Chereads / Not Even Twenty / Chapter 5 - Dia, Naeun.

Chapter 5 - Dia, Naeun.

Setelah menitipkan tugasnya pada Minyoung, Ariel langsung membeli sushi untuk makan siangnya dan juga membungkus sup telur sesuai pesanan Jaehyun. Gadis itu tidak mau terlalu lama meninggalkan Jaehyun sendirian. Ia tentu merasa bersalah dan khawatir.

Namun betapa terkejutnya Ariel, saat ia membuka pintu bangsal Jaehyun, justru melihat pria itu sedang disuapi oleh seorang gadis yang tidak Ariel kenali.

Jaehyun yang menyadari keberadaan Ariel spontan menjauhkan sendok yang tadi terangkat menuju mulutnya, lalu berdehem pelan.

"Dia menjenguk temannya ke sini, lalu sekalian menghampiriku." Tanpa di minta, pria itu segera menjelaskannya.

Naeun –gadis itu, ikut menghadap kearah pintu, lalu menatap Ariel sekilas kemudian meletakkan piring yang berisi lauk dari rumah sakit itu ke nakas sebelah ranjang.

"Aku tidak sengaja melihat nama Jaehyun di resepsionis tadi, jadi apa salahnya jika sekalian mampir. Kau teman satu kelasnya Jaehyun?" Tanya Naeun kemudian.

Ariel sontak memicingkan matanya, "Untuk apa aku kemari kalau kita hanya teman? Tentu bukan. Aku tunangannya." Sanggah Ariel dengan angkuh.

Gadis itu berjalan mendekat ke ranjang lalu menggeser tubuh Naeun untuk menjauh, "Kenapa kau memberinya makanan dari rumah sakit? Dia tidak menyukai itu, jadi aku membelikannya sesuatu. Lain kali jangan memaksa orang untuk makan makanan dari rumah sakit kalau ia tidak menyukainya." Tegas Ariel sembari menyiapkan sup telur yang ia bawa untuk Jaehyun.

Mata Naeun melebar, begitu juga dengan manik Jaehyun. Mereka berdua tentu terkejut dengan respon Ariel yang tidak bersahabat.

"Kau bisa pergi, sudah puas kan menjenguknya?" Tanya Ariel sembari menatap wajah Naeun dengan serius.

"Ah, kau benar. Maaf telah membuat Jaehyun memakan makanan rumah sakit. Aku tidak tau kalau dia tidak menyukainya. Kalau begitu aku pergi du.u. Sampai jumpa lagi."

"Baiklah, sampai jumpa lagi."

Setelah Naeun keluar dari ruangan itu, Jaehyun langsung melayangkan tatapan tajamnya pada Ariel, "Kau tidak seharusnya mengatakan itu padanya!" Sertak Jaehyun kemudian.

Ariel tertegun, "Astaga?! Jadi kau membelanya?!" Tanya Ariel yang tidak percaya.

"Aku hanya tidak ingin melukai siapapun. Lagipula dia tidak punya salah padamu, tidak seharusnya kau bersikap buruk padanya."

"Ok, jadi jelaskan di bagian mana aku melakukan hal buruk pada mantan pacarmu itu?!" Ariel melipat kedua tangannya dengan angkuh. Ia benar-benar kesal dan semakin membenci gadis itu.

"Kenapa diam? Tidak ada kan? Itu hanya perasaanmu karena kau masih menyukainya!" Sentak Ariel yang membuat Jaehyun menghela nafasnya dengan kasar.

"Masih menyukainya atau tidak, itu bukan urusanmu. Jadi berhenti bersikap kekanak-kanakkan!"

*

"Kau memang sedang sensitif aja, Riel. Tenanglah. Aku yakin Jaehyun akan memakluminya." Ujar Eunji menenangkan.

"Aku jadi merasa tidak enak pada Jaehyun dan juga gadis itu. Dia terlihat seperti orang baik, bagaimana jika saat sudah menikah nanti, Jaehyun masih sering menghubunginya??"

"Aku yakin Jaehyun akan tetap memilihmu. Naeun memang gadis baik, tapi dari kabar yang ku dengar dia memiliki penyakit kangker Rahim. Bukankah itu berarti ia tidak akan mempunyai anak?"

"Hah, benarkah?!"

"Sepertinya begitu. Aku juga kurang tau, tapi berita itu sudah menyebar cukup lama. Awalnya karena gadis itu sering tidak masuk kelassaat sekolah dulu. Dan wali kelas Naeun justru tidak sengaja meninggalkan surat keterangan dokter miliknya pada meja kelas. Oleh karena itu semua orang mengetahuinya." Jelas Eunji.

"Ya Tuhan, benar-benar miris nasibnya. Aku jadi semakin merasa bersalah."

"Ayolah, ini bukan salahmu!"

*

Setelah mengurus surat keterangan cuti selama delapan bulan, Ariel langsung kembali ke apartemen Jaehyun.

Ya, gadis itu memang menginap di sana sejak kejadian ayahnya yang menghajar Jaehyun beberapa hari yang lalu. Dirinya tentu malu jika harus kembali ke rumahnya setelah ayahnya dengan tidak bertanggungjawab memperlakukan Jaehyun seperti itu.

"Ibu…?" Mata Ariel membola. 8a sangat terkejut setelah melihat sosok Ibunya ada di sana.

"Kau sudah pulang?" Tanya wanita parubaya itu semabri berdiri dari sofa yang tadi ia duduki.

"Bagaimana,, bagaimana ibu mengetahui tempat ini?"

"Itu bukan hal penting. Yang terpenting adalah ibu menjemputmu ke sini karena ingin mengajakmu pulang." Ujar Nyonya Shin.

Ariel dengan cepat menggeleng, "Tidak mau! Dimana Hyunjin?!"

"Ibu akan memberi taumu, asalkan kau ikut ibu ke rumah. Ada hal yang harus kita bicarakan."