Chereads / SiputRI / Chapter 14 - Pengobat luka

Chapter 14 - Pengobat luka

aku tidak ingin bermalam di rumah,aku berencana tidur di tempat temanku hari ini supaya semuanya baik-baik saja dan menyudahi semuanya tanpa memikirkan siapapun,titik

Malam ini aku memiliki janji pertemuan persahabatan bersama kawan-kawan lama,tidak lupa juga dengan jack,brian dan juga larry yang tidak pernah absen..

Kami mengadakan sedikit acara yang sederhana untuk memecahkan suasana malam dengan menyalakan api unggun,setelah sekian lama yang tadinya hambar kini menjadi lebih nikmat ketika malamku di temani mereka semua,

Sebelum makanan kami siap sedia,kami berbaris mengelilingi api unggun dan menyanyikan lagu dengan sukacita bahagia dan menghilangkan beban pikiran yang ada,

Setelah makanan siap,kami duduk berbaris rapi di meja yang memang sudah di siapkan untuk reoni persahabatan kami,lalu seorang teman yang biasa di sapa ray berbicara padaku,karena memang dia berada tepat di sampingku:

"Kamu kemana aja,kita semua rindu sama kamu"

"Haha,cari pengalaman boy" kataku

"Kamu masih ingat eka?" Tanyanya

"Iya,ingat kenapa"

"Dia selalu menanyakanmu"

Lalu tiba-tiba aku ingat terakhir kali ketemu dengan dia di rumah makan langgananku sebelum aku pergi ;

Waktu itu aku ingat sekali aku ngobrol sedikit dengan dia dan kebetulan handphone kita sama,lalu tiba-tiba dia mencopot casing belakang handphoneku, lalu di pasang di handphonenya.

"Ayo tukeran casing belakang,

punyamu bagus ada stickernya" kata eka dan memang waktu itu handphoneku aku penuhi dengan sticker

"Ya sudah" kataku agar dia tersenyum

"haha,konyol sekali waktu itu" aku tertawa sendiri dan menengok ke kanan dan ke kiri berharap tidak ada yang melihatku

"Terus gimana kabar dia?" Kataku penasaran

"Baik,Aku lihat dia suka sama kamu"

"Haaaaa....." aku shock mendengar itu

"Serius kamu?dia itu teman sedari SDku lo gak mungkin??" Tanyaku heran

"Iya serius,buktinya dia nanyain nomor mu terus ke aku,katamu nomormu gak boleh di kasih ke siapapun selain sahabatmu,jack,brian dan larry" jelas ray

"Iya,coba mana nomor dia" lalu ray memberiku nomor eka padaku lalu kami lanjut makan bersama teman-temanku

Entah kenapa aku merasa bahagia ketika mendengar itu,lalu membawaku mengingat kembali masa-masa di mana saat aku bertemu dengan dia,

dia bersembunyi di belakang ayahnya saat melihatku waktu itu,lalu ayahnya menyuruhku mengambil dua biji durian untuk aku bawa pulang,"hahaha

Aku gak menyangka hal sekecil itu tidak aku sadari hingga hari ini." Pikirku

Setelah malam aku habiskan di kamar jack,pagi-pagi buta aku pulang ke rumah dengan dingin yang membekukanku di pagi itu dan yang masih ada bayangan-bayangan eka di kepalaku,

Aku pagi ini di kamar berusaha menulis sesuatu,tetapi tak satupun ide terlintas dalam otakku,karena pemikiranku di penuhi tentang eka,

"Apa aku sms dia??" Pikirku

"Tapi bagaimana kalau dia sudah punya cowok?"

"Ahh,gak lah"

"Tapi kalau cuma tanya kabar gak masalahkan,tapi apa alasanku nanti jika dia menanyakan ; aku dapat nomornya dari mana?,ahhhhhh" 

Aku menarik ulur niatku untuk menghubungi eka hingga aku memberani kan diri bertanya

"Hai" sms ku pada eka dan lama aku mendapat respon darinya

"Mungkin dia sibuk" pikirku positif

Hingga sore hari dia membalas smsku,lalu tak lama aku menelponNya

"Hallo"

"Iya hallo,ini siapa?"

"Coba tebak siapa"

"Siapa ya,gak tau" kata eka dan terdengar dia sedang berbicara dengan teman sebelahnya

"Masak gak kenal suaraku?"

"Gak tau siapa ya?"

