5. Perkembangan
Hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar di meja makan keluarga Luci pagi ini, saat ini Luci sedang berada di meja makan, hari ini hari yang paling Luci suka karena di hari ini kedua orang tuanya berada di rumah dan Abangnya juga tidak ke kampus hari ini.
"Hari ini Papa aja ya yang nganter Lia ke sekolah," ujar sang Papa sembari tersenyum manis menatap putrinya itu.
"Boleh Pa," jawab Luci sambil tersenyum.
***
"Jaga diri baik-baik ya," ujar Papa sambil mencium jidat Luci.
"Iya Pa, Papa hati-hati jangan ngebut, babai." kata Luci melambaikan tangannya kepada Papa.
Setelah mengatakan itu Luci pun langsung berjalan memasuki perkarangan sekolahnya. Dia berjalan dengan senyuman di bibirnya, waktu yang sangat Luci suka adalah saat datang ke sekolah. Pagi-pagi begini matanya selalu segar melihat murid laki-laki yang rapi dengan seragam sekolah serta bau maskulin dari tubuh mereka sangat menyegarkan.
Sesampainya dikelas luci telah menemukan Puput yang sedang membaca novelnya.
"Morning Put," sapa Luci sembari meletakan tasnya di kursi.
"Jangan ganggu gue Ci," jawab Puput tanpa menatap lawan bicaranya.
"Ih garang banget si Kak," goda Luci sembari terkekeh.
Puput pun langsung menutup novel yang di bacanya.
"Put gimana dong, Luci nggak bawak bekal buat Aldo hari ini," ujar Luci dengan menaikkan alisnya.
"Berarti hari ini lo nggak usah ngasih bekal dulu ke Aldo," ucap Puput.
"Oke deh kalau gitu," jawab Luci sambil memberi jempol.
"Ci ntar lo duluan aja ya kalau mau ke kantin," kata Puput.
"La kok gitu si Put?" tanya Luci yang tidak mengerti.
"Gue ada latihan nari nanti," jelas Puput sembari membuka handphone nya.
Luci mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti. "Emang ada acara apa Put?"
"Lo udah lupa bentar lagi Ulta nya sekolah kita yang ke 25TH." jawab Puput.
"Iyaa Luci baru ingat Put." kata Luci sambil cenyeyesan.
***
Sesuai perkataan Puput pagi tadi, bahwa Luci harus ke kantin sendirian jadilah sekarang Luci sedang duduk sendirian di kantin.
Saat sedang asik duduk sendirian tiba-tiba ada seseorang yang menumpahkan jus di baju Luci.
Luci langsung berdiri daru duduk nya, di lihatnya adik kelasnya yang telah menyiramnya entah itu sengaja atau pun tidak.
"Yaampun Kak, maaf aku nggak sengaja," ujar Adik kelas Luci sembari berusaha membersihkan baju Luci dengan tisu yang ada di meja Luci.
"Iya nggak papa," jawab Luci sembari berusaha tersenyum, jujur saja Luci sangat malu saat ini, karena semua murid yang ada di kantin menatap ke arahnya, ingin rasanya dia menangis.
"Sekali lagi maaf ya Kak," kata Adik kelasnya itu.
Luci menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.
Kemudian Luci pergi menuju toilet wanita dia duduk di dalam Wc, sembari berpikir dia harus gimana saat ini, di lokernya tidak ada baju cadangan, karena baju cadangan ya yang dia pakai saat ini.
"Aduh harus gimana ini!" gerutu Luci yang mulai risau.
"Ayo Luci gunakan otak cerdas kamu," gumamnya.
"Haa Mama Luci malu!" teriaknya bukannya mencari ide dia malah teriak.
"Bau mangga," katanya mencium seragamnya itu.
TOK! TOK!
"Siapa?" tanya Luci dari dalam Wc.
TOK! TOK!
Lagi-lagi hanya terdengar ketukan pintu, tanpa ada suara sang pemilik tangan.
"Nggak punya mulut apa tu orang, mangkanya nggak nyaut-nyaut!" ujar Luci yang kesal.
Dia pun membuka kan pintu toilet. "Astaga!" kaget Luci saat melihat Aldo di hadapannya dengan membawa baju olah raga di tangan kanannya.
"Nihh!" Aldo menyodorkan baju olah raga kepada Luci.
Luci masih tidak mengerti kenapa Aldo memberinya baju olah raga.
"Luci punya kok baju olah raga di rumah, lagian hari ini Luci nggak olah raga," ujarnya sembari tersenyum.
"Polos banget!" batin Aldo.
"Baju lo transparan." kata Aldo tanpa berpikir panjang.
Tiga kata yang Aldo katakan tersebut membuat Luci membelalakkan matanya.
Seketika Luci langsung mengambil baju olah raga yang di tangan Aldo dan dia langsung menutup pintu Wc nya.
BRAK!!
Sedangkan Aldo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Luci.
***
Saat ini Luci sedang berada di gerbang sekolah dia sedang menunggu seseorang lewat.
Lama Luci menunggu akhirnya orang yang dia tunggu lewat juga.
"ALDO!!'' teriak Luci sambil melambaikan tangannya.
Banyak pasang mata yang melihat ke arah Luci namun luci tidak menghiraukannya.
Luci berlari ke arah Aldo tiba-tiba dia terjatuh.
BRUK!!
"Aduhh!" ringisnya yang terduduk di lapangan.
Aldo yang melihat Luci jatuh, ingin rasanya dia tertawa terbahak-bahak hanya saja dia takut Luci merasa malu.
Aldo berjalan menghampiri Luci, saat telah sampai di depan Luci dia mengulurkan tangannya.
"Makasih!" ucap Luci saat dia sudah berdiri.
"Lain kali tali sepatu itu di ikat." ujar Aldo dengan melihat Luci dengan intens.
Tiba-tiba Luci menghitung jarinya.
"1,2,3,4,5,6,7 omaiguys! perkembangan yang sangat pesat Aldo udah ngomong 7 kata good, besok di tambah lagi ya!" ucap Luci sembari tersenyum.
Aldo hanya menatap Luci dengan raut wajah yang datar.
"Ooh iya hampir Luci lupa, apa tujuan Luci untuk ngampiri Aldo," ujar Luci sembari menepuk jidatnya pelan.
Aldo menaikan satu alisnya tanda tidak mengerti.
"Makasih ya buat baju nya, besok-besoknya lagi Luci bawa ke sekolah Luci janji," ucapnya sembari mengangkat jari kelingkingnya.
Aldo tidak bereaksi sedikit pun dia hanya menatapi Luci saja.
Luci yang geram akhirnya mengambil tangan Aldo dan menautkan kelingkingnya di kelingking Aldo.
"Yaudah kalau gitu Luci pulang dulu ya Aldo babai, jangan rindu Luci ya " ucapnya sembari tersenyum.
Aldo hanya memandang Luci dengan lekat seperti biasanya.
Setelah itu Aldo segera masuk ke mobilnya dan dia pun langsung pergi dari sekolah untuk pulang ke rumahnya.
.
.
.Bersambung jangan lupa vote dan komentarnya manis:)
salam
@hyo.yolan