7. Calon
Sebenarnya Mama sudah bersih keras untuk menyuruh Luci tidak berangkat sekolah, tetapi Luci keras kepala. Dia tetap ingin berangkat sekolah, padahal sekarang adalah hari senin.
SENIN! adalah hari yang paling di benci oleh Luci, karena hari ini mereka semua akan mendengar ocehan Pak Bauwan di tambah lagi sinar matahari yang sangat panas.
45 menit sudah berlalu akhirnya selesai juga upaca bendera hari ini, Luci segera pergi menuju kelasnya bersama dengan Puput.
"Ooh iya Puput duluan aja ya ke kelas nya, Luci mau mampir ke kelas Aldo dulu," ucapnya sembari berjalan terlebih dahulu.
"Mau ngapain tu anak," gerutu Puput.
Puput akhirnya menuju ke kelas mereka sendirian.
Luci sampai di depan kelas Aldo, dia bertemu dengan salah satu teman kelas Aldo.
"Permisi," sapanya dengan senyuman mengembang.
"Iya." jawab perempuan itu dengan tersenyum juga.
"Aldo nya ada nggak di dalam?" Luci bertanya kepada perempuan yang bernama Nisa itu, Luci tau namanya karna dia melihat nametaq perempuan itu.
"Ada kok di dalam, masuk aja nggak papa," ucap Nisa sembari tersenyum ke arah Luci.
Luci segera masuk ke dalam kelas Aldo dan dia mengarahkan pandangannya keseluruh ruangan dan dia menemukan Aldo yang sedang duduk di bangku pojok paling belakang, sedang berbincang bincang bersama temanya yang bernama Robi dan Wisnu.
Luci berjalan ke arah Aldo, banyak siswa-siswi yang melihat ke arah Luci namun Luci acuh saja, toh dia kesini cuma mau ketemu sama Aldo bukan untuk mencari masalah.
"Aldo."panggilnya saat telah sampai di depan Aldo.
Aldo hanya menatap datar ke arah Luci kemudian dia kembali menatap ke arah handphone nya.
"Eleh eleh ada gerangan apa atu, adek cantik sampai datang ke kelas kita." ujar Robi sembari berdiri dari duduknya.
"Luci mau ketemu Aldo," ucap Luci to the point.
"Gercep banget lo Do, baru beberapa hari disini udah banyak banget stok lo," ujar Wisnu sembari tertawa.
Aldo tidak menghiraukan perkataan mereka semua, dia hanya asik dengan handphone di tangannya.
"Aldo." panggil luci yang kedua kalinya.
"Hmm," sahut Aldo.
"Ni bajunya, luci baliki makasih ya," ujar Luci sembari tersenyum.
Aldo menatap ke arah Luci menganggukan kepalanya.
"Bee gilaa! udah main tukeran baju aja lo, tukaran cincin nya kapan bro!" ucap Robi sembari tertawa.
Wisnu dan beberapa teman kelas yang mendengar perkataan Robi, mereka pun ikut tertawa.
"Doain aja secepatnya," sambung Luci tiba-tiba dengan kekehannya.
Semua siswa-siswi menatap ke arah Luci dan mereka pun tertawa lagi.
"Lucu juga ya lo," ucap Wisnu sembari terkekeh.
Luci hanya tersenyum kepada Wisnu.
"Sok calm," ujar Aldo tiba-tiba.
"Kenapa? Aldo cemburu ya, ayo ngaku!" kata Luci sembari terkekeh mendengar perkataan Aldo barusan.
"Gak ada urusan banget gue cemburu, pacar bukan gebetan bukan." jawab Aldo.
"Etss tapi kan Calon hehe," ujar Luci sembari tertawa.
Robi dan Wisnu hanya menggelengkan kepala mereka melihat tingkah Luci dengan kekehan mereka.
EKHEMM!!
Seseorang berdehem dari arah pintu kelas Aldo, semua siswa telah duduk di tempatnya masing- masing, tetapi Luci masih berada di kelas Aldo.
"Ehh Pakk Bauuuuuu Wan!" sapa luci sembari tersenyum canggung.
Semua siswa berusaha menahan tawanya karna ucapan Luci.
"Lucika liya putri kenapa kamu di sini!" bentak Pak Bauwan.
"Anuh pak biasa anak muda," jelas Luci sembari menyengir.
"Kembali ke kelas kamu SEKARANG!!" tegas Pak Bauwan.
"Iya pak entar" jawabnya dengan entengnya.
Luci mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Aldo.
"Aldo ini ada roti KAYA dari Luci, jangan lupa di makan ya, itu nggak Luci racunin kok, cuman Luci kasih bubuk cinta aja dikit," ujarnya sembari terkekeh
Wisnu yang duduk di samping Aldo menahan tawanya mati-matian mendengar perkataan Luci.
"kalau gitu Luci pergi dulu ya babai," ujarnya sembari mengedipkan sebelah matanya.
Robi merinding melihat Luci tersenyum sembari mengedipkan matanya.
Luci segera berjalan keluar kelas, sebelum keluar dia berpamit terlebih dahulu kepada Pak Bauwan.
"Kalau gitu Luci pamit dulu ya Pak Bauuuuu Wan!" ucapnya sembari sedikit menunduk memberi rasa hormat.
Pak Bauwan hanya menggelengkan kepalanya Melihat tingkah Luci.
"Ada ada aja tingkah anak itu," gerutu Pak Bauwan.
Aldo hanya menatap Luci yang telah pergi, Aldo bingung entah terbuat dari apa anak itu, kenapa dia aneh sekali, mungkin kah dia bukan dari planet bumi jangan jangan dia makhluk astral yang menyamar menjadi manusia.
Aldo berdigik ngeri membayangkan apa yang telah di pikirkannya.
"Ya kali gue di sukai sama Hantu," batin Aldo.
.
.
.Bersambung
salam author
@hyo.yolan