Chereads / Be your self / Chapter 2 - 1. Murid baru

Chapter 2 - 1. Murid baru

1. Murid baru

Seorang Gadis sedang duduk di bangkunya dengan novel di tangannya.

BRAKKK!!

Suara seseorang masuk ke kelas dengan mendorong pintu kelas begitu keras.

"Ya ampun! Puput pelan pelan dong, nanti rusak pintunya?" ujar Luci kepada sahabatnya itu, sembari membenarkan letak Kaca matanya.

Jika kalian mengira Luci itu nerd, kalian salah besar. Karena Luci hanya memakai kaca mata saat membaca buku saja, atau pun belajar karena matanya sedikit minus.

"Hehehe maaf deh Ci, gue gak sengaja," kata Puput dengan cengirannya sembari meletakkan tasnya.

Luci hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah Puput.

"Abis dari mana lo Put, seperti abis di kejar setan aja?" tanya Luci sembari tetap fokus pada novel yang di bacanya saat ini.

"Oo iya, hampir gue lupa! Gue mau bilang kalau ada anak baru, tadi gue ketemu sama dia di koridor kelas sebelah, ya ampun Ci, dia itu ganteng banget! Sumpah mirip sama Cha eun woo Kpop Astro itu Ci!" ujar Puput dengan girangnya.

"Ngalu terus Put, Luci tau kok Puput ngefans sama Eun woo, tapi nggak sampai ngerusak otak juga kali Put." jawab Luci sembari terkekeh.

"Sekarang boleh lo ngetawa hi gue Ci, tapi entar gue yang ngetawahi lo!"kata Puput kemudian duduk di samping Luci.

Luci pun menyerngit bingung dengan alis terangkat satu.

"Terserah lo aja Put." jawab Luci yang kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya yaitu membaca novel.

Tiba-tiba terdengar suara gaduh saat segerombolan Murid perempuan kelas Luci masuk ke dalam kelas.

"Eeh kalian tau gak, tadi ada cowok ganteng banget! Aduh andai dia jadi pacar gue!" ujar Sinta salah satu teman kelas Luci sembari senyum senyum sendiri.

"Eh iyaaa! Ya ampun dia itu bak Dewa yunani?" sambung Reta salah satu gerombolan murid yang baru saja masuk kelas.

"Emang seberapa gantengnya sih cowok yang kalian lihat itu?" tanya Luci yang heran melihat perempuan di kelasnya ini sedari tadi membicarakan cowok misterius itu.

"Cici yang cantik, yang imut! Gue yakin. Kalau lo liat tu cowok pasti lo seperti ikan yang kekurangan air, Klepek klepek gitu! Yakan guys!!" kata Sinta sambil tertawa bersama teman temannya.

Ahahhahaa betul ituu hahahahaha.

"Omaiguys! kalian lebai banget," jawab Luci sembari memutar matanya malas.

"Sekarang boleh lo ngatain kita, tapi kita liat aja nanti kalau lo udah ketemu tu cowok, lo pasti juga bakalan seperti kita sekarang ini!" kata salah satu teman Sinta.

Luci hanya mengangkat bahunya acuh menanggapi perkataan Ayu saah satu teman Sinta.

"Put izini Luci ya kalau Buk Dewi udah masuk, Luci mau ke toilet bentar." ujarnya kepada Puput.

Puput menganggukkan kepalanya. "Siap!" kata Puput sambil memberi hormat.

***

"Ahh leganya." kata Luci yang baru saja keluar dari toilet, sembari merapikan seragamnya.

Dia terus saja berjalan di koridor sembari merapikan seragamnya, tanpa melihat jalan.

BRUKK!!

"AAAA!" teriak Luci.

Luci ditabrak oleh seseorang saat dia sedang berjalan di koridor, tapi dia tidak merasakan sakit, karna dia merasa seperti ada sebuah tangan yang menyanggah tubuhnya.

