Flashback On!
Ivi mengikuti sebuah acara seminar bisnis di salah sebuah hotel. Setelah acara seminar selesai, ia keluar ruangan dengan tenang dan sambil membaca buku mengenai dunia bisnis yang ia beli di acara seminar tadi. Namun, karena terlalu fokus, ia menabrak punggung seseorang yang berhenti.
Dugh!
"Aw... " ringis Ivi saat keningnya menubruk punggung orang itu. Bukunya terjatuh, ia pun menunduk untuk mengambil buku itu. Bersamaan dengan itu, seseorang yang punggungnya ditubruk oleh Ivi pun membantu ia mengambil buku itu. Hingga, tatapan mereka pun bertemu. Lelaki itu memberikan buku itu pada Ivi. "Ini buku anda?" tanya lelaki itu.
"Iya.." Ivi mengambil buku itu. "Maaf tadi saya jalannya gak lihat jadi nubruk kamu.." ucap Ivi sambil mengusap keningnya.
"No prob.. Saya juga salah karena berbicara di area yang dilintasi oleh orang-orang.. " balas lelaki itu.
"Bro, kalau gitu gue duluan ya..." ucap teman ngobrol Felix.
"Oh ok bro" balas Felix
Felix kembali fokus pada Ivi.
"ah.. iya sama-sama salah hehe.."
Lelaki itu mengulurkan tangan " Saya Felix.. Boleh saya tahu namamu?" tanya Felix sedikit ragu.
'Masya Allah... Perempuan ini... Kenapa aku jadi deg-degan gini?' Batin Felix
Ivi kemudian tersenyum. Ia merapalkan tangannya di depan dada.
"Oh... Saya Relivia... Panggil Ivi aja"
Felix langsung menarik uluran tangannya. Ia tersenyum kecut.
"Ah maaf.. Saya gak tahu..nice to meet you..."
"Nice to-" ucapan Ivi terpotong karena teriakan seseorang.
"IVI!!!" Teriak seseorang di belakang Ivi. Ivi melihat ke belakang. Ia tersenyum pada sosok yang memanggil namanya. Orang itu pun kini sudah berada di antara Ivi dan Felix.
"Kamu sudah selesai acara seminarnya?" tanya lelaki itu dengan senyumnya. Ivi membalas senyuman itu.
'Oh... apa mereka sepasang kekasih?' Batin Felix. Ia terus memperhatikan interaksi keduanya.
"Udah nih.. kok kamu jemput? Katanya lagi sibuk" Ivi
"Anything for you ... Ayo pulang.." ajak lelaki itu dengan senyumnya. Ivi melirik Felix sekilas sebelum menyetujui ajakan kekasihnya.
"Hm mas saya duluan ya.. "Pamit Ivi pada Felix. Felix hanya mengangguk.
'Oh.. jadi benar mereka sepasang kekasih... Oh ayolah Felix kenapa jadi seperti ini?.....' Batin Felix
"Ayo sayang.." ajak Alfi menggandeng Ivi.
"Iya.. Assalamualaikum mas" Pamit Ivi.
"Waalaikumsalam.. semoga kita bisa bertemu kembali"
Ivi hanya tersenyum, sedangkan Alfi? Ia sedikit emosi.
....
#MobilAlfi..
"Tadi siapa?" tanya Alfi pada Ivi yang sibuk membaca buku bisnis itu. Ivi melirik Alfi.
"Gak sengaja tadi aku nubruk dia dari belakang pas dia lagi ngomong sama temennya.. Yaudah dia kenalin diri" jelas Ivi dan lanjut membaca.
"Kalian gak tukaran nomor handphone kan?" tanya Alfi curiga. Ivi kembali menutup bukunya.
"Ya enggaklah... ada-ada aja kamu" ucap Ivi dengan kekehannya.
"Kali aja kan..." was-was Alfi.
"Udah ya aku mau baca buku seminar tadi..." ucap Ivi yang mulai membaca buku bisnis itu.
"Yaudah iya..." Alfi kembali fokus menyetir.
******
Felix pun pulang ke rumahnya. Ia mendudukkan diri di sofa ruang tengah. Ada Mama dan Papanya di sana.
"Dari mana Lix?" Adri.
"Seminar bisnis pa.."
"Terus sudah minat di dunia bisnis?" Veni
"Gak deh ma pa.. Aku tetap mau berkarir di laut.. Lagian aku udah lulus seleksi akhirnya.. Jadi bulan depan aku udah mulai berlayar"
"Kamu yakin?" Adri
"Iya pa.. "
"Kalau kamu udah mulai berlayar, kan bakal jarang pulang Lix" Veni
"Gak apa-apa ma... Lagian aku belum ada tanggungan jadi gak terlalu beban.."
