Chereads / FLIRTATIONSHIP / Chapter 4 - BAB IV sial bertubi-tubi

Chapter 4 - BAB IV sial bertubi-tubi

"Dis, bangun...." Aku terbangun ketika menyadari tubuhku digunacang kecil dan mendapati mbak Anitra menggosok-gosok rambutnya yang masih basah. sepertinya dia baru habis mandi. "mandi sana, cepatan, jangan lama-lama...." Tegur mbak Anitra lagi karena melihatku belum bangkit

Aku duduk di kasur memperhatikan mbak Anitra yang sibuk grasak- grusuk, berusaha mengumpulkan nyawa yang masih tercecer. Demi Allah aku butuh tidur, belum sampai 20 menit tidur sudah di bangunkan paksa. "haa? Apaan? Mau kemana sih mbak?''. Tanyaku benar-benar gagal paham, masih ngelag, by the way.... Aku memutuskan memanggil Anitra dengan sebutan Mbak karna umurnya 2 tahun diatasku.

"openingnya 30 menit lagi, duh dimana lagi kutaruh ini barang?" mbak Anitra mengaduk-aduk tas nya mencari sesuatu

Aku berdecak" ck... ya udah sih. Aku mandi palingan 15 menit, trus pakean 15 menit. Nah, beres masalahkan. Nggak perlu grasak grusuk juga kali" kataku mencibir lalu beranjak mengambil handuk.

Mbak Anitra berhenti mengaduk-aduk tasnya dan berkacak pinggang menatapku, "masalahnya Adisti sayang, openingnya bukan di hotel ini, tapi di Hotel putri. Peserta lain sudah pada ngantri nunggu bus hotel, bus hotel nya cuman 1 jadi mesti antri dulu."

"shit" aku keceplosan mengumpat di hadapannya, mengambil handuk dan melesat secepat kilat ke kamar mandi. sekitar 5 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi. Ini adalah rekor mandi tercepat selama aku hidup.

Setelah drama ganti baju, kini saya dan Mbak Anitra bergabung dengan peserta lain di lobi, menunggu bus hotel yang akan mengantar kami ke hotel putri.

...

Sambil mengedarkan pandangan aku dan Mbak Anitra memasuki ruang aula hotel putri tempat opening diadakan, ruangan itu sudah penuh dengan peserta bimtek. Aku menemukan Tera melambaikan tangan, kalau bukan ditengah suasana formal begini, aku yakin dia akan berdiri sambil meneriakan namaku. Kami berjalan menuju kearahnya.

Opening dimulai dengan sambutan dari kadis pendidikan provinsi, acara berlanjut ke sambutan kepala sekolah SMKN 1 Kendari sebagai tuan rumah penyelenggara ketika aku merasa perutku mulas, "Ra... Tera" aku berbisik pada Tera yang duduk di sampingku

Tera menoleh "kenapa? Astaga... kamu keringatan loh Dis, sakit?" Tanyanya khawatir.

"Nooo.... Tapi saya butuh toilet".

"oh, ya udah sana... cepetan".

"Saya tidak tau toiletnya dimana dodol"

"oh".. jawanya tanpa rasa bersalah "keluar dari pintu belakang sana, lurus aja terus sampe mentok, nah sebelah kiri ada toilet"

"oke" aku bergegas keluar menuju pintu yang dimaksud.

Sayangnya karena terburu-buru keluar, *brak*aku menabrak sesuatu. Aku mendongak dan menemukan seorang cowok berkemeja putih sambil memungut ID cardnya yang sama dengan punyaku

"auh a______"

Cowok itu mengangkat tangannya, "minta maafnya nanti aja, sekarang saya buru- buru" lalu nyelonong pergi gitu aja

"woah..... ge er sekali tuh orang, benar-benar nggak sopan. Mudah-mudahan nggak ketemu dia lagi" sembari mendumel aku berjalan meunju toilet.

...

Aku keluar dari toilet dengan perasaan lega, bertepatan dengan pintu toilet di sampingku juga menjeblak terbuka, seorang ibu keluar dari sana mengenakan baju batik dan ID card "ibu ini pasti peserta Bimtek kayak saya" pikirku

"peserta Bimtek?" si ibu tiba-tiba bertanya

"iya Bu. Ibu juga?..... peserta BIMTEK maksudku.. id card yang ibu pakai sama dengan yang saya pakai" aku menambahkan ketika melihat si ibu menatapku bingung

Ibu itu mengulum senyum "oh... saya panitia. Kalau diperhatikan ada bedanya sih, ID card yang dipakai peserta talinya berwarna kuning, sedangkan yang dipakai panitia berwarna biru"

Aasdfgkl.... Tolong, tenggelamkan aku sekarang juga. "oh gitu ya bu" aku nyengir, yaaaa memang apalagi yang bisa kulakukan. "kalau gitu, duluan yaa bu". Aku berjalan secepat mungkin. Sampai di aula aku langsung duduk di kursiku.

