Arunika sudah selesai mandi, sekarang dia sedang bersiap ke apartemen Zayn. Sementara papanya sedang asyik berbicara dengan umi dan abi Zayn via telepon.
"Papa, Arunika antar makanan buat kak Zayn sebentar ya! kasihan kalau dia kelaparan, kan tadi aku sudah janji mau mengantarkan ke apartemennya." Arunika mencium tangan papanya, sementara tangan kirinya menenteng papper bag berisi bakso yang tadi dibuatnya.
"Iya sayang, tapi kamu jangan lama-lama ya! tidak baik lelaki dan perempuan berdua saja, nanti ada setan yang datang menggoda kalian." Haedar tersenyum kepada putrinya yang kini sedang membelalakkan matanya mendengar apa yang dikatakan papanya barusan.
"Papa berfikir terlalu jauh, Arunika sudah menganggap kak Zayn seperti kakak aku sendiri, tidak lebih." Arunika segera keluar dari rumahnya dan menuju lift dan bergegas ke apartemen Zayn.
"Enak saja kakak, kamu harus menganggapnya sebagai suamimu. Kalian sangat cocok," Haedar bergumam sendiri setelah putrinya pergi, dia juga baru saja mengakhiri panggilan teleponnya dengan Rafi dan Ayya orang tua Zayn.
"Assalamu'alaikum... kak Zayn..." Arunika memencet bel apartemen Zayn sambil berteriak mengucapkan salam, Zayn segera keluar dari dalam dan membukakan pintu. Dia tersenyum melihat Arunika datang, dia sudah suka dengan gadis ini sejak pertama kali bertemu di pesawat.
"Wa'alaikum salam, kok lama sekali! aku kelaparan ini..." Zayn langsung menarik tangan Arunika masuk kedalam, Zayn kemudian merebut papper bag yang dibawa gadis itu dan membawanya ke dapur. Arunika melihat laptop Zayn menyala dan dia kemudian melihatnya. Saat melihat apa yang sedang dilakukan Zayn, Arunika merasa sangat senang. Dia kemudian mengutak-atik laptop Zayn dan menyelesaikan pekerjaan Zayn yang baru dikerjakannya delapan puluh persen.
"Klik." tangan Arunika memencet tombol enter dan dia tersenyum.
"Selesaii." Gadis itu bertepuk tangan, Zayn melihat tingkah Arunika dengan curiga. Dia meletakkan baksonya dan langsung melihat laptopnya, dia sangat terkejut saat melihat proyek yang sedang dikerjakannya sudah selesai. Otomatis pandangannya kini beralih pada Arunika.
"Gadis nakal, apa kamu yang melakukan ini?" Zayn menatap tajam mata gadis didepannya yang kini sedang tersipu malu dan mengangguk. Zayn kemudian menghampiri Arunisa dan mengacak rambutnya lalu tersenyum.
"Apa kamu mau menjadi partnerku?" tanya Zayn kemudian Arunika mengangguk dan keduanya sepakat akan bekerja sama saat mereka memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan pemrograman.
"Mulai sekarang kita pasangan yang solid ya kak!" Arunika menegaskan, Zayn hanya bisa mengangguk kemudian dia mencicipi bakso buatan Arunika.
"Mmm, masakanmu lumayan enak juga. Kalau kau membuka kios bakso disini, aku rasa pasti daganganmu laris manis..." dalam sekejap bakso didalam mangkuk sudah berpindah ke perut Zayn, keduanya lalu sibuk didepan laptopnya Zayn. Mereka menyelesaikan banyak sekali pekerjaan sulit yang membuat orang lain pusing tujuh keliling, tetapi ditangan dua pemuda ini dalam waktu satu jam keduanya berhasil mengumpulkan uang sebesar US$12000 atau kalau dirupiahkan hampir mencapai Rp.180.000.000,00.
"Kakak, Arunika pulang dulu ya! tadi papa udah berpesan aku tidak boleh lama-lama. Kalau nggak nurut kita mau dinikahin katanya.." Arunika tertawa sambil melangkah keluar dari apartemen Zayn, dia sengaja memancing Zayn dan ingin tahu bagaimana reaksi Zayn kalau mereka akan dinikahkan. Sebenarnya Zayn sangat terkejut, tetapi kemudian dia tersenyum dan menarik kembali tangan Arunika dan membawanya masuk.
"Kakak, apa-apan sih? aku kan mau pulang. Apa kakak pingin papa marah, apa kakak nggak takut dinikahin sama aku?" Arunika mencuri pandang pada Zayn ingin tahu reaksinya.
