Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

FLIRTATIONSHIP

Diani_Nurd
--
chs / week
--
NOT RATINGS
12.2k
Views
Synopsis
Aku Senja Adistya, tidak pernah percaya pada yang namanya "kebetulan", paling malas kalau sudah ikut nonton FTV sama mama terus ada adegan "cewek nabrak cowok, ternyata pas ketemu lagi si cowok adalah bos dimana cewek itu akan bekerja, awalnya saling benci dan kemudian saling suka". No fucking way.....kalau aku nonton adegan begitu pasti langsung misu-misu.... sampai aku bertemu dengannya, Ganendra Putra Pratama setiawan yang kupikir hanyalah orang random, dan tidak akan pernah bertemu lagi. Nyatanya semesta seolah berkonspirasi, setelah itu..... dimana- mana aku selalu bersinggungan dengannya, hingga lambat laun aku yang sangat risih dengannya menemukan kalau dia nggak seburuk yang aku pikirkan. Hubugan kami menjadi sangat akrab, selalu bertukar lewat pesan whatsapp, kalau kami lagi di kota yang sama kami akan jalan berdua, persis seperti yang dilakukan orang Yang pacaran. Tapi tidak, kami tidak pacaran, kami hanya dekat, lebih akrab dari teman tapi tidak ada hubungan.... Yep... it's flirtationship, kata yang kubaca di Tumblr beberapa waktu lalu, sangat cocok untuk menggambarkan hubungan kami. More than friendship but less than relationship, that's it. Jadi ketika salah satu dari kami menemukan orang baru untuk memulai hubungan, tidak seharusnya kami saling cemburu, iya kan? Karena kami tidak berada dalam hubungan yang harus mencemburui satu sama lain.
VIEW MORE

Chapter 1 - BAB I Awal Mula

Sudah tidak terhitung lagi, beberapa kali aku meyeka bulir keringat di dahiku, matahari bersinar dengan sangat teriknya padahal jam baru menunjukan pukul 07.20 WITA, kalau upacara ini bertahan hingga 20 menit kedepan maka dipastikan aku akan digotong ke UKS. Beruntungnya, Pak Aries, sang kepala sekolah sebagai Pembina upacara pagi ini tidak memberikan banyak petuah dan pengarahan seperti biasanya.

Aku merasa lega bukan main ketika sudah duduk di meja kerjaku di ruang guru, walaupun ruangan ini tidak ber Ac tapi ruangan nya cukup dingin karena gedung sekolah ini terletak di area perbukitan serta banyak nya jendela memudahkan angin masuk.

Ibu Sani tersenum jahil menatapku yang tengah membereskan berkas- berkas yang ada di atas mejaku, "wah… wah ada angin apa nih? Semangat sekali nona guru kita yang satu ini, tumben loh..". Ibu sani adalah salah satu guru senior di sekolah ini.

Aku tersenyum membetulkan "oh iya dong…. masih pagi, semangat 45 nih saya. Nggak tau kalau ntar siang pas udah dari kelas yaa hahaha".Bukan hal baru lagi sebenarnya, kita sebagai guru yang tadinya tampil glow penuh semangat, pas kembali dari kelas langsung berubah kusut, tapi inilah seninya, kita bisa bertemu berbagai karakter siswa. Ada yang rajin, ada yang malas, ada yang butuh perhatian, dan masih banyak lagi.

"si Disti pencitraan dia bu, kan udah ada absen wajah tuh, jadi dia datang on time terus sekarang", Dito yang duduk dua meja di depanku menimpali.

"woah.., kok bapak tau sih?", aku menopangkan dagu bertumpu pada kedua tanganku yang kuletakkan di meja. Dito ini seumuran dengan ku hanya berbeda beberapa bulan, tuaan dia.

Dito balas menatapku sambil mengedipkan mata "apasih yang saya nggak tau… kalau itu tentang dirimu beb".

Sontak bahu Dito di timpuk pake buku Oleh Tera yang duduk di kursi sebelahnya "ingat istri di rumah woy…. ".

"hahahaha rasain" aku dan Bu Sani tertawa puas.

Dito memandang kami dengan ekspresi terluka sambil memegang dadanya "ouch, ini yang disebut luka tapi tidak berdarah" katanya dramatis

...

Aku baru selesai merapikan mejaku dan membuang kertas-kertas yang sudah tidak dipakai lagi kedalam tong sampah bertepatan dengan Pak Haryo, staf adminitrasi berjalan mendekat, "ibu Adistya dan Ibu Tera ditunggu Bapak di ruangannya."

"Ada apa ya,Pak?" Tera mewakili kami berdua

"kurang tau, Bu. Cuman di suruh panggil aja.

"Pak Aries nggak ngasih clue atau apa gitu pak?" Tanya Tera Lagi

Pak Haryo keliatan bingung dengan pertanyaan beruntun Tera "Bapak tidak ngomong apa-apa lagi sih".

"ya udah pak, kita kesana sekarang". Jawabku mengakhiri sesi introgasi Tera ke Pak Haryo

"yang tenang yaaa, kalian berdua di sana" Dito berkata dengan nada serius ketika kami berjalan melewati mejanya.

"Hee…. itu maksudnya apaan?" Tera berkacak pinggang, Dito memberikan gesture tanda Peach membentuk V dengan kedua jarinya, lalu mengambil buku bahan ajar terbirit-birit menuju kelas. Semua orang yang ada di ruangan itu hanya geleng-geleng kepala melihat hal tersebut.

Di depan pintu kayu bercat coklat, aku dan Tera berpandangan sebentar menarik napas lalu menghembuskan perlahan sebelum mengetuk pintu "assalamualaikum"

"Waalaikusallam, masuk." Terdengar jawaban dari dalam

Kami melangkah masuk, Pak Aries mengangkat kepala dari laptop entah apah yang sedang dia kerjakan begitu mendengar langkah kaki mendekat "Ibu guru, silahkan duduk." Kami memilih duduk di sofa yang tidak jauh dari meja kerja pak Aries

"Ada apa ya pak? tadi pak Haryo memberitahu kalau bapak memanggil kami berdua."

"Oh begini nona guru," pak Aries bangkit dari kursi kerja nya dan duduk di sofa yang berhadapan denganku dan Tera" Kita ada undangan Bimtek K13 dari Dinas Provinsi, untuk mapel Bahasa inggris dan kewirausahaan, Jadi saya mengutus ibu Adistya sebagai perwakilan mapel bahasa inggris dan ibu Tera untuk mapel kewirausahaan".

Aku menghembuskan napas, lega medengar kalimat yang keluar dari mulut Pak Aries, kukira kami di panggil untuk di tegur.

"Oke pak, jadi kapan acaranya ini?"

"hari rabu siang jam 2 sudah harus check in di hotel, tapi kita perginya hari rabu pagi saja, kepala sekolah diharuskan ikut juga, nanti kita sama-sama naik mobilku sampe Baubau, masih bisa sampe kapal pagi".

"iya, pak", aku sengaja menahan bibirku untuk nggak nyengir selebar mungkin, sudah lama aku tidak Ke Kendari, terkhir kali pas wisuda 1 tahun lalu. Pas dengar kabar ini jadi super excited. Yeaaaay….. Kendari, I'm coming...…

Sejak setelah yudisium saya sudah diajak bergabung di sekolah ini atas permintaan dari Pak Aries sendiri, karena guru bahasa Inggris cuti hamil. Namun, setelah itu ternyata guru nya malah mengajukan surat pindah mengikut suaminya yang tugas di kota Raha, jadilah saya diangkat sebagai guru tetap di sekolah ini