"Aku dapat nomor kamu dari ray"

"Oalah kamu" terdengar dia menyebut-nyebut namaku kegirangan ke teman sebelahnya

"Kamu lagi di mana?" Tanyaku

"Di warnet"

"Sama siapa?"

"Sama temanku,kamu belum pulang?"

"Aku udah di rumah"

"Serius kamu di rumah??" Tanyanya tak percaya

"Kalau kamu gak percaya kesini aja"

"Iya-iya percaya"

"Kamu lanjutin aja ke warnetnya ya,kapan-kapan di sambung lagi" kataku ingin menyudahi karena ada sesuatu hal yang harus aku kerjakan di sore ini,yaitu melanjutkan menulis cerita ini hingga akhir

"Ohh,ya udah..makasih udah nelpon"

"Okay byee"

"Byee"

Aku menutup telponku di sore ini,kami saling bertukar kabar melalui sms dan masing-masing saling ingin mengerti tentang satu sama lain,

Hingga keesokkan hari nya aku lihat dia mengendarai motor melihat ke arah rumahku dan dia melihatku sedang duduk di kursi tamu,tetapi dia terus jalan tanpa sepatah kata,seolah dia hanya ingin memastikan apa memang aku sedang di rumah.

"Kamu lewat" kataku di sms

"Iya,aku lihat kamu tadi"

"Masih gak percaya?" Tanyaku

"Hahaha,aku percaya kok,cuma kebetulan aku main ke rumah temanku dan harus lewat depan rumah mu"

"Oh,gitu okay

Terus kapan kita bisa ketemu?"

"Kapan aja bisa kalau aku mah".

"Ya udah kita ketemu di rumah makan terakhir kita ketemu ya,jam 7.30 aku tunggu!"

"Baiklah,sampai ketemu lagi ya"

"Ok,sampai ketemu lagi"

Keesokan harinya aku datang tepat pukul 07.29 tetapi eka sudah di sini menungguku

"Udah di sini?" Kataku

"Iya"

"Kamu datang jam berapa?,di sinikan bukanya pukul 07.00"

"Aku sampai di sini pukul 07.18"

"Loh belum lama...Haha,aku suka kamu bisa menghargai waktu,pesan makanan sana" pintaku

"Iya" katanya tersipu malu

Aku lihat dia gak pesan es,padahal makanan di sana terkenal pedas

"Mas aku pesan es dua" pintaku ke pemilik warung

"Hehe" dia tersenyum sambil makan

Setelah selesai makan kita bersantai sambil minum dan makan jajanan di sana

"Cowokmu gak kamu ajak" inginku bertanya tentang statusnya

"Aku gak pernah pacaran"

"Serius" tanya ku heran

"Iya"

"Kenapa kamu gak pacaran?nungguin seseorang ya?"

"Aku cuma mau pacaran sama satu orang saja"

"Kamu lagi suka sama seseorang ya,wah aku gak enak dong ngajak kamu makan?"

"Eeeh enggak gitu,gak papa kok aku malah seneng ketemu kamu di sini" katanya dan ngerasa gak nyaman dengan cara bicaraku

"Oh gitu" lalu aku berpikir apa memang benar perkataan ray itu

"Kamu masih simpan casingku?" Kataku

"Iya masih,ini" eka memperlihatkan handphonenya padaku

"Haha,itukan jadul banget"

"Biarin" ngeledekku dengan lidahnya

"Tipe pacarmu seperti apa sih eka" kataku penasaran

"Dia ramah,murah hati,pendiam dan tampan tentunya"

"Menurutmu aku ramah gak sama kamu?"

"Ramah kok"

"Aku murah hati gak?"

"Murah hati kok"

"Pendiam gak"

"Apa sih kamu" dia sadar kalau aku menyelidikinya

"Hahaha" ketahuan

"Ketahuan apa? Oh iya ada satu lagi"

"Apa?"

"Bibirnya gak doer" seakan dia negasin bahwa itu gak ada di aku

"Wahahhahaha" aku ketawa terbahak-bahak

"Hehe" dia juga ketawa malu

"Tapi kalau cowok itu berjuang keras untuk kamu,pasti kamu terima walaupun doerkan?"

"Mungkin"...

Karena terlalu terbawa perasaan akupun berusaha membuyarkannya

"Udah-udah,lanjut jalan aja yuk"

"Ke mana?"

"Ke pantai mau?" Tawarku

"Boleh"

"Ayo berangkat"

Setelah selesai makan,aku pulangkan motor eka lalu kita pergi ke pantai dan tidak setitikpun memikirkan siputri lalu yang ada di otakku hanyalah eka,eka dan eka