"Ariel, kau belum tidur?" Tanya Jaehyun setelah membuka pintu kamarnya dan menumukan gadis itu sedang melamun di ranjang.
"Jaehyun, kau,, kau habis darimana?? Apa kau kau baik-baik saja?" Tanya Ariel dengan panik. Gadis itu bahkan sampai turun dari ranjangnya untuk menghampiri Jaehyun.
Jaehyun pun merespon itu dengan senyuman kikuk sembari menggaruk tengkuknya, "Ah, aku baik-baik saja kok. Kau tidak perlu khawatir." Jelas pria itu kemudian.
"Bagaimana bisa kau menyuruhku tidak khawatir, setelah kau menghilang selama dua hari setelah pulang dari rumah sakit?! Tentu aku khawatir!"
"Lupakan soal kemarin. Sekarang lihat, aku baik-baik saja kan? Oh ya,, eum ngomong-ngomong,, boleh tidak malam ini aku tidur di ranjang? Badanku cukup pegal untuk tidur di sofa. Tap-tapi kau tenang saja. aku tidak akan melakukan apapun kok!"
Ariel hanya diam merespon perkataan Jaehyun. Namun gadis itu menganggukinya pelan. Selanjutnya mereka berjalan ke ranjang itu dan tertidur dengan jarak yang cukup jauh.
"Boleh aku patikan lampu?" Pinta Jaehyun.
"Hmm,, silahkan,," Jawab Ariel.
Setelah Jaehyun mematikan lampunya, pria itu kemudian mencoba memejamkan mata.
Berbeda dengan Ariel, gadis itu masih terjaga sembari berpikir.
"Hyun.." Lirih Ariel dengan pelan.
"Hm,,"
"Bagaimana kalau kita menikah dan kabur?"
+++
"Jadi kau akan tetap memilh Jaehyun?" Tanya Eunji yang masih tidak percaya.
Ariel mengangguk pelan, sembari tetap menyeruput minuman yang tadi ia pesan.
"Bagaimana bisa?"
Ariel melipat bibir penuhnya kedalam sambil menekan-nya kuat. Lalu gadis itu mengangguk mantap. "Kau tau? Akan ada banyak keputusan yang di pilih karena hati kalau itu menyangkut soal perasaan. Aku tidak tahu, aku hanya melakukannya berdasarkan kata hatiku."
"Apa itu berarti,, kau sudah mulai menyukai Jaehyun? Tanya Eunji denga mata terbelak.
"Aku tidak tau perasaan seperti apa yang aku rasakan saat ini. Aku hanya ingin selalu di dekatnya, karena Jaehyun entah mengapa justru membuatku nyaman."
"Lalu bagaimana dengan Taeyoung? Kau bilang, ibumu sudah menjodohkanmu dengan pria itu?"
"Aku akan mencoba jujur pada mereka. Cepat atau lambat, mereka harus mengetahuinya."
Eunji menghela nafasnya dengan kasar setelah mendengar jawaban Ariel, "Terserah. Aku ingin lepas tangan padamu."
"Hei, ada apa denganmu?" Tanya Ariel.
"Seharusnya kau menanyakan pertanyaan itu pada dirimu sendiri!" Bentak Eunji tanpa sadar.
Ariel menyerit keningnya tak mengerti, "Ini hidupku. Jadi apa salahnya aku melakukan hal sesuai kata hatiku? Memangnya kedepannya siapa yang menjalaninya, aku kan?!"
"Kau akan menjalani hidupmu yang berat itu, dan kembali padaku untuk mengeluh. Begitu?"
"Dengar. Mungkin kau bisa dengan mudah membunuh janin di kandunganmu, karena kau orang jahat. Dan aku tidak bisa melakukan itu, karena aku tidak sama sepertimu!" Ujar Ariel tanpa pikir panjang.
Mendengar itu, membuat Eunji tersenyum remeh, "Dimana letak perbedaanya? Kalau kau memang gadis baik, kau tidak akan mengandung anak dari seseorang yang sudah memiliki pacar! Perbuatanmu bahkan lebih rendah dari yang aku lakukan!"
Ariel tersentak. Ia hanya menatap Eunji dengan tidak percaya tanpa bisa membalas apapun.
"Urusi saja masalahmu setelah ini. Kau juga tidak pantas berteman dengan orang jahat sepertiku." Selanjutnya Eunji berdiri, lalu menarik tasnya kasar dan berjalan keluar dari cafe
+++
Jaehyun kembali ke aparteman setelah menyelesaikan kelas terakhirnya.
Saat pria itu membuka pintu, terlihat sunyi tanpa suasa di sana. Bahkan semua lampu pun padam, padahal sekarang sudah pukul 5 sore.
"Riel.." Panggilnya pelan.
Ariel tidak ada di sekitar ruang TV. Mungkin gadis itu berada di kamar, pikir Jaehyun.
"Riel. Apa kau di dalam?" Tanya Jaehyun kemudian membuka pintu kamarnya.
"Riel,ada apa denganmu?!" Tanya Jaehyun dengan khawatir.
Ariel tengah meringkuk di ranjang. Kondisinya juga terlihat tidak baik. Di tambah lampu tidur kamar yang sudah pecah tergeletak di lantai begitu saja.
"Jae.. Hyun.." lirihnya. Mata sembab Ariel juga perlahan terbuka.
"Apa yang terjadi?!"
"Hyun,, Eunji,, Eunji pergi,, Eunji tak mau lagi berteman denganku,," Cerca Ariel lalu kembali meneteskan airmatanya.
Pria itu dengan segera mendekap Ariel pada pelukkannya.Hyunjin memang tidak tahu harus berbuat apa. Ia juga tidak tahu, siapa itu Eunji.
"Tenanglah, ada aku di sini,,"