Chereads / Not Even Twenty / Chapter 10 - Mark.

Chapter 10 - Mark.

Baik Jaehyun ataupun Ariel belum ada yang membuka suara setelah 5 menit yang lalu mereka keluar dari ruangan dokter.

Ariel masih duduk melamun, menatap padatnya jalan di bawah halte bus.

Sedangkan Jaehyun masih setia menatap gadis itu dengan perasaan cemas.

5 menit sudah mereka lalui dalam diam, tak sengaja air mata Ariel pun mulai memunuhi pelupuknya.

Ariel menghapus itu dengan kasar, bersamaan dengan Jaehyun yang sigap mendekap tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.

"Maaf.." Ucap Jaehyun dengan pelan.

Tangis Ariel semakin pecah mendengarnya. Gadis itu dengan cepat menggigit kuat-kuat bibir bawahnya agar suaranya tak bertambah keras.

"Maaf.." Lirih Jaehyun lagi.

Gadis itu hanya diam dengan isakkannya.

"Kondisi kandungannya benar-benar tidak stabil. Ini sudah usia kelima bulan, tapi kondisi janin kalian masih sama seperti janin umur dua bulan. Hal ini mungkin disebabkan karena ibu Ariel sering mengkonsumsi makanan tidak sehat atau makanan cepat saji. Faktor stres juga bisa menjadi berpengaruhnya. Setelah ini, kalian harus rajin check up dan melakukan pemulihan secepatnya. Karena usia janin kalian sudah termasuk matang, jadi sulit melakukan menstabilan jika semakin lama di tunda." Itu yang dokter katakan pada mereka. Itu hal yang membuat Ariel menangis seperti sekarang.

+++

Suasana makan malam terlihat cukup canggung. Hanya ada dentingan sendok garpu yang menyapu indra pendengaran.

Ekhem.

Deheman itu membuat Ariel dan Jaehyun sama-sama menoleh kesumber suara.

"Ada apa, yah?" Tanya Ariel membuka percakapan.

Tuan Shin menatap anaknya itu cukup lamat, lalu berganti menatap Jaehyun yang terlihat yang kembali menundukkan kepalanya.

"Apa kalian.. bertengkar?" Tanya tuan Shin.

Ariel membuka bibirnya sedikit, lalu kembali menutupnya rapat. Gadis itu masih bingung harus menjelaskan bagaimana, terlebih Jaehyun yang duduk di sampingnya hanya terdiam tanpa tindakkan.

"Kamu tidak keberatan untuk menunggu kan, sayang? Kalian akan tetap menikah. Ariel jangan marah, ya?" Tanya Tuan Shin.

Ariel menghela nafasnya lega, setidaknya itu pertanda mereka tidak tahu masalah yang sebenarnya.

Jaehyun mengangguk pelan seraya tersenyum kikuk, "Tidak masalah bibi. Mungkin mood Ariel memang sedang tidak baik. Aku akan menghiburnya nanti." Balasnya.

+++

Hari ini Jaehyun sedang tidak ada kelas pagi, kebetulan sekali. Ia jadi bisa mengajak gadisnya untuk kembali check up.

Setelah memakai baju sehabis mandi, pria itu menghampiri Ariel yang tengah membantu para pelayan masak di dapur.

"Riel?" Panggil Jaehyun seraya menepuk pelan bahunya.

"Eh? Kenapa??" Tanya Ariel sedikit terkejut.

"Aku tidak ada kelas sekarang, bagaimana kalau kita check up sekarang?" TawarJaehyun.

"Baiklah! Aku ganti baju dulu." Balas Ariel dengan senyuman bersemangat.

+++

Setelah berbincang sedikit dengan resepsionis rumah sakit, Ariel Jaehyun langsung diperkenankan masuk keruangan dokter.

Sebenarnya praktek di mulai pukul 10, tapi karena semalam Jaehyun sudah membuat janji dan sang dokter juga mengenal Jaehyun dengan baik, jadilah mereka bisa datang walau ini masih pukuk setengah 9 pagi.

/Tok tok tok/

"Masuk."

Jaehyun membuka knop pintu itu perlahan, "Hei, kak!" Sapanya langsung setelah menemukan sosok Mark yang sedang menunggu disana.

"Eoh? Kau kan.. Mark?!" Kelopak mata Ariel membulat tanpa perintah.

Jadi dokter yang Jaehyun maksud adalah...

Mark Tuan tetangganya dulu saat di Amerika?!

"Rilie? Apa itu kau?"

"Mark! Kau apa kabar?! Astaga! Kau benar-benar tampan sekarang!" Ujar Ariel antusias. Gadis itu bahkan sudah menarik tangan Mark sampai pria itu berdiri. Sorot matanya sangat berbinar, sangat berbeda jika dirinya tengah melihat Jaehyun.

Mark adalah teman terbaiknya, karena dulu memang hanya Mark yang menjadi temannya.

"Aku baik, wah. Jadi kau.. sudah hamil sekarang? Aku bahkan belum mempunyai pacar,," Balas Mark yang menatap perut Ariel yang agak membesar sekilas. Lalu pria itu melirik Jaehyun dengan ekor matanya.

"Ah, kalian.."

"Iㅡiya.." balas Ariel cepat. Gadis itu berusaha tersenyum walau sangat malu untuk mengakuinya.

Mark tersenyum tipis, lalu mengangguk, "Baiklah. Kita mulai pemeriksaan saja sekarang."

+++

"Jadi mark adalah tetanggamu saat di Amerika?" Tanya Jaehyun seusai menelan sushi miliknya.

Ariel hanya membalasnya dengan anggukan. Karena mulutnya masih di penuhi sushi salmon kesukaan gadis itu.

"Dia adalah kakak laki-laki yang dipercayai ibuku. Kita masih dekat walau dia sudah pindah. Bahkan waktu kedua orangtuaku meninggal, dia dan keluarga menyempatkan diri untuk datang kepemakaman." Cerita Hyunjin.

"Seingatku, dia pindah ke Amerika sekitar umur 14 tahun. Dan saat itu umurku masih 8 tahun, tapi Mark tetap mau bermain denganku." Balas Ariel.

Makan siang kali ini ditemani dengan banyak berbincang mengenai Mark dan masa kecil mereka.

Dan tanpa sadar, hal itu membuat keduanya semakin dekat.

+++

Setelah check up dan mendapatkan vitamin serta obatnya, Ariel dan Jaehyun kembali kerumah setelah makan siang.

"Ah nona Ariel, kebetulan sekali." Ujar salah satu pelayan dirumah itu kala Ariel baru membuka pintu rumahnya.

"Apa apa, Bi?" Tanya Jaehyun yang ikut penasaran.

Ariel menatap Jaehyun sebentar, lalu menatap sang pelayan meminta jawaban.

"Itu, di dalam ada teman nona yang datang. Kalau tidak salah namanya, nona Eunji."

"Eunji?!"