13. Kisah putri duyung
"Aldo," panggil Luci yang kini duduk di bangku penumpang samping pengemudi.
"Hmm." jawab Aldo.
"Aldo tau dongeng putri duyung?" tanya Luci.
Aldo melirik ke arah Luci sekilas, "Nggak," jawab Aldo.
"Yah sayang banget, sebenarnya kisah Luci sama putri duyung itu sama." kata Luci.
"Lo, mermaid?" tanya Aldo.
"Ya nggak lah! Luci manusia normal Aldo." jawabnya yang kini duduk menghadap ke arah Aldo sembari menaikan satu kakinya di bangku.
"Duduk yang benar," ujar Aldo.
"Nanti, Luci lagi mau cerita." ujar Luci
"Kisah percintaan Luci sama putri duyung itu sama," ujarnya kepada Aldo.
Aldo tidak menggubris perkataan Luci, dia terus saja menyetir dengan tenang.
"Awal pertama putri duyung bertemu sama pangeran, saat kapal milik pangeran melewati dasar laut yang di tempati oleh putri duyung, saat itu dia langsung jatuh cinta sama pangeran saat dia melihat pangeran tengah tertawa di atas kapal itu. Namun, tiba-tiba putri duyung melihat kapal milik pangeran menabrak terumbuk karang. Lalu kapal milik pangeran tenggelam di dasar laut, dan kemudian putri duyung menyelamatkannya dan membawa pangeran ke pinggir pantai yang di mana di sana terletak sebuah istana, putri duyung memegangi wajah pangeran yang tampan sembari bernyanyi dengan suara indahnya, pangeran perlahan ingin membuka mata dia dapat melihat bahwa ada seseorang gadis yang kini tengah duduk di hadapannya sembari melantunkan suara indah, namun pangeran tidak dapat melihatnya dengan jelas, putri duyung mendengar suara seseorang dan disana dia melihat segerombolan gadis kerajaan yang tengah berbincang-bincang dan dia segera pergi dari sana meninggalkan pangeran.
Kemudian para gadis itu mendekati pangeran yang tengah terbaring. Dan salah satu dari mereka adalah putri kerajaan itu. Pangeran membuka mata dan dia melihat putri kerajaan itu tersenyum di hadapannya, pangeran tersenyum ke arah putri kerajaan, karena dia mengira putri kerajaan itu telah menolong nya. Disisi lain putri duyung bahagia karena pangeran telah sadar, tetapi disisi lain dia kecewa karena bukan ia yang pangeran lihat saat dia terbangun." Luci menghentikan ceritanya.
"Aldo dengar nggak Luci cerita!" kata Luci yang kesal.
"Dengar," jawab Aldo singkat.
Luci tersenyum simpul, kemudian dia segera melanjutkan ceritanya.
"Setelah itu, putri duyung pergi ke lautan dia kembali ke istananya, hari-hari berlalu dia merasa tidak bersemangat karena tidak bisa bertemu dengan pangeran lagi. Akhirnya suatu hari putri duyung mendatangi duyung pintar yang mempunyai banyak ramuan dan ilmu hitam. Dia meminta untuk mejadi manusia, duyung pintar bisa membuat putri duyung menjadi manusia tetapi dia harus mengambil suara putri duyung. Jika putri duyung ingin suaranya kembali dia harus membuat pangeran jatuh cinta, kalau dia tidak bisa membuat pangeran jatuh cinta kepadanya maka dia akan menjadi buih di lautan, putri duyung setuju atas perjanjian itu, dia akhirnya jadi manusia dan menemukan pangeran, pangeran sangat baik kepadanya namun dia tidak bisa berbicara dan mengatakan bahwa ia telah menyelamatkan pangeran.
Suatu hari raja pulang dari perjalanan jauhnya pangeran mengatakan kepada raja bahwa dia ingin menikahi kekasihnya, perempuan yang telah menyelamatkan hidupnya, putri duyung bahagia bukan main mendengar hal itu, tetapi kebahagiaan nya tidak bertahan lama. Karena pangeran menunjuk putri kerajaan sebelah sebagai istrinya, karena dia menyangka bahwa putri kerajaan itu lah yang telah menyelamatkannya. Putri duyung hampa dan kemudian datang hari di mana dia menjadi buih laut tamat," katanya yang selesai menceritakan kisah putri duyung.
"Sad ending, Luci nggak mau cerita hidup Luci sad ending, sepertinya cerita Luci nggak sama seperti putri duyung, hehe." ujarnya sembari terkekeh.
