunyian lalu berkata sesuatu pada eka;

"Kamu suka gak liat aku pakai baju ini?" Aku sedang memakai kaos putih sedikit longgar dan memakai celana pendek abu-abu dan sepatu nike couple dengan kaosku

"Kenapa memang" tanyanya curiga

"Enggak...kamu suka liat aku gak?" Sambil meletakkan kacamata hitam di meja

"Iya suka"

"Ya udah kalau suka"

"Loh-loh apa ini maksudnya" desak eka

"Katanya suka....ya udah kan!" Seruku memperjelas

Dia diem saja seolah berfikir ada yang aneh,lalu yang tadinya berbadan tegang kini terlihat santai lagi menikmati pantai

Lalu aku menarik badan eka ke pinggir pantai,Kita bersenang-senang di sana dan banyak melakukan aktivitas pantai: bermain pasir,snorkeling(menyelam melihat keindahan laut),berjemur,bermain ombak dengan selancar ombak dan masih banyak hal,semuanya kita lakukan bersama-sama, hingga menunggu waktu memisahkan kita,

Lalu setelah matahari terbenam aku kembali bersantai menikmati sang surya duduk di tempat awal kita bersantai,

Aku menjauh dari eka sejenak membawakan makanan pantai untuk eka dan minuman penyegar mulut,duduk sambil menikmati indahnya sore itu

Tak lama aku duduk bersama,

ada seorang teman yang datang padaku

"Hai,kamu lama gak keliatan" kata temanku

"Iya,pacarmu cantik " kataku menghibur dan aku lihat pacarnya senyum

"Pacarmu juga cantik" kata temanku membalas

Lalu aku dan eka saling bertatap mata dan eka membalas :

"Iya dong" 

lalu aku shock dengan perkataan eka itu

"Kamu baru aja pulang udah punya pacar aja" seru temanku dan aku hanya diam,

"Kan udah lama kita kenal" kata eka memperjelas dan aku melihat muka eka

"Oh begitu,sepertinya aku mengganggu deh,aku pergi dulu ya sampai ketemu lagi"

"Okay brother" kataku

eka diam saja sambil melihat mereka jalan

"Dia mesra banget ya" seru eka

"Ya ampun eka,kamu tadi ngomong apa sih" potongku kesal

"Ya aku cuma membalas omongannya soal wajahku"

"Ya gak gitu juga"

"Emang aku salah ya?kalau aku salah yaudah,maaf!" dia cemberut ngambek

"Hahhh,kamu tu"

Dia gak mau ngomong sama sekali denganku dan hanya terdiam,

"Kamu marah?" tanyaku,tetapi tetap saja dia membisu

"Ayo ganti baju" tawarku dan eka tetap saja membisu

"Udah sore ayo pulang" eka berkemas tetapi tak sepatah katapun terucap,bahkan ketika kita pulang dengan motorpun dia tidak berpegangan padaku dan duduknya pun terlihat dia beri jarak.

Ketika kita sudah mulai dekat dengan rumah eka,aku tidak langsung pulang ke rumahnya,tetapi aku sengaja mampir ke restoran dekat rumah eka untuk menghilangkan amarahnya itu :

"Kenapa gak langsung kerumah aja" katanya ketus

"Udah makan dulu,kamukan belum makan" dia turun membelakangiku lalu duduk di tempat meja yang berbeda denganku

"Mas aku pesan makanan dua,tapi taruh semua makanannya di meja cewek yang di sana ya"

"okay beres mas" kata pelayan restoran

Setelah makanan sampai,eka kebingungan,kenapa ada dua porsi makanan di mejanya,lalu eka memanggilku:

Aku menghampirinya lalu duduk

"Kamu pesan dua porsi untuk aku ya?"

"enggak kok"

"Oh gitu, ya udah sini makan" katanya dan akupun makan bersamanya

Di sela-sela makan aku ingin berusaha berbicara,berharap bisa meredam amarahnya

"Kamu kenapa?"

"Aku gak papa"

"Ya udah setelah ini aku gak hubungi kamu lagi ya,aku ngerasa ganggu kamu"

"Enggak ganggu kok." kata eka dengan cepat dan terasa tak bernada

"Terus?"

"Aku cuma iri aja sama temanmu tadi,karena dia bisa mesra gitu sama ceweknya"

"Oh jadi itu masalahnya,kamu boleh kok mesra sama aku,asal gak berlebihan" kataku

"tapi aku kan gak pernah pacaran,jadi gak tau gimana cara mesra"

"Ya kalau mau peluk,peluk aja,kalau mau gandengan tangan,gandeng aja"

"Oh gitu ya,kalau mau cium boleh" eka berusaha membuatku ketawa

"Boleh aja,asal gak sekali,hahahaha" aku membalas dengan canda

"Udah udah makan" memotong tawaku

"Okay" kamipun kembali baikan dan cara duduk dia tidak lagi merenggang,malah dia memelukku saat aku memboncengnya,hingga aku sampai di depan rumahnya dan melambaikan tanganku dan mengatakan:

"Sampai ketemu lagi"

"Okay bye bye"

Aku pulang dengan senyuman manis,

bahkan setelah sampai di rumah,eka bertanya keadaanku

"udah sampai apa belum?" Tanyanya

"Udah,makasih udah khawatirin aku

"Ya udah mandi sana" pintanya

"Siap boss"

Setiap waktu dia selalu menginginkan kabar dariku agar hari-hariku penuh dengan tawa dan bahagia,seolah eka ingin jika aku lebih mengerti tentang dirinya dan berharap kita bisa saling bertatap wajah dan saling melengkapi hingga tiada kata egois di antara kami.