Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 26 - Sifat Lain

Chapter 26 - Sifat Lain

Setelah Sania berhasil meyakinkan Zya untuk tetap tinggal bersama dengan suaminya, Sania pun kemudian pergi pulang kerumah.

"Aku sangat bosan di dalam mision ini... Ibu meninggalkan ku, Ayah sibuk kerja dan suamiku entah kemana....." gumam Zya menatap keluar jendela.

Tok,tok,tok, terdengar bunyi pintu kamar Zya yang terbuka diketuk dari luar kamar.

"Maaf Nyonya, tuan muda meminta agar Nyonya turun dan makan bersama." kata Bi Ani.

"Baik, tapi tolong jangan panggil nyonya bik, panggil Zya aja anggap aja Zya anak bibik atau cucu bibik." kata Zya dengan tulus.

"Temaksiih atas kebaikan hati anda, tapi maaf nyonya saya takut tuan muda marah kalau saya memanggil Nyonya dengan nama saja, saya akan memanggil Nona saja bolehkan?" kata bi Ani sedikit takut.

"Tentu saja, setidaknya lebih baik dari panggilan yang tadi, ayo kita kebawah." kata Zya kemudian berjalan menuju tangga turun untuk keruang makan.

Merekapun turun kebawah dan Zya hanya berdiri bingung akan menyapa apa pada kakek dari suaminya yang tengah duduk di kursi ruang makan bersama dengan Azka, Zya merasa sedikit gugup dan takut tanpa sebab.

"Cucuku Kezya kenapa kau hanya diam saja nak, duduk di samping suamimu, atau jika kau tidak mau kau bisa duduk di samping Kakek." kata Zubair dengan ramah.

Zementara Azka tidak berkata apapun bahkan tidak mengajak Zya untuk duduk disampingnya, Azka hanya sibuk dengan ponselnya dari tadi tanpa memperdulikan Zya yang kebingungan dengan sikapnya.

"Iya kek. Zya akan duduk di samping kakek saja." kata Zya karna takut jika dia duduk disampingnya Azka, mungkin Azka tidak menyukainya terbukti dari sikap Azka yang acuh tak acuh.

Azka pun mengalihkan pandangannya dari ponsel dan menatap Zya raut muka marah dan kesal dan bahkan dia pergi meninggalkan ruang makan.

Bagi Zya Aska terlihat sangat menakutkan disaat marah, tapi Zya tidak mengetahui letak kesalahannya, apakah Zya harus menyusulnya dan meminta maaf sekarang hanya hal itu yang dapat Zya pikirkan.

"Zya ayo kita makan, kakek akan menceritakan sedikit masa kecil Azka kepadamu nant.i" kata Zubair pada Zya.

"Baik kek." Zya terpaksa mengiyakan agakan kakek untuk makan bersama karena sangat tidak sopan menolak keinginan orang tua satu-satunya yang dimiliki suaminya ini dan selain itu Zya juga penasaran dengan masa kecil Azka.

Kemudian mereka makan dengan khidmat tanpa bicara, dan setelah makan baru Zubair memulai pembicaraan.

"Sebenarnya Azka memiliki seorang kakak angkat laki-laki yang bernamanya Azzani Rahmat Wijaya, yang memiliki usia 3 tahun Lebih tua dari Azka. Kedua orang tua merawat Azza seperti anak kandungnya dan 3 tahun kemudian mereka memiliki Azka semuanya sangat senang begitu pun dengan Azza yang senang memiliki seorang adik laki-laki.

Sewaktu kakaknya masih hidup Azka dan kakanya sangat dekat seperti Anak kembar, mereka berdua sama-sama suka berpetualang, main kehutan belakang rumah. Pada suatu hari disaat disaat mereka bermain dihutan dekat belakang rumah mereka berdua tidak sengaja melihat kedua gadis kecil yang berwajah sangat mirip, kedua gadis kecil itu terlihat panik. Gadis yang mengenakan baju tidur dengan rambut agak berantakan dan matanya sedikit sembab karna kebanyakan menangis, sedangkan gadis satunya berpenampilan tombay terlihat berusaha menenangkan kembarannya dan berusaha menelpon seseorang".