"Kamu kapan nikah?" Veni
"Ya Allah ma... nanti dulu donk kalau urusan itu. Lagian aku baru aja selesai kuliah..."
"Emang kamu gak ada gitu dekat sama siapapun?"
"Enggak ma... Aku mau memantaskan diri aja.. Udah ya ma aku mau istirahat"
"Yaudah iya... Kasih mama mantu yang terbaik ya Lix"
"Iya mamaku sayang... In Syaa Allah..."
.....
1 minggu setelah acara seminar.
Ivi dan Alfi tengah berada di sebuah Cafe.
Ivi sedang mengerjakan tugas kuliahnya di laptop.
"Sayang??" panggil Alfi pada saat Ivi tengah fokus mengerjakan tugas.
"Hmm??"
"Aku mau lanjut kuliah pelayaran"
Deg!
Ivi terkejut. Ia pun langsung menutup laptopnya dan menatap Alfi.
"Maksudnya?" Ivi
"Iya sayang... jadi aku pengen banget jadi captain.. Dari dulu sebenarnya aku pengen kuliah pelayaran cuma belum ada dana.. dan sekarang aku kan udah ada dana, jadi aku mau kuliah pelayaran supaya nanti bisa menjadi captain.. Kamu setuju kan?"
"Kalau menurut kamu itu baik ya aku bisa apa? Kamu udah bicarain ini ke orang tua kamu?"
"Udah sayang... kamu beneran gak apa-apa kan kita LDR?"
"Sebenarnya aku gak bisa... tapi aku percaya sama kamu.. aku yakin kamu bisa jaga hati kamu untuk aku."
"Makasih ya sayang.. aku janji akan jaga hati aku untuk kamu... Percaya sama aku... saat aku udah sukses nanti, aku bakal lamar kamu.. Aku pengen hidup bahagia sama kamu.. membangun kisah baru di antara kita.. kamu juga jaga hati untuk aku ya"
"Hm iya sayang... Semoga kamu bisa raih cita-cita kamu ya... Aku akan jaga hati aku untuk kamu kalau kamu juga menjaga hati kamu untuk aku.."
"Aku sayang kamu..." Alfi mengecup tangan Ivi.
....
3 tahun kemudian....
Alfi tengah mengikuti seminar perkapalan. Ia akan segera melakukan prala. Tak hentinya ia tersenyum karena sebentar lagi ia akan benar-benar terjun di dunia laut.
"Bro, gak nyangka ya kita bakal secepat ini Prala.." ucap Teman Alfi
"Hahah iya bro... gak nyangka ya gak?"
"Eh btw itu bintang tamu di depan adalah captain termuda di kalangan perkapalan negara kita." tunjuk temannya pada seseorang di depan. Matanya pun mengikuti arahan temannya.
"Wah... keren bro... Seumuran gue tuh" Alfi
"Lah iya?"
"Iya.."
"Keren ya gak? Felix Devanno.. Gila keren banget dia" puji teman Alfi.
"Namanya Felix Devanno?"
"Iya.. Kenapa fi?"
"Gak bro... Gue kayak pernah lihat dah.."
...
Selesai seminar, Alfi mencoba untuk bisa menemui Felix. Saat sedang mencari Felix, ia pun menemukan Felix yang sedang mengobrol dengan salah seorang di acara seminar tadi. Alfi menunggu orang itu meninggalkan Felix dari jauh. Setelah melihat orang itu pergi, Alfi menghampirinya.
"Permisi Mr..." ucap Alfi
"Ya??" tanya Felix
"Bisa saya meminta waktu Mr. sebentar?" tanya Alfi.
'Sepertinya gue pernah ketemu deh sama dia.. tapi di mana ya??' Batin Felix mencoba berpikir.
Alfi yang mengerti Felix bingung pun berbicara.
"Sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya Mr.?" Tanya Alfi
"Saya pikir begitu.."
Felix mencoba mengingat.
"Ah.. kamu kekasihnya Relivia bukan?" tanya Felix
"Iya Mr"
"Oh.. ada apa?"
"Bisa saya belajar dari Mr. bagaimana menjadi captain di usia muda?"
Dari situ Alfi dan Felix berteman.
....
Felix kini telah berlayar. Setelah bertahun-tahun akhirnya ia mendapat gelar captain. Ia sungguh puas dengan hasilnya. Ia tengah mempersiapkan barang-barang nya untuk pulang ke rumahnya membawa kabar gembira ini. Karena ia sudah lama sekali tak pulang menemui orang tuanya.
Dengan senyum merekah, Felix menarik kopernya di bandara.
.....
Setelah perjalanan panjang di pesawat. Akhirnya ia tiba. Ia melangkah memasuki pacar rumahnya dengan senyumnya.
"Thanks God akhirnya gue bisa buat bangga keluarga ini.. Gue bisa membuktikan bahwa gue bener-bener bisa menjadi captain... Bismillah" Felix mengetuk pintu rumah.
