Felix sedang berada di kapal nya. Ia sedang mengatur muatan kapal dan lain-lain.
"Kalau udah selesai, langsung gerak aja ya.. Pelayaran kali ini ke negeri tetangga.." jelas Felix
"Siap Captain..." balas mereka.
"Yaudah saya ke sana dulu.. Kalian boleh lanjut." Mereka pun mengangguk sebagai jawaban.
Felix duduk di sisi kapal sambil menatap air di sekitarnya. Kemudian ia mengambil handphone di sakunya. Membuka galeri dan menemukan foto Ia dengan Ivi.
"Aku kangen banget sama kamu sayang.... Semoga kita bisa segera ketemu ya... Rindu ini berat banget... Maaf belakangan aku sedikit cuek.. Aku cuma gak mau kamu terlalu merindukan aku yang entah kapan akan pulang." gumam Felix sambil melihat fotonya dengan Ivi di handphone.
"Aku harap setelah pelayaran panjang kali ini, aku, kamu dan Baby kita bisa berkumpul terus dan gak akan berpisah lagi.." gumamnya sambil mengusap foto di hp itu.
"Andai aja aku gak terjebak dengan hal itu.. Mungkin aku gak perlu kayak gini... Argh!!" kesal Felix
Drrrrttttt.....
'Calvin is Calling You....'
"Calvin? Tumben" Gumam Felix dan menerima panggilan itu.
'Assalamualaikum kak' ucap Calvin dari sebrang telepon.
"Waalaikumsalam.. kenapa Vin?"
'Lo sudah hubungi kak Ivi?'
"Kenapa?"
'Gak sih cuma tanya aja soalnya dia kan lagi hamil jadi mungkin bakal lebih sensitif... usahain buat sering hubungi dia..'
"Oh iyaya... Yaudah gue mau berlayar..."
'Oh Ok bye'
Tuttt....
"Maaf...." lirih Felix dan melanjutkan pekerjaannya.
.....
Calvin merasa ada sesuatu yang mengganjal di antara hubungan keduanya. Ia pun memutuskan untuk memerintahkan orang untuk mengawasi Felix.
...
#FLASHBACK ON
Shena menemui Alfi di apaetemennya. Hal ini karena Alfi telah lama tidak pulang ke rumah.
Ia memasuki apartemen Alfi. Ia bisa langsung masuk karena ia mengetahui passwordnya.
Sesampainya di dalam, ia menemukan Alfi yang tengah tidur di sofa dengan kondisi tv yang masih menyala. Apartemen Alfi benar-benar berantakan. Ada banyak sampah makanan yang berserakan di sana. Shena benar-benar stress melihat hal itu. Ia kemudian menggoyangkan tubuh Alfi agar Alfi bangun.
"Kak!!! Bangun kak!! Kak!!" ucap Shena sedikit teriak sambil terus menggerakkan tubuh Alfi. Merasa terusik, Akhirnya Alfi bangun.
"Apa sih ah?! Ganggu tahu gak sih lo?!" kesal Alfi dan langsung duduk. Shena ikut duduk.
"Kak.... Ayah Ibu sakit kak... Mereka masuk Rumah Sakit kak" ucap Shena sedih.
"Lah terus urusannya apa sama gue?" Ucap Alfi bodo amat.
Shena mengernyitkan keningnya. Apa yang dikatakan kakaknya?? Ia benar-benar tak percaya bahwa kakaknya bisa berubah seperti ini.
"Kak??? Mereka itu orang tua kita kak... Kakak gak sedih lihat mereka sakit?? Kak??? Sadar kak...." Shena terisak.
"Halah mereka juga gak pernah dukung gue kok. Bodo amat lah.. mending lo pergi dari sini" usir Alfi.
"Kakak usir aku?? Kenapa kak??!! Kenapa kakak berubah?!!!" Shena sedikit meninggikan suaranya sambil menyangkal air mata yang terus jatuh.
"Gue udah gak butuh kalian! Pergi deh lo!" Usir Alfi yang mendorong Shena dari sofa.
"Aku itu adik kandung kamu kak! Kenapa kakak giniin aku??! Apa ini semua karena Ivi?! IYA?!!" Shena mengeraskan volume di akhir.
"IYA!!! MAU APA LO HA?!! GAK SUKA?!! BODO AMAT!" Bentak Alfi. Sontak, hal itu membuat Shena terkejut.
"Kakak bentak aku?? Hiksss... kakak berubah sekarang.. Aku gak nyangka kakak berubah hanya karena perempuan seperti Ivi!"
PLAK!!!!
"Tutup mulut lo ya!!! Lo itu gak jauh lebih baik dari Ivi!! "
Shena memegangi pipinya yang ditampar oleh Alfi.
"Bahkan sekarang kakak berani tampar aku... Hiks..."
"Udah lo diem deh!! Gak usah drama di sini!! KELUAR LO!" Bentak Alfi.
"Aku akan lakuin apapun kak supaya kakak balik kayak dulu.. Ayah... Ibu... Aku... kita semua butuh kakak... Tolong jangan kayak gini kak... aku mohon" Bujuk Shena yang memeluk kaki Alfi.
Alfi berpikir sejenak.
'Gue bisa andelin Shena buat ngerusak Rumah Tangga Ivi dan Felix... Apapun akan gue lakukan demi merebut apa yang seharusnya menjadi milik gue!' Batin Alfi.
"Ok.. Tapi lo harus turutin semua kemauan gue!"
"Iya kak aku janji... Apa yang harus aku lakuin kak?"
"Bangun lo" titah Alfi sambil mengulurkan tangan.
Shena menerima uluran itu dan bangun. Ia dan Alfi kemudian duduk di sofa.
