8. Roti KAYA membawa berkah
KRING! KRING!
"Akhirnya lonceng surga bunyi juga," ujar Leon teman kelas Luci.
Semua siswa berhamburan keluar kelas, untuk menuju kantin, begitu pula dengan Luci dia langsung keluar kelas untuk menuju kelas Aldo.
Sesampainya di kelas Aldo, dia segera masuk dan disana dia menemukan Aldo sedang duduk sendirian dengan earphone di telinganya.
Luci segera duduk di samping Aldo dan dia menarik earphone yang di gunakan Aldo.
"Apaansih," ucap Aldo sembari memandang Luci.
"Luci cuma mau nanya roti KAYA nya udah Aldo makan belum?" tanya Luci sembari tersenyum.
"Udah." jawab Aldo singkat padat dan jelas.
"Yang benar?" tanya Luci tidak percaya.
"Iya." jawab Aldo sembari tetap fokus memandang ke arah Luci.
"Yaudah kalau gitu Luci pergi dulu, mau ke kantin soalnya lapar," ucapnya sembari beranjak menuju kantin.
"Dasar aneh," gumam Aldo sembari menatap punggung Luci yang semakin lama semakin menjauh.
Saat berjalan menuju kantin Luci tidak sengaja bertemu dengan Robi dan Wisnu.
"Eh adek Luluci," sapa Robi dengan sengirannya.
"Ya kenapa?" tanya Luci sembari terkekeh.
"Itu bekal yang lo kasih sama Aldo tadi enak banget, roti apa itu namanya?" tanya Wisnu yang penasaran.
Jujur saja Robi daj Wisnu ketagihan dengan rasa roti yang di berikan oleh Luci untuk Aldo.
"Oo roti KAYA!" jawab Luci.
"Roti Kaya? Emang kalau makannya bisa kaya?" tanya Robi dengan gobloknya.
"Nggak juga sih, roti itu penuh akan gizi dan kandungan bernutrisi jadi namanya roti kaya." jawab Luci sembari tersenyum.
"Iya itu enak banget, tapi salahnya kita cuma sedikit makannya! Karena Aldo nggak boleh makannya banyak banyak." Robi mengaduh kepada Luci.
"Bagus dong, seharusnya kalian memang nggak boleh makannya karena itu khusus buat Aldo! Btw beneran Aldo nggak boleh kalian minta rotinya?" tanya Luci memastikan.
Robi dan Wisnu Menganggukan kepala mereka dengan kompak.
Luci yang mengetahui akan kejadiannya dia tersenyum-senyum sendiri dengan menggigit bibir bawahnya.
"Robi sama Wisnu mau Luci bawak in roti kaya?" tawar Luci sembari tersenyum jahil.
"Mau banget," jawab Robi antusias dengan mata yang berbinar.
"Tapi ada syaratnya!"ujar Luci.
"Apaan?" tanya Wisnu kepada Luci.
"Sini-sini" Luci membisikkan sesuatu ke pada mereka berdua.
"Oalah itu ma gampang dek Luluci," ujar Robi sembari memetik jarinya.
"Jangan lupa bawah roti kaya ya, besok buat kita," ujar Wisnu sembari menaik turunkan alisnya.
"Siap, kalau gitu Luci pergi dulu ya," pamitnya.
"Okeh hati hati Dek Luluci." ujar Robi.
Luci mengacungkan jempolnya mendengar perkataan Robi.
***
Sesuai dengan rencananya bersama Robi dan Wisnu siang tadi, sekarang Luci sedang berada di gerbang sekolah sedang menunggu Aldo.
"Aldo lama banget sih, padahal bel pulang kan udah lama bunyi," gerutu Luci sembari celingak celinguk.
Sedangkan disisi lain, Aldo tengah sibuk berdebat bersama Wisnu dan Robi.
"Plis de Do, kali ini aja lo antar dia pulang." pujuk Robi sembar memasang wajah sok imut.
"Nggak!'' jawab Aldo dengan cepat tanpa ekspresi.
"Kali ini aja Do," ucap Wisnu memelas.
