Setelah beberapa hari yang lalu Zya yang menunjukkan sikap manjanya pada Azka, dan Azka selalu menyukainya. Hari ini tiba saatnya dimana Zya akan menikah dengan Azka dan tentunya yang hanya dihadiri oleh keluarga inti saja karena Azka tidak mau Isti cantik itu diincar musuhnya, orang tua Zya pun menghadirkan pernikahan Zya walaupun nenek Zya tidak diundang karna Zya tidak mau terjadi perdebatan berkepanjangan bahkan tunangan atau lebih tepatnya mantan tunangan Zya tidak diundang disebabkan oleh sifat posesif Azka. sekarang tibalah saatnya. Azka mengucapkan ijab kabul dengan menjabat tangan Andreas .
"Saya nikahkan dan kawinan Azka Rahmatullah alamin Wijaya bin almarhum Zaky Rahmat Wijaya dengan anak kandung saya Kezya Ananda Putri sander binti Andreas Sander dengan maskawin uang 500 Jt, berserta sebuah Tokoh emas berserta isinya dan sebuah mobil Lamborghini keluaran terbaru dibayar tunai." kata Andreas sambil tersenyum merasa sangat bersyukur telah menikah putri dengan orang yang tepat.
"Saya terima nikah dan kawinnya Kezya Ananda Putri Sander dengan maskawin tersebut dibayar tunai." kata Azka satu tarikan napas.
Setelah ijab-kabul selesai akhir Zya turun dari kamarnya dan duduk disampingnya suaminya, mereka tampak serasi dengan pakaian pengantin putih dan Zya menggunakan baju pengantin yang syar'i. setelah itu Zya penghulunya pun memimpin dia setelah ijab, dan tibalah saatnya Zya mencium tangan suaminya sebagai tanda bakti pada suaminya, dan Azka pun membaca do'a di atas ubun-ubun istrinya dan kemudian mencium keningnya dengan penuh kasih sayang.
"Kamu terlihat sangat cantik istriku.... nanti makanlah yang banyak siapkan tenaga untuk mati malam?" kata Azka disela-sela selesai mencium kening istrinya.
"Tentu saja kan resepsi sampai malam, aku akan makan banyak untuk menyiapkan energi untuk duduk disini menyalami mereka karna keluarga mu dan rekan bisnismu ini sagat banyak." jawab Zya dengan polosnya, dia tidak paham maksud dari kata-kata suami nya itu.
"Selamat ya cucu kakek sekarang sudah dewasa dan mempunyai istri yang cantik, jagalah istri mu dengan baik." kata Zubair Rahmatullah Wijaya menasehati cucunya.
"Iya kek Azka akan menjaganya dengan nyawa azka." kata Azka setelah bersalah dengan kakeknya dan memeluk kakeknya, pria yang telah menguatkan dan membuat Azka keluar dari masa lalunya yang buruk.
Kemudian Zubair memberikan ucapan selamat pada Zya dan Zya hanya tersenyum dan mencium tangan kakek dari suaminya itu, kemudian mengucapkan terima kepadanya.
Sementara dari kejauhan ada seorang wanita yang merupakan rekan bisnisnya Azka yang dari tadi menap kearah Zya dengan pandangan yang tidak suka. dia merasa dirinya lebih layak bersanding dengan Azka, dia lebih cantik, dewasa dan seksi dari pada Zya yang sangat ini berada di pelaminan bersam Azka.
"Kurang ajar wanita itu berani-beraninya dia menikah dengan Azka, padahal badan mungilnya itu terlihat tidak cocok dengan Azka yang memiliki perawakan tinggi besar, karismatik dan kekar. Azka hanya akan cocok dengan diriku yang cantik, tinggi dan seksi ini." kata perempuan bernama Sirena dengan percaya diri.
"Kamu jangan asal ngomong ren entar kalo pak Azka denger bisa-bisa kerja sama kita bisa di batalin dan kita bisa bangkrut karna 80% saham milik pak Azka." kata Karisa mengingat temannya.
"Aku gak asal ngomong itu emang faktanya, aku yakin pasti mereka dijodohkan, mana mungkin Azka mau dengan bocah kecil itu yang kelihatannya sangat children itu." kata Sirena dengan presentasi nya.
