Setelah siputri pulang dari cafe rasa rindu menelannya,lalu tangan siputri berusaha menelponku...
Kringggg,kringgg (suara telpon)
"hallo... " kataku
"Iya hallo.."
"Kenapa?"
"Aku merasa tekanan yang berat"
"Kamu butuh sesuatu?" aku berusaha mencari apa yang dia inginkan
"Entah kenapa aku ngerasa cuma kamu yang bisa menghiburku,saat aku ingin hilang"
Lalu aku tutup teleponku dan bergegas ke rumah siputri
Setelah sampai,
aku ketuk pintu rumahnya,lalu dia membuka pintu dengan semangat yang patah
"Apa kamu baik-baik saja" kataku ngos-ngossan karena berlarian
"Aku tak apa-apa"
"Lihatlah wajah tampanku biar kamu tersenyum"
"Hahaha" dia tertawa lengah
"Sudah ceritalah masalahmu padaku"
Kami duduk di atas kursi panjang lalu siputri hanya diam,memelukku dan meratap,
perlahan meneteskan air mata..
Siputri menceritakan tentang pekerjaannya dengan hati yang patah:
Aku pernah berlama-lama dengan waktu,hingga tidur adalah hal langka untukku di kala itu,karena kesibukkanku hanyalah mengatur waktu agar aku tetap hidup,Itulah kenyataan di mana waktu adalah uang
Tidak sesederhana itu perjalanan tentang waktu,
Aku ingat ketika hidupku di atur oleh waktu,
Aku seperti budak yang tunduk kepada sang waktu dan otakku terbius oleh kenyataan yang mengatakan; kekayaan dan hidupku tergantung waktu yang aku miliki...
Kebutuhan hidup adalah hal yang tidak bisa di tawar lagi,itu sudah menjadi kewajiban bagiku
Bekerja untuk bersekolah adalah hal yang sulit untuk di kerjakan,apalagi waktu yang mengatur keuangan,bahkan meletakkan sendalpun harus dengan aturan tertentu agar aku bisa berlama-lama dan menghargai waktu,lalu menjadikannya uang untuk kebutuhan hidupku.
Jejak sang waktu tidak hanya mengubah cara bekerjaku,tetapi juga mengubah sifat orang-orang menjadi lebih menyeramkan ketika mereka tau aku tidak menghargai sang waktu.
Aku hampir tidak percaya dengan ini,
Tetapi inilah realita kehidupan yang pernah aku rasakan,
semua orang menekanku untuk menghargai waktu,
bahkan mereka bisa dengan mudah membuat aku tidak nyaman dengan pekerjaanku lalu aku pamit keluar dari pekerjaanku dengan hormat.
Sungguh aku merasa tidak nyaman di zona waktu ini,aku merasa tertekan,
ingin hati berpindah ke tempat lain dan berharap tak satupun orang menjadi budak waktu,setelah banyak aku berpindah-pindah pekerjaan dan 2 bulan berjalan aku berkerja,sifat asli mereka mulai terlihat,mereka kembali menekanku hingga aku merasa tak ada tempat yang berbeda,semua sama saja,hingga membuat aku lengah,pasrah dan tunduk dengan sang waktu.
Kenapa waktu bisa membuat mereka semua memiliki pemikiran yang sama?
Kenapa waktu bisa membuat mereka mampu mempengaruhi orang lain untuk tunduk dengan sang waktu?
Kenapa sang waktu bisa mengubah ke geniusan mereka menjadi peluru yang menyakitkan?
Di titik inilah kehidupan kejamku di mulai..
Yaitu ketika masuk atau tidaknya aku bekerja di tentukan oleh kartu waktu.
Saat pertama aku masuk tempat kerja,aku diharuskan mempersiapkan semua peralatan kerjaku,Lalu aku meletakkan semua peralatanku di locker dan menunggu jam kerja tepat pukul 20.00,di sini lah waktu mulai berputar dan aku bisa mencetak lembaran-lembaran uang.