"Lalu kekek apa hubungannya Azka dengan 2 gadis kecil kembar itu?" kata Zya merasa penasaran.

Sedangkan Zubair hanya tersenyum melihat muka Zya yang menggemaskan dengan mata bulat nya yang terlihat sedikit melotot.

"Kemudian Azka dan Azza merasa penasaran dan mengikuti kedua gadis itu secara diam-diam, Azza sangat tertarik pada gadis kecil yang memakai baju tidur itu, sedangkan Azka hanya mengikuti kakaknya." kata Zubair.

"Lalu apa yang mereka lakukan setelah itu kek?" kata Zya penasaran.

"Entah kakek juga tidak tau hanya suamimu saja yang tau apa yang terjadi setelah itu, yang kakek tau Azza melihat seorang menusuk gadis kecil yang memakai pakaian tidur itu dari belakang disaat gadis itu berusaha membangunkan Ayahnya yang pingsan dengan muka babak-belur dan seperti rumah kedua gadis cantik itu kerampokan.., Azza pun menyuruh Azka melapor polisi sedangkan dirinya sendiri berusaha diam-diam menyelamatkan gadis itu. dan mereka berdua berhasil menyelamatkan kedua gadis itu, tapi beberapa hari kemudian Azza menjadi sedikit pendiam dan agak pucat, dia bahkan menjadi sangat pemarah. Setelah diperiksa oleh dokter ternyata Azza mengidap penyakit kangker darah setadium akhir dan Bipolar turunan dari orang tuanya, Azza menyembunyikan penyakitnya itu selama ini dari kakek dan hanya Azka yang mengetahui hal itu tapi yang diketahui Azka hanya penyakit bipolar nya tidak dengan kangker darah. 2 Minggu setelah mengetahui kabar itu Azza pun meninggalkan dunia dan meminta Azka untuk menjaga gadis yang disukai yang mereka tolong waktu itu dan tentu saja Azka mengiyakan keinginan kakaknya itu. Semenjak kepergian kakaknya Azka seperti memiliki 2 kepribadian dalam satu tubuh sepey yang kamu ketahui kadang dia sangat hangat, pengertian dan penyayang dan kadang sangat engois, pemarah dan kekanak-kanakan bahkan kejam. Kamu tidak perlu merasa Hawatir Azka benar-benar mencintaimu walaupun memiliki dua kepribadian tapi kedua-duanya sangat menyayangi dan mencintaimu.

"Zya tidak paham kek. Apa hubungannya Zya dengan mereka, mengapa kakek mengatakan seakan-akan kita pernah saling mengenal sebelum ini?" kata Zya kebingungan.

Zubair pun hanya tersenyum dan mengusap kepala Zya dengan kasih sayang.

"Kau akan mengetahuinya di waktu yang tepat cucuku, sekarang pergilah kekamar dan peluklah suamimu itu, dia pasti kembali kesifat penyayangnya." kata Zubair.

"Baik kek." kata Zya sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal, tapi tetap melangkah kan kaki pergi menuju kamar mereka.

Terlihat Azka sedang berdiri di balkon dengan pandangan kosong dan bahkan terlihat sedih, Zya yang mengikuti saran kakek pun langsung memeluk Azka.

"Azka.... Zya minta maaf...," hanya itu yang bisa keluar dari bibir Zya desela pelukannya pada punggung Azza .

Kemudian Azka berbalik menghadap Zya dan menggendong Zya seperti koala,dan kemudian mereka masuk kedalam dan duduk di kasur dengan posisi Zya yang duduk di pangkuan Azka. Mereka berdua hanya diam tanpa bicara, tapi Azka yang hangat dan penyayang seperti nya telah kembali karena terbukti dari tadi Azka selalu saja mengecupi kepala Zya dengan sayang, sedangkan Zya hanya diam memeluk Azka seperti saran dari kakek tadi, Zya hanya ingin Azka yang hangat dan penyayang nya kembali.

"Maafkan aku, aku bahkan bisa lepas kontrol saat kamu lebih memilih duduk disamping Kakekku dibandingkan aku. Demi Allah Aku sangat mencintaimu, tapi aku takut kamu pergi dan merasa terkurung dengan sikapku yang posesif." kata Azka mengungkapkan isi hatinya.