Calvin membuka pintu dengan malas.
"Cari siapa?? Gadak orang disi-" ucap Calvin sambil menguap dan betapa terkejutnya ia saat melihat Felix di depannya. Ia langsung mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Serius demi apa?! Ini lo kak?!" tanya Calvin antusias sambil meneliti wajah Felix.
Pletak!
Felix menjitak kening Calvin.
"Ya iya la lo kira apaan?" Felix
"Gue kira arwah lu yang gentayangan.." ledek Calvin sambil merangkul kakaknya.
"Sialan lo!" mereka berjalan masuk rumah.
"Bonyok di dalam kan Vin?" Tanya Felix.
"Iye.."
........
Ivi akan memberikan surprise pada Alfi karena telah berhasil menyelesaikan pendidikan laut nya. Ia akan menemui Alfi di kos-kosannya. Fyi, biasanya kalau orang kuliah perkapalan gitu mereka kuliahnya senin sampai kamis kan nginap tuh di asrama nah kalau jumat sampai minggu mereka libur ngampus jadi bisa balik ke kos.
......
Ivi membawa paper bag di tangannya saat memasuki gedung kos-kosan Alfi. Sebelumnya ia mengetahui kos-kosan Alfi dari Alfi sendiri.
Saat Ivi membuka pintu kamar Alfi, ia menatap tak percaya apa yang ia lihat. Paper bag yang ia bawa pun jatuh ke lantai begitu saja. Ia menutup mulutnya tak percaya. Buliran bening ke luar dari mata indahnya.
Alfi yang tersadar akan kehadiran seseorang pun menoleh.
"Ivi..." ucap Alfi terkejut. Ivi langsung berlari dari sana. Alfi mengejarnya. Dan mereka bertemu.
Alfi menggenggam tangan Ivi.
"Sayang... itu gak seperti yang kamu pikirin.. Aku benar-benar gak ada hubungan apapun sama dia.. Tolong percaya sama aku" ucap Alfi dengan tatapan sendu. Ivi menghapus air matanya.
"Aku jauh-jauh datang ke sini buat surprise-in kamu.. Tapi ternyata kamu udah punya yang baru.. Aku kira kamu beneran jaga hati kamu buat aku Al! Tapi nyatanya apa?! Kamu malah kasih hati kamu untuk perempuan lain! Aku kecewa sama kamu" tangis Ivi.
"Sayang.... gak gitu sayang.... Aku gak ada ngapa-ngapain sama dia... Dia tadi curhat sama aku dan sandarin kepalanya di pundak aku... aku diam karena aku kasihan sama dia.. terus aku gak tahu kalau kamu bakal datang dan dia malah peluk aku kayak tadi"
"Sudahlah Al... Aku capek... selama ini aku jaga hati aku buat kamu tapi kamu hancurin itu.. mulai sekarang kita putus! Jangan pernah hubungi aku lagi!" Ivi melepaskan tangannya dari genggaman Alfi dan pergi.
Alfi frustasi. Ia terduduk di aspal.
"ARGH!!!!!" Frustasi Alfi dan menjambak kasar rambutnya.
.........
Setelah beberapa bulan....
Ivi tengah melakukan aksi sosial dengan membagi-bagikan sembako pada orang-orang pinggiran di jalan raya. Ia dibantu oleh beberapa rekannya. Aksinya itu tak sengaja tertangkap oleh fokus Felix.
"Perempuan itu.. ?? Oh ayolah gue ketemu dia lagi.. " Felix memarkirkan mobilnya dan berjalan kaki untuk bisa lebih dekat memperhatikan gerak-gerik Ivi. Ia tersenyum saat melihat Ivi memberikan sembako pada mereka yang membutuhkan.
"Masya Allah... benar-benar idaman... sayangnya dia sudah ada yang punya..." gumam Felix. Felix pun menghampiri Ivi.
"Assalamualaikum.." ucap Felix.
"Waalaikumsalam... Mas???" Ivi sedikit berpikir.
"Felix mbak..." ucap Felix dengan senyum.
"Ah iya.. heheh ketemu lagi"
"Jodoh kayaknya mbak" canda Felix
"Heheh mas ini"
"Eh maaf mbak bercanda..."
"Iya mas gak apa-apa..."
"Pacarnya lagi berlayar ya mbak?"
"Ah.. hmm... kami sudah lama selesai mas"
'Alhamdulillah" batin Felix
"Oh ya?? maaf saya gak tahu"
"iya mas"
"Sekarang gimana mbak?"
"Maksudnya?"
"Mbaknya masih sendiri?"
"Saya sudah menemukan penggantinya mas..."
'Yah.. kalah cepat gue' batin Felix
"oh gitu.. yaudah saya permisi mbak" Felix langsung pergi.
Flashback Off...