"Justru itu, aku menarikmu masuk kembali biar papamu marah dan menikahkan kita.." Zayn terkekeh melihat wajah Arunika yang memerah, sangat imut dan menggemaskan.
"Dasar gila, mau dinikahin kok bahagia. Kita kan masih kecil, lagi pula kita tidak saling mencintai. Bagaimana kita mau menikah?" Arunika tidak habis pikir, Zayn pun kemudian kembali membukakan pintu dan mengantar Arunika sampai di lift. Setelah gadis itu menghilang dari pandangannya, Zayn kembali ke apartemennya. Dia kembali berkutat dengan laptopnya, mencari peluang untuk membantu orang-orang yang membutuhkan jasanya. Lalu tiba-tiba dia memikirkan Arunika, dia tersenyum membayangkan gadis kecil yang imut itu.
"Arunika, seandainya aku benar-benar menikahimu apakah kamu mau? dan apakah kamu akan bahagia hidup bersamaku?" Zayn melamun, orang seperti Zayn memang tidak memiliki banyak teman. Dia lebih sering menyendiri dan asyik dengan dunia digitalnya. Makanya saat bertemu dengan gadis seperti Arunika, Zayn merasa telah bertemu dengan belahan jiwanya, tetapi untuk saat ini dia tidak berpikir terlalu jauh dia membiarkan semuanya mengalir seperti air.
Zayn kemudian merapihkan semua barang-barangnya yang berserakan diruang tamunya lalu setelah semuanya menjadi bersih, kemudian dia menuju kamarnya. Dia berbaring dan tertidur. Besok dia akan seharian berada di kampus, jadwalnya sangat padat besok. Dia akan mengisi tiga kelas untuk mata kuliah yang diampunya.
"Kak Zayn, ayo kita menangkap kupu-kupu itu.." gadis cantik itu terus berlari mengejar kupu-kupu berwarna putih yang sangat cantik, Zayn juga ikut mengejar dibelakangnya karena terlalu fokus mengejar kupu-kupu itu Arunika terjatuh begitu juga dengan Zayn. Keduanya terjatuh ditempat yang sama. Saat ini, Arunika berada dibawah tubuh Zayn, kedua mata mereka saling menatap.
Arunika kemudian memejamkan matanya dan Zayn mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Arunika yang kini tertindih oleh tubuhnya, lalu Zayn melumat bibir Arunika. Keduanya kemudian saling berciuman dan mereka saling bercumbu hingga Zayn dan Arunika melakukan "hal itu" keduanya sangat menikmati aktivitas mereka hingga Zayn merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia mengeluarkan benihnya dirahim Arunika dan keduanya terlelap di bukit yang sangat sejuk dan indah. Saat keduanya sedang saling berpelukan dengan tubuh mereka yang polos, tiba-tiba dari atas pohon tempat mereka berbaring ada banyak sekali makhluk yang menjijikkan berjatuhan, ulat bulu..
"Hiiii... Arunika, banyak ulat bulu! aku jijik, ayo kita pergi dari sini,,," Zayn menarik tangan Arunika dan keduanya berlari hingga tergelincir dan jatuh berguling-guling ke bawah dan
"Gedubrak...." Zayn terjatuh dari tempat tidurnya, ternyata semua yang dia alami hanya sebuah mimpi. Saat Zayn melihat tubuh bagian bawahnya, dia tersipu malu lalu segera menelepon uminya dan memberitahu kalau hari ini dia mengalami mimpi basah. Setelah mendengar nasihat dari uminya, Zayn kemudian melakukan junub[Mandi besar], hal ini menandakan dia sudah baligh. Itu berarti dia sudah harus bertanggung jawab pada dirinya sendiri.
"Kakak, tunggu! kita berangkat bareng ya.." Arunika yang melihat Zayn keluar dari lift segera menghampirinya.
"Maaf cantik, kakak akan berangkat sendiri. Kakak harus menyelesaikan pekerjaan yang sangat penting." Zayn berjalan cepat menghindari Arunika, dia masih malu dan gugup bertemu gadis itu. Kenapa juga harus dia yang berada didalam mimpinya. Saat ini, Zayn merasa malu sendiri saat bertemu Arunika. Sementara itu, Arunika menatap heran pada lelaki tampan yang terlihat sepuluh kali lebih tampan saat rambutnya setengah basah seperti pagi ini. Dia berpikir apakah ada sesuatu yang salah.
"Ada apa dengan kak Zayn ya?" gumamnya, lalu dia berjalan kembali masuk kedalam apartemennya. Dia kemudian duduk di sofa ruag tamunya menunggu papanya yang sudah siap berangkat ke kampus.