"Gue hari ni les," jawabnya.
"Lesnya kan jam 4 Do, sedangkan sekarang baru jam 3 lewat 15 menit.'' ujar Wisnu.
"Nggak! Nggak!" jawab Aldo dengan keras kepalanya.
"Lo bodoh banget Do, apasih kurangnya Luci udah baik, cantik pinter lagi emang dasar lo nya aja yang bodoh!" ucap Robi yang kesal.
"Kalau lo suka ambil aja," jawabnya dengan enteng.
"Lo kira dia barang, tinggal bilang ambil aja." ucap Robi yang menatap Aldo dengan garangnya.
"Gue duluan." ucap Aldo keluar kelas sembari meyandangkan tasnya di bahu sebalah kanan dan kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celananya.
"Susah banget pujuk tu anak," ucap Wisnu dengan menghembuskan napasnya.
"Nggak jadi dong makan roti kaya," ujar Robi dengan mengelu.
"Yaudah mendingan sekarang kita pulang aja," ajak Wisnu.
Robi menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju atas perkataan Wisnu.
Aldo telah sampai di parkiran dan disini dia menemukan Luci sedang memandang ke arahnya dengan senyum selebar 7cm mungkin
"Aldo kok lama banget si." ucapnya sembari berjalan mendekat ke arah Aldo.
"Ngapain?" tanya Aldo.
"Apanya yang ngapain." kata Luci yang tidak mengerti.
Aldo mendekat satu langkah ke arah Luci.
"Ngapain nungguin gue?" tanya Aldo lagi.
Luci menghembuskan nafasnya, dia memang harus exstra sabar mengahadapi sikap Aldo yang dingin dan cuek.
"Aldo nggak bayar kan kalau ngomong?" tanya Luci yang kesal.
"Nggak!" jawab Aldo dengan menautkan alisnya.
"Trus ngapa kalau ngomong irit banget!" kata Luci dengan geramnya.
Aldo tidak menjawab pertanyaan Luci dia malah bertanya kepada Luci.
"Ngapain lo nunggui gue?" tanya Aldo untuk yang ke dua kalinya.
"Mau nebeng pulang soalnya Abang Luci nggak jemput katanya dii__
"Naik angkot," jawab Aldo dengan cepat.
"Angkot nggak ada yang lewat," ujar Luci sembari menunduk.
"Taxi?" usul Aldo lagi.
"Nggak ada uang," jawabnya sembari tersenyum ke arah Aldo.
"Punya kaki?" tanya Aldo sembari memandang Luci lekat lekat.
"Punya" jawabnya dengan malas
"Fungsinya?" tanya Aldo lagi.
"Buat jalan, Luci tau Aldo nyuruh Luci jalan kaki, tapi kan kaki Luci masih sakit, Aldo nggak sedih apa liat Luci jalan dengan kaki sakit," ujarnya sembari memelas kearah Aldo.
Aldo menghembuskan nafas panjang, dia segera berjalan ke arah motor nya, dan di buntuti oleh Luci di belakangnya.
"Nihh," ucap Aldo sembari menyerahkan helm kepada Luci.
"Aldo aja yang pakai," luci mengembalikan helmnya kepada Aldo.
"Pakai atau nggak gue antar pulang." kata Aldo.
"Iya," jawab Luci.
"Aldo pasangi helm nya,"pinta Luci sembari tersenyum.
"Punya tangan?" tanya Aldo sembari menaiki motornya.
Luci memutar matanya malas, dia sangat gemes melihat tingkah Aldo yang dingin ini.
"Punya, fungsinya buat memakai sesuatu jadi pakai sendiri!" ucap Luci kepada dirinya sendiri.
Aldo tersenyum tipis mendengar perkataan Luci. "Naik atau gue tinggal" ancam Aldo yang membuat Luci kalang kabut.
Luci segera naik ke motor Aldo, Aldo melihat Luci telah menaiki motor nya dan dia segera menjalankan motornya.
.
.
.Bersambung
Salam author
@hyo.yolan