"Udah gak baik menilai orang dari covernya, yuk kita salaman ama mereka terus pulang, udah malem ni." kata Karisa malas berdebat.
Kemudian mereka pun berganti mengalami Azka dan Zya, tapi Siren dengan liciknya telah mempersiapkan sesuatu yang jahat karena tidak menyukai pria idamannya itu bersanding dengan wanita lain. Diam-diam saat bersalaman dengan Zya, Siren meremas tangan dia dengan keras sehingga tangan yang kecil pun terlihat merah dan Zya sampai memejamkan mata menahan rasa sakit pada tangannya.
"Kenapa kau tidak melepaskan tangan istriku, dan mengapa kau membuat sengaja istriku sakit?" kata Azka setelah menatap Sirena dengan aura permusuhan.
"Oh maaf tadi saya terlalu bahagia pak sampai-sampai bersemangat dan tidak sadar bahwa banyak tamu lain yang mengantri, selamat ya pak semoga bahagia." kata Sirena mengucapkan selamat hanya kepada Azka saja kemudian pergi meninggalkan tempat itu bersam dengan Karisa.
"Kamu dah gila ya berani-beraninya kamu mau ngeremukin tangan istrinya pak Azka, kamu kalau mau cari mati jangan ajak-ajak aku dong." kata Karisa setelah mereka keluar dari gedung tepat perta pernikahan Azka dan Zya, merasa kesal dengan sahabatnya yang menutnya kelewat batas.
"Santai aja aku yakin mereka benar-benar dijodohkan buktinya tadi Azka tidak menanyakan keadaan istrinya dan terpaku akan kecantikan ku." kata Sirena dengan percaya diri, padal Azka menatapnya dengan tatapan membunuh tadi.
"Kamu terlalu percaya diri dan terobsesi padanya, ingatlah dia sudah menikah lupakanlah dia jangan sampai kau jatuh terlalu dalam karena itu pasti sangat menyakitkan." kata Karisa menasehati sahabat yang telah mengetahui bahwa Sirena sangat lama menyukai Azka sekitar 2 tahunan, padahal Azka selalu bersikap dingin, dan seakan tidak tersentuh.
"Aku akan mendapatkannya dengan cara apapun, jika tidak bisa dengan cara baik-baik aku akan melakukan cara yang paling buruk sekalipun hanya untuk membuat dia mencintai ku." kata Sirena tersenyum licik.
Sementara ditempatkan lain Zya sedang berusaha membuka gaunnya tapi karna tangannya tadi seakan dibuat remuk oleh Sirena Zya sulit untuk membuka gaunnya karna tangannya terasa sakit saat di arahkan kebelakang untuk menunjukkan resleting.
"Sayang.... kau tidak apa-apa kan? kenapa kau sangat lama didalam?" kata Azka yang terdengar panik dari luar.
"Aku gak papa kok Ka.., aku lagi berusaha buka resleting belakang gaun tapi gak bisa." kata Zya dari dalam kamar mandi.
"Buka pintu nya sini aku bantu bukain." kata Azka tersenyum karena mendapat ide jahil.
Tanpa pikir dua kali Zya pun membuka pintu
"Ka... kamu mau bantuin aku... gak sih...? kok malah meluk dan kemudian mempertikakan ku dengan tatapan aneh mu itu." kata Zya heran karna Azka hanya diam memperhatikan nya.
"Subhanallah, kamu cantik banget... kata Azka Untuk pertama kalinya melihat Zya dengan rambut terurai dan cantik alami." kata Azka setelah sadar ingin menjaili Zya malah dia sibuk terpesona dengan istrinya yang mungil dan cantik ini.
"Makasih pujiannya Ka... jadi bantuin gak ini aku mau mandi panas banget, gara-gara tadi temen kamu kasih aku minum terus kok aku ngerasa panas banget ya padahal ace nya udah di atur kesuhu yang paling dingin." kata Zya merasa ke pasan.
"Iya." kata Azka yang kemudian memeluk Zya dari depan dan membuka resleting gaun Zya dengan posisi mereka yang berhadapa-hadapan, Azka hanya dapat melihat punggung Zya yang berbalut baju dalam dari cermin yang memantulkan bayangan mereka.