Chereads / SiputRI / Chapter 12 - Biarlah hilang

Chapter 12 - Biarlah hilang

Setelah kebahagiaan hadir,tiba-tiba awan menjadi gelap..

Dan merenung di dalam diam:

Dengarkanlah resahku saat ini siputri,ketika kau tiba-tiba hilang dariku tanpa kabar,aku seperti seseorang tanpa nyawa di sini,aku berusaha menghibur diriku dengan segala cara,tetap saja otakku tidak bisa lepas darimu,

Asal kau tau siputri,aku tiga hari ini tidak bisa tidur nyenyak,aku setiap hari di hantui wajahmu,

Ada banyak hal yang ingin aku berikan dan sampaikan kepadamu,tapi apa dayaku ketika kau hilang tanpa suara,

Ketika aku hancur...

Apa lagi yang harus aku tulis?selain kalimat-kalimat luka yang membekas di sini..

Bukan aku tak mau bertindak untuk melakukan sesuatu,tapi aku berada dalam garis batas yang tidak bisa aku lewati,di mana takdirku bersamamu telah aku titipkan kepada sang semesta yang mengatur siklus kehidupan,

Jika kau menyalahkan aku, karena aku tidak berjuang mati-matian menemukanmu,

Aku akan menerima itu dengan lapang dadaku,bahkan jika kamu hilang dan tak kembali,biarlah takdir tuhan yang menentukan.

"Pip" tiba-tiba suara chat berbunyi dari seorang teman wanitaku

Entah kenapa aku tidak memiliki selera untuk membalasnya

"Ingin mencari angin segar rasanya" kataku dengan resah

Aku keluar rumah dan mencari sesuatu,

Berjalan tanpa arah dan selalu memandang langit dengan lamunan..

Lalu aku sampai di tempat biasa dulu aku kumpul bersama teman-temanku dan mengabaikan yang namanya cinta di kala itu,

Aku tidak begitu mengerti kenapa semakin dewasa aku malah semakin di perbudak cinta.

Aku duduk di tempat itu sambil mendengarkan lagu-lagu keras yang biasa dulu kami dengarkan bersama teman-temanku

Lalu terdengar suara memanggil namaku,

Aku matikan laguku lalu temanku berkata:

"Hai,kamu kemana saja sudah lama tidak terlihat ?" Sambil menyalamiku

"Aku ingin jauh dari rumah untuk mencari pengalaman yang lebih menarik"

"Tapi aku dengar kamu sekolah ke luar negri?" Mendesakku

"Kata siapa sok tau kamu" sambil tersenyum 

"Ya sudahlah gak usah di bahas,kita udah lama gak bertemu,ayo aku traktir makan"

"Okay dengan senang hati"

Aku menghargai dia karena dia teman SMPku,

Dia di SMP dulu pernah memiliki gangs dengan dua orang teman dan badan dia adalah yang paling besar seingatku,gangs mereka juga dikenal sebagai princes,karena tingkah mereka sangat manja dan tengil..

"Kamu masih ingat teman-temanku?"

"Masih kok,gimana kabar mereka?"

"Baik semua,sekarang dia jadi cantik loh"

"Hahahaha,semua teman SMP ku juga bilang gitu"

"Tapi kenapa sih kamu gak mau sama dia?"

"Kan dia temanku,aku takut kehilangan teman"

"Kalau kehilangan teman kan bisa jadi pacar"

"Setelah jadi pacar jadi apa?" Tanyaku

"Jadi mantan"

"Pacaran itu gak pernah berakhir bahagia"

"Hahaha,pemikiranmu sampai segitunya ya"

"Haha" sambil makan bakso

Aku banyak berbincang dengannya,bahkan membahas banyak hal sampai lupa waktu,

Memang sudah lama sekali aku tidak keluar rumah,aku setiap hari hanya memikirkan masa depan, hingga lupa di luar sana ada banyak teman yang menungguku,

Lalu pemikiranku pun membawaku untuk pergi ke rumah sahabat lamaku

Aku di hentikan oleh adik kelas yang jauh tingkatannya dari pada aku

"Eh,kamu temannya jack kan" katanya"

"Iya"

"Rumahmu deket sama dia?"