Tera menyipitkan mata melihatku "kenapa Dis? Muka mu kayak orang yang habis dikejar setan gitu"

"ssst.." aku menaruh telunjuk di bibir menyuruhnya diam. Menceritakan pada Tera kalau saya habis nabrak cowok gila dekat pintu, terus sok kenal sama panitia, sama aja saya mengumpankan diriku untuk dijadikan bahan bullyannya. Nope... thanks.

...

Opening Bimtek sudah berakhir, kini saya, mbak Anitra dan beberapa peserta lain masih menunggu bus jemputan untuk kembali ke hotel Venus, sedangkan Tera sudah kembali kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

Kami tiba di hotel 15 menit menjelang shalat maghrib. Ketika masuk, kami sudah di tunggu panitia yang memberitahukan, kalau teman lain sedang ada diruangan yang digunakan sebagai kelas untuk menerima materi selama Bimtek. Kami akan mengisi pre test, hal ini digunakan untuk mengukur pemahaman peserta terhadap K13. Nantinya di akhir BIMTEK akan dilaksanakan post test. Jadi, hasilnya akan dibandingkan apakah ada perbedaan pemahaman peserta sebelum dan sesudah diadakannya BIMTEK.

Kami bergegas menuju ruang kelas, mbak anitra melongok di kelas A "kayaknya kita bukan di kelas ini, lihat deh.... " aku ikut-ikutan melongok dari balik pintu yang terbuka sedikit " peserta nya udah banyak gitu, ke kelas B ajalah". Katanya yakin. Karena Aku junior yang baik aku mengikut aja apa kata senior. Kami segera beranjak ke ruang kelas B bersebrangan letaknya dengan ruang Kelas A.

"assalamualaikum", mbak Anitra mengucapkan salam dan masuk begitu kami sampai di kelas B, aku mengikutinya dibelakang.

Panitia yang sedang mengawas menoleh "peserta bimtek?" kami mengangguk mengiyakan, "sudah lihat namanya ada di kelas ini?"

"belum, pak." Jawab kami serempak

"siapa namanya?"

"Anitra, pak".

"kamu?" bapak itu menoleh padaku.

"Senja Adistya", jawabku

Bapak panitia itu membaca daftar nama- nama peserta yang ada dikertasnya mencari namaku dan mbak Anitra "tidak ada nama Anitra dan Senja Adistya di kelas ini, berarti nama kalian terdaftar di kelas A, silahkan kesana" katanya begitu selesai memeriksa.

"Terimakasih, pak" kami segera keluar menuju kelas A.

Di kelas A tinggal dua orang bapak-bapak yang duduk di bagian depan dan seorang ibu yang duduk dibagian paling belakang lagi mengisi pre test. Aku segera menuju meja panitia pengawas, mengisi absen, begitu juga dengan Mbak Anitra, lalu Kami berdua mengambil soal pre test untuk diisi, aku menuju ibu yang duduk di kursi paling belakang, karena cuman di meja itu yang tidak terisi tas ataupun leptop diatasnya.

Sambil mengisi soal pre test aku bertanya pada ibu di sebelahku "ini semua pada kemana yaa bu? Perasaan tadi pesertanya banyak."

"sebagian sudah selesai dan dibolehkan keluar dari ruangan kelas, dan akan kembali lagi ke kelas ini nanti jam 8 untuk menerima pengenalan materi" katanya lalu merapikan alat tulisnya dan mengambil lembar kertas yang telah dia isi untuk distor sama pengawas. "Duluan yaa" katanya berpamitan, rupanya dia sudah selesai. Aku menggangguk mengiyakan, tidak lama kemudian aku dan mbak Anitra sudah mengumpulkan hasil pre test kami.

Kami berjalan menuju kamar sambil menertawakan betapa konyol dan bodohnya hal kami lakukan tadi. Dalam hati aku meringis... Mbak Anitra nggak tau saja kalo saya sudah melakukan tiga kekonyolan sepanjang sore ini. Mengingat hal itu aku jadi ingat si cowok berkemaja putih, argh... semoga dia bukan termasuk peserta pelatihan mapel bahasa inggris atau at least bukan peserta yang terdaftar di kelas A.