"Emang persamaan cerita lo sama putri duyung apaan?" tanya Aldo.
"Sama-sama jatuh cinta pada pandangan pertama," jawabnya sembari tersenyum.
Aldo menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar perkataan Luci.
"Ya macet," ujar Luci yang melihat jalanan macet di depan sana.
"Hmm, macet panjang." jawab Aldo.
"Lama dong," kata Luci antusias.
"Senang?" tanya Aldo.
"Ya karena ngejalani macetnya sama Aldo," jawabnya sembari terkekeh.
Aldo menyentil jidat Luci. "Gila," ujarnya.
Luci mengusap jidatnya dan kemudian segera melipat tangannya di depan dada.
"Luci ngantuk, kalau udah sampai bangunin ya." gumamnya yang kini telah menutup mata.
Aldo menatap ke arah Luci yang kini telah memejamkan mata.
"Dari kisah putri duyung yang gue tonton, Putri duyung hidup bahagia bersama pangeran, suara putri duyung kembali karena di berikan ramuan oleh keluarganya, dan pengaren mengetahui bahwa putri duyung lah yang telah menyelamatkannya, dan jadilah mereka hidup bahagia selamanya." ujar Aldo yang terus menatap ke arah Luci yang kini tengah tertidur.
Disisi lain, Luci tersenyum dalam tidur pura-pura nya saat mendengar perkataan Aldo.
***
"Udah sampai," ujar Aldo kepada Luci.
Luci tidak menggubris perkataan Aldo, dia terus saja dalam posisi tidurnya, sepertinya dia benar-benar tidur saat ini.
Aldo memegangi pundak Luci sembari menggoyangkan pundak Luci.
"Luci bangun," kata Aldo lagi.
"Hmm," gumam Luci yang kemudian membuka matanya.
Luci tersenyum ke arah Aldo yang kini tengah duduk di bangku pengemudi sembari menatapnya.
"Untuk yang ke dua kalinya Aldo bilang nama Luci," ujarnya sembari tersenyum manis.
Aldo hanya menatap Luci dengan datarnya. "Lo hitung?" tanya Aldo.
Luci menganggukkan kepalanya. "Iya," jawab Luci sembari tersenyum.
Aldo hanya menatap Luci sekilas lalu dia segera mengalihkan pandangannya.
Luci masih dengan senyuman manisnya menatap ke arah Aldo. "Thanks," ujarnya sembari keluar dari mobil Aldo.
"My husband!" lanjutnya sebelum menutup pintu mobil.
"Dah!" katanya yang telah berjalan memasuki perkarangan rumahnya.
Aldo terkejut mendengar perkataan Luci. "Dia sudah mengetahuinya." gumam Aldo yang kemudian menjalankan mobilnya menuju ke rumahnya.
Luci berjalan memasuki rumahnya yang kini tengah ada Mamanya yang sedang berkutat di dapur.
"Assalamualaikum Lia pulang," ujarnya menghampiri Mama Lina dengan senyuman mengembang.
"Waalaikumsalam," jawab Mama Lina sembari tersenyum juga.
"Pulang bareng siapa?" tanya Aan yang berjalan mendekati Mama dan Luci.
"Calon suami," jawan Luci.
"Kamu kenal sama Aldo?" tanya Mama Lina.
"Lebih dari kenal Ma," jawab Luci sembari tersenyum.
"Satu sekolah?" tanya Aan.
Luci menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan Aan.
"Iya, kalian kan satu sekolah, Mama lupa." jawab Mama Lina.
"Kamu suka ya sama dia?" goda Aan yang membisikinya kepada Luci.
Luci tersenyum kepada Aan. "Banget," jawab Luci.
"Bisikin apaan sih?" tanya Mama Lina.
"Rahasia anak muda, Mama jangan kepo." jawab Luci sembari terkekeh.
"Kayak judul film tu," ujar Mama Lina.
"Cinta anak muda Ma," jawab Aan dan Luci bersamaan.
"Eh iya, Mama lupa." kata Mama sembari terkekeh.
"Lia ke atas dulu ya Ma, Bang." pamitnya.
"Iya, jangan lupa sholatnya." ujar Mama.
"Iya Ma." jawab Luci yang segera berjalan menuju ke kamarnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Next Part.
Vote komen nya maniss.
Kalau bisa ajak teman, saudara, ayah, ibu kakek, nenek tetangga kalian buat baca cerita baca ini maniss hehe.
Salam Bubun @hyo.yolan