Luci memejamkan matanya tetapi di saat dia tidak merasakan sakit sama sekali, dia segera membuka matanya.

Dan di saat dia membuka matanya dia melihat seorang murid Laki laki tengah menatapnya dengan intens saat ini.

Lucu membelalakkan matanya saat melihat Laki laki yang ada di hadapannya saat ini, dengan mulut yang sedikit menganga.

"Yaampun ganteng pisan nih orang, ciptaan tuhan emang sempurna, hidungnya mancung, kulitnya putih, alis nya tebal waw sempurna!" batin Luci sembari senyum senyum sendiri.

Luci yang tidak sadar, bahwa dia tengah tersenyum senyum menatap cowok yang ada di depannya saat ini.

"Yaampun ganteng banget!" batin Luci lagi.

DUKK!!

"Auhh!!" ringis Luci yang kini telah terduduk di lantai koridor.

Luci jatuh ke lantai karna cowok itu tidak lagi menyangga nya, jadilan Body semox Luci menyentu lantai saat ini.

Luci yang melihat cowok itu pergi dengan tidak merasa bersalah, dia pun segera bangkit dari duduknya.

"Dasar cowok gak tau diri! Bukannya mintak maaf malahan pergi! percuma punya wajah ganteng mas! kalau sombong plus jahat gak ada gunanya!" teriak Luci sambil membersihkan rok bagian belakangnya yang kotor.

Sedangkan cowok itu terus saja berjalan meninggalkan Luci dengan muka merah padam menahan emosi!

"Huyuu!! Cincah!!" gerutunya dengan mengepalkan kedua tangannya.

Akhirnya luci memutuskan untuk melanjutkan kembali jalannya yang sempat tertunda, karena cowok tadi.

***

KRING!! KRING!!

Suara bel pulang sekolah akhirnya berbunyi juga, semua Murid bersorak gembira mendengar bel surga itu. Begitu pun dengan Luci dan Puput, mereka berdua bergegas membereskan barang barang mereka dan kemudian segera berjalan menuju gerbang sekolah.

"Ehh itu bukannya si anak baru!" ujar Puput saat melihat Cowok yang di temuinya di koridor pagi tadi.

"Iya! Itu dia yang nabrak Luci tadi, ya ampun lo benar Put dia emang ganteng banget!" ujar Luci sambil senyum senyum menatap cowok itu dari kejauhan.

"Tapi luci kesal sama dia! Dia udah buat pantat Luci jadi sakit!" ujar Luci dengan kesalnya.

"Udah Ci tenang! Sekarang gue mau kasih lo tantangan mau nggak lo?" tanya Puput kepada Luci.

Luci menautkan alisnya sembari menatap ke arah puput, dan kemudian kembali lagi menatap Cowok itu.

"Gimana Luci mau jawab tantangannya Put, lo aja belum ngasih tau apa tantangannya!" ujar Luci kepada Puput sambil terus memandang cowok tersebut.

"Jadi gini, kalau lo bisa tau nama anak baru itu dengan cara lo harus kenalan sama dia, gue bakalan turuti apapun yang lo mau!" kata Puput dengan smirknya.

"Itu aja? Lo liat aja nanti, jangankan namanya Luci juga bakal dapati idlinenya!" kata Luci dengan bangganya sambil berjalan mendekat ke arah anak baru itu.

Puput yang melihat Luci berjalan menghampiri anak baru itu pun hanya bisa tertawa, karena dipikiran Puput mana mungkin cowok yang dingin itu mau membagikan idlinenya kepada Luci yang pecicilan.

Luci akhirnya berhenti di hadapan cowok yang membuat pantatnya menjadi sakit itu.

"Hai," sapa Luci kepada anak baru itu sembari tersenyum lebar.

Anak baru itu hanya melirik Luci sekilas, dan kemudian segera berjalan meninggalkan Luci.