"Lumayan"

"Jack itu sekarang pacarku loh"

"Apa iya"

"Dia suka selingkuh gak sih?" Tanya dia

"Aku gak tau" sambil ke bingungan

"Ya udah deh aku kasih nomorku ke kamu,nanti kalau dia aneh-aneh kabarin aku ya"

"Siap" kataku

"Tapi aku gak enak sama jack nanti kalau ngubungi kamu,jadi ini aku kasih nomor aku juga,kamu sms aku duluan,nanti aku jadi tau kalau kamu gak lagi sama jack"

"Oh gitu,ya udah mana?" aku ngasih nomorku juga pada adik kelasku itu

Lalu aku melanjutkan perjalananku menuju ke rumah sahabatku dan berbincang-bincang bersama ayah dan ibu sahabatku,karena sahabatku waktu itu sedang bekerja keluar kota.

Setelah sore tiba akupun berpamitan dan menitipkan salam ke sahabatku lalu aku pulang dengan banyak warna hari ini..

Setelah tepat di depan rumah dan membuka pintu aku mendapat sms dari adik kelasku itu,

"Pip" bunyi sms

"Hai,cowokku keliatan di rumah gak?"

"Gak tau,gak liat aku tadi"

"Oh,gitu

Kamu itu satu kelas juga ya dulu sama dia?"

"Iya"

"Wah,pacarku tua dong"

"Jadi kamu ngeledek aku tua" kataku tegas

"Enggak...,enggak gitu maksudku,

Kamu dulu tu sering nongkrong di jembatan pojok rumahku tu kenapa sih?"

"Nungguin temen-temen!"

"Oalah aku baru ngerti"

"Eh,temanku dulu ada yang suka sama jack loh,sewaktu kita sering banget lihat kalian kumpul di jembatan!,eh sekarang malah jadian sama aku"

"Apa iya?"

"jadi gini dulu tu,aku sama temanku itu saling milih,antara kamu sama jack"

"Terus?"

"Temanku pilih jack"

"Lalu kamu" ngerasa sakit hati karena gak di pilih 

"Terpaksa pilih kamu,hahaha"

"Kurang ajar,terpaksa lah ya?" Tanyaku dan tambah sakit hati :'(

"Hahaha,tapikan sekarang aku udah jadian sama jack,aku juga sayang sama jack,tapi jujur loh, aku dulu senang liat kamu di banding jack"

"Haduh-haduh ngomongnya ngelantur bocah ini,udah sayang-sayangan sama jack sana" seruku muak

"Iya-iya tapikan aku jujur loh"

"Hah,yadah terus maumu apa?"

"Gak apa-apa kok,aku kan udah punya jack" ledeknya berusaha membuatku cemburu

"Iya,semoga bahagia ya?" Seruku kesal ingin menyudahinya

"Ya udah,kalau nanti ada apa-apa tentang jack bilang ya,dia kan teman baikmu"

"Okay,dah!" Akupun mengakhirinya

Aku tidak begitu mengerti tentang dunia percintaan,aku tak ingin lagi menyia-yiakan hidupku untuk memperjuangkan hal yang tidak penting lagi,aku mau benar-benar focus dalam karier ku kedepan dan menciptakan kualitas untuk memenuhi kebutuhan hidupku,

Tujuan dan perasaan

Ternyata aku tidak lah mahir berjuang tentang perasaan,

Biarlah ada garis jarak antara perasaan dan tujuan,

Aku hanya mahir berkarya dengan sesuka hatiku,

Mungkin masa depan lebih penting dari pada mementingkan egoisku,

Saat ini biarlah aku kembali ketempat asalku,

Menenun kembali harapan lama,

lalu merangkainya menjadi cerita tertulis yang nantinya akan selalu aku baca dan menjadi penyemangat hidupku hingga masa menuaku.

Aku tidak akan menyesali setiap perjuangan,

tetapi aku ingin lebih optimis lagi dan menggunakan perjuanganku bukan untuk perasaan lagi tapi untuk tujuan.

Selamat datang lembaran baru!