"Jadi apa yang bisa aku lakuin kak?"
"Hancurin pernikahan Ivi dan Felix!!" tegas Alfi
"Ma-maksudnya..?? Maksud kakak apa?" gugup Shena.
"Lo bilang bakal lakuin apapun kan??" Shena mengangguk.
"Yaudah hancurin pernikahan mereka" ucap Alfi enteng.
"Gimana bisa kak.? Itu gak mungkin"
"Terserah lo sih... Kalau lo gak mau yaudah.." Alfi mengendikkan bahu.
"Ok aku bakal hancurin pernikahan mereka.. tapi caranya gimana kak?"
"Lo buat seolah Alfi udah berbuat sesuatu ke lo"
"Ha? Aku gak ngerti kak"
"Susun rencana untuk menjebak Felix" ucap Alfi dengan smirknya. Shena kemudian mengangguk mengerti. Setelahnya, mereka tinggal menyusun rencana bagaimana mengelabui Felix.
.......
Alfi pun menemui orang tuanya bersama Shena di Rumah Sakit.
Saat di koridor Rumah Sakit...
"By the way kenapa bonyok bisa sampai barengan dirawat di Rumah Sakit?" tanya Alfi saat di koridor.
"Aku gak tahu pasti kenapa kak... Katanya tadi ayah sama ibu tuh lagi di perjalanan dan mereka kecelakaan karena ayah gak fokus nyetir.. Ayah mikirin kakak" Shena
"Sekarang mereka di mana?"
"Ruang Rawat Inap kak.. Di sebelah sana kak" Tunjuk Shena pada ruangan di ujung tepat sebelah kiri.
"Jangan ngomong apapun terkait rencana kita untuk menghancurkan pernikahan Ivi dan Felix" tegas Alfi sebelum membuka knop pintu ruangan.
"Iya kak tenang aja... aku juga gak mau mereka drop lagi"
"Bagus... " Alfi melangkah memasuki ruangan orangtuanya dirawat. Mereka disatukan dalam satu ruangan VIP.
Kedua orang tua mereka masih dalam mode Obat bius sehingga belum sadar.
"Kakak beneran resign dari perkapalan?" tanya Shena saat keduanya duduk di sofa yang ada di ruang rawat inap itu.
"Hmm... gue mau perjuangin cinta gue.. Lo gak perlu khawatir soal pekerjaan gue karena gue udah tahu apa yang harus gue lakuin" Alfi mengeluarkan ponselnya dan memainkannya.
"Iya kak... apapun keputusan kakak.. semoga itu yang terbaik... Mulai sekarang aku akan dukung kakak"
"Good... Lakukan rencana kita dengan baik Shena.. Itu sudah sangat cukup membantu gue.."
"Aku usahain kak..."
"Engh...." erang orangtua mereka yang mulai sadar.
Shena tersadar dan langsung melangkah ke arah Brankar Ibunya. Sedangkan Alfi melangkah mendekati brankar sang ayah.
"Fi... " lirih ayahnya.
"Iya yah?" sahut Alfi sebaik mungkin. Ibunya menatap interaksi Alfi dengan sang ayah.
"Kamu dari mana saja? Kenapa gak pernah pulang setelah memutuskan untuk berhenti dari perkapalan?" ucap Ayahnya susah payah.
"Maafin Alfi yah... Alfi tahu Alfi salah... Alfi gak akan ulangi kesalahan itu lagi.. Alfi janji sesibuk apapun Alfi akan usahain buat pulang atau sekedar jengukin kalian.." Alfi menatap ibunya juga.
"Alfi... " panggil Ibunya. Alfi berjalan ke arah ibunya.
"Iya bu?" Alfi
"Jangan kecewakan Ayah dan Ibu ya nak... Jangan buat diri kamu hancur karena ulah kamu sendiri" ucapan ibunya benar-benar menjadi tamparan keras untuk Alfi.
"Maksud ibu apa ya? Alfi gak ngerti" bohong Alfi.
"Nak, ada hal yang lebih pantas untuk kamu kejar selain cinta, yaitu cita-cita nak.. Kesuksesan kamu nantinya akan mengundang cinta yang berkelas. Mungkin sekarang kamu belum benar-benar bisa move on, tapi percaya nak... Yang terbaik gak mungkin pergi bukan?"
"Bu... Ini gak ada hubungannya dengan kisah asmara Alfi.."
"Ibu sudah mengetahui semuanya nak... Tolong.. jangan matikan mimpi kamu hanya karena obsesi kamu nak... Kamu akan menyesal kelak"
"Bu... Maaf.. tapi Alfi udah gak bisa lanjut di kapal.. Maaf"
"Ibu paham... Semua keputusan ada di tanganmu.. Ibu harap ini tidak menjadi penyesalan untuk kamu di kemudian hari..."
Alfi dan Shena menunduk mendengar ucapan ibunya.
'Maafin Shena bu.. Karena pada akhirnya Shena ikut terlibat dalam rencananya kakak... Maaf bu.. Semua Shena lakuin demi kita..' Batin Shena. Air matanya lolos begitu saja.
"Na? Kok kamu nangis?" tanya Ibunya. Tersadar, Shena pun segera menghapus air matanya.
"Eh enggak kok bu... tadi kelilipan aja heheh" elak Shena.
'Maaf bu... Tapi Alfi gak bisa turutin kemauan ibu.. maaf... Semoga ini tidak menjadi penyesalan untuk aku nantinya..' Batin Alfi.
'Ibu tahu kamu berbohong Shena... Semoga kamu gak salah melangkah..' Batin ibunya.
"Yasudah kalau begitu.. Ingat pesan ibu baik-baik.."
"Iya bu" jawab Alfi dan Shena bersamaan.
Thank You....