Setelah waktu berputar dari pukul 20.00 ke 20.01 di sinilah kehidupan yang tergantung dengan waktu dimulai,yang harus aku lakukan pertama kali adalah memakai seragam dengan 2 lapisan,
"memakai seragam kerja tidak sesederhana seperti yang di pikirkan orang pada umumnya",
saat ini aku berada di ruangan pertama,dimana lapisan kedua di letakkan,
lalu sebelum aku memakai lapisan kedua aku harus mengambil lapisan pertama yang di simpan di dalam ruangan ke dua,lalu kembali lagi ke ruangan pertama,menata rapi badanku dan memakai seragam lengkap,
lalu kembali lagi ke ruangan ke dua untuk membersihan baju dengan alat khusus penyedot sehelai rambut dan debu kecil,
lalu menggosok baju dengan perekat agar baju tidak meninggalkan serat-serat baju,
membolak-balik diri hingga banyak waktu bisa aku dapatkan dan tidak mengenal kata lelah,
karena itu adalah uang,bukan aku ingin melakukannya dengan sengaja,tetapi ini adalah peraturan wajib dari atasanku,entah dari mana kerja sama ini tercipta,yang aku bisa hanya patuh pada peraturan itu sebagai seorang pemula.
setelah benar-benar bersih aku harus mengambil topi,
memakai topi juga harus teliti dan benar-benar rapi,
alasan mereka adalah "kalau hal ini tidak di lakukan akan sangat menyulitkan ketika pekerjaan di mulai",aku menurutinya karena ini adalah perkerjaan yang wajib aku kerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidupku,
setelah pemakaian topi di depan kaca selesai,kami di haruskan mengambil sepatu di tempat yang berbeda,
setelah selesai,kami turun ke lantai paling bawah sambil membawa sepatu kerja putih bersih lalu menaruhnya di depan pintu dan di haruskan mengecek panas tubuh setiap hari,serta menulisnya di atas kertas,mereka pernah bilang "jika badan terlihat sakit aku akan di liburkan",setelah selesai dengan itu semua,
kami juga harus membersihkan tangan kami dengan sabun yang di haruskan 5menit dan yang telah disediakan timer,
setelah selesai mencuci tangan,
kami harus antrian mengambil sapu tangan plastik dua lapis untuk kami bekerja,
setelah selesai dan sebelum kami bekerja,
kami harus menyemprot tangan kami dengan alkohol,
mereka juga pernah bilang "agar tangan kita tebebas dari kuman"..
sudah berapa jam kami melakukan hal ini??Sebelum kami bekerja??di sini satu jam bekerja di bayar dengan uang..!!
Dan jika nanti kami ke tolilet dan keluar di ruangan kedua,
kita di haruskan mengulangi semua itu,
karena ketika ke toilet kita di wajibkan melepas seragam kerja yang berlapis-lapis itu, karena menurut mereka itu nantinya akan membawa kuman yang menempel di baju,jadi kita wajib mencopot semua perlengkapan kerja kita.
Semua orang tidak sadar tentang permainan waktu ini,aku juga tidak bisa mengucap sesuka hatiku,karena orang-orang di sana tidak menginginkan kebocoran sedikitpun tentang apa yang mereka lakukan,bahkan aku tidak menemukan cela sedikitpun untuk melaporkan mereka,menurutku ini adalah persekongkolan para atasan,karena ini terlalu jeli,semua itu mereka ubah ke dalam bentuk peraturan yang harus di kerjakan,jika tidak di kerjakan itu akan menjadi resiko yang buruk bagi pekerjaan ini.
hah menyebalkan!!
"Kamu berdoa saja kepada tuhan,biar di beri kemudahan" kataku
"Aku selalu berdoa,tetapi malah semakin menjadi-jadi" kata siputri
"Mungkin pekerjaanmu itu akan di jadikan tuhan untuk menguatkanmu"
"Baiklah,aku juga akan melakukan semuanya dengan ketulusan,walaupun orang lain berusaha mempengaruhi dan menyuruhku untuk menipu,tetapi aku akan tetap memegang kebenaran bahwa hatiku tidak nyaman dengan pekerjaan ini"