"Untung ganteng, kalau enggak udah Luci remuk remuki tu wajah, jadi orang kok kek tembok nggak ada motif motifnya, datar mulu!" batin Luci.

Luci pun memanggilnya sekali lagi sembari mengikuti langkah anak baru itu.

"Hai! Kenalin nama gue Luci," kata Luci sambil mengulurkan tangannya.

Dan sialnya disini tangan Luci nganggur, cowok itu sepertinya tidak ada niat sedikit pun untuk membalas uluran dari tangan Luci.

"Mau apa?" tanya cowok itu to the point.

Luci yang dengar suara dia rasanya jantung Luci mau copot, suaranya merdu banget.

"Luci mau kenalan sama lo!" jawab Luci dengan entengnya.

"Mendingan lo pergi, gue mau pulang!" kata cowok itu sambil berjalan ke arah mobilnya meninggalkan Luci.

"Etss tunggu duluu!" kata Luci, dan disini Luci refleks megang tangan cowok itu, dan Luci ngeliat kalau mata cowok itu mengisyaratkan agar tangan Luci lepas dari tangan dia.

"Luci cuma mau nanya nama lo, sombong banget sih jadi orang!" kata Luci sambil memandang cowok itu dengan lekat.

"Buruan nanya apa?" tanya cowok itu sembari menatap Luci dengan lekat.

Luci yang di tatap pun merasa salah tingkah dia berdehem untuk menetralkan detak jantungnya.

"Ekhm, nama lo siapa?" tanya Luci sekali lagi.

"Aldo!" jawab cowok itu, setelah itu dia segera masuk ke dalam mobilnya.

"Oo Aldo, hati hati di jalan ya, sampai jumpa lagi!" teriak Luci dari luar mobil Aldo sembari tersenyum manis.

Aldo yang berada di dalam mobil hanya menatap ke arah Luci sembari tersenyum simpul. "Cute!" katanya dengan pelan.

***

Sesampainya di rumah, Aldo segera memasuki rumahnya dan di sana dia telah menemukan Bunda dan Ayahnya sedang berbincang bincang

"Udah ketemu sama anaknya Do?" tanya Bunda Aldo di saat Aldo telah duduk di samping nya.

"Udah" jawab Aldo simpul.

"Gimana pendapat kamu tentang dia?" tanya Bunda Aldo lagi.

Sedangkan Ayah Aldo hanya menyimak saja dari tadi.

"Biasa aja," jawabnya sembari meminum minuman yang terletak di meja.

Bunda aldo tersenyum simpul. "Bunda yakin, pilihan Bunda sama Ayah itu adalah yang terbaik buat kamu!" ujar Bunda Aldo.

"Terserah Bunda sama Ayah aja," jawab Aldo yang kemudian berdiri dari duduknya.

"Aldo ke atas dulu Bun, Yah." ujarnya, kemudian dia segera naik ke lantai dua untuk menuju ke kamarnya.

Ayah Aldo hanya menghembuskan nafasnya melihat tingkah Aldo.

Sebenarnya Aldo pindah ke jakarta, karena Ayah nya yang di pindahkan tugas kerja ke jakarta dan juga kemarin Bundanya bilang bahwa Aldo akan di jodohkan dengan anak teman Bundanya.

Bukan karena kesepakatan di saat mereka masih muda, hanya saja satu minggu yang lalu Bundanya bertemu dengan temannya itu, dan mereka mulai menceritakan kisah hidup mereka masing masing, dan memperlihatkan foto foto keluarga mereka.

Sehingga muncullah inisiatif mereka untuk menjodohkan anak mereka.

Aldo tak habis pikir dengan pikiran Bundanya itu, apakah Bundanya itu ke jedot pintu sebelum bertemu sahabatnya itu, sehingga dia berniat menjodohkan Aldo dengan anak temannya.

.

.

.Bersambung jangan lupa vote dan